Follow Us @soratemplates

Sunday, 26 June 2011

Sungguh, Aku Ingin Galau

19:05 4 Comments

Banyak orang mengeluh kalau dirinya galau. Pikiran tak tenang, hati gelisah, pokoknya hidup terasa kacau. Seakan galau itu adalah suatu bayang-bayang buruk. Komentar-komentar miring pun muncul kalau melihat atau mendengar ada orang yang galau. Hm, seburuk itukah galau?

Galau bukanlah hal yang buruk. Coba bayangkan bagaimana jadinya hidup kita kalau tidak pernah merasakan galau. Hidup terasa lempeng saja. Tidak pernah ada gejolak jiwa. Semua berjalan mengalir, semua berjalan baik-baik saja. Baguskah baik-baik saja itu? Hoho..., siapa bilang? Memangnya enak hidup tanpa ada riak? Pantai saja terlihat indah karena ada ombak yang menggulung. Mobil saja baru bisa berjalan jika ada roda yang berputar. Begitu pun dengan hidup kita.

Galau justru merupakan hal positif. Dengan adanya galau, hidup kita jadi lebih bervariasi. Dan dengan galau pula, kita akan menemukan suatu kebenaran. Lihat saja masa lalu. Rasulullah SAW juga mengalami galau hingga memutuskan menyendiri di gua Hira'. Justru dari kegalauan itulah, beliau menemukan petunjuk untuk mengubah umat-Nya. Begitu juga Nabi Ibrahim as. Beliau juga galau menemukan Tuhan yang sejati. Hingga Allah memberikannya hikmah berupa keimanan yang sangat berarti.

Ada contoh lain yang lebih simpel. Jika seorang siswa galau dengan ilmunya, dia tak akan pernah puas untuk terus mendalaminya. Rasa ingin tahu terhadap ilmu akan terus membuncah seiring dengan rasa galau yang terus bersemayam di kalbunya. Begitu juga untuk seorang penulis. Seorang penulis tak akan bisa menulis jika tidak ada kegalauan di hatinya. Dengan rasa galau itu, ide akan mengalir, dorongan hati untuk menulis akan lebih besar. Justru jika tidak ada rasa galau, kehendak hati yang ingin dia tuangkan dalam tulisan malah tidak tersalurkan. So, bukankah galau adalah hal yang baik?

Maka, tak masalah bagi saya jika suatu ketika hati saya harus galau. Saya justru sangat mengharapkan hati saya untuk senantiasa galau. Tentunya galau di sini haruslah galau yang diarahkan menuju hal yang positif. Karena dengan galau, diri akan terpicu untuk terus maju.

So, masih mengeluh karena galau?


Saturday, 25 June 2011

Rembulan Bersua Mentari

07:09 0 Comments

Rembulan enggan berpulang
Kepala batu
Menurunkan kelambu
Hembusan syahdu di ubun-ubun
Menyihir raga-raga terbujur

Mentari tergopoh-gopoh
Berlari mendaki bumi kokoh

"Pulang kau, Bulan
muliamu justru candu
lanjutkan saja lawatanmu
negeri asing siap menjamu
negeri ini bukan urusanmu"

"Bukan salahku
jika selendang malam candu
hingga warna pudar
karna mimpi tak kunjung henti berlayar"


Sudahi pertempuran mulut
Bukan kuasamu
Subuh mereka ada di tangan-Ku


Saturday, 18 June 2011

Radiologi Gastrointestinal

20:42 0 Comments

Dr. J.B. Prasodjo, dr, Sp.Rad


Saluran pencernaan :

1. Atas : mulut, gigi, faring, oesophagus, gaster, duodenum, jejenum, ileum

2. Bawah : colon ascendens, transversum, descenden, sigmoideum

Apa aja sih yang perlu diingat mengenai saluran pencernaan??

- Apakah retroperitoneal atau intraperitoneal

- Bagaimana vaskularisasinya

- Bagaimana mukosanya

Bentuk umum kelainan GIT

1. Ulkus : luka/tukak pada mukosa, bisa hanya di epitel, submukosa, muskularis bahkan sampai jebol/bolong

2. Diverticulum : penonjolan dari lumen usus ke tunika serosa menembus tunika muskularis

  1. Polip : penonjolan mukosa ke lumen usus (biasanya bertangkai)

OESOPHAGUS

Oesophagus dimulai dari oropharynx sampai sub diafragma

Bentuk kelainan oesophagus :

v Diverticulum zenker

· Sering terjadi

· Biasanya ada penonjolan lumen keluar di tempat antara orofaring dan oesophagus

· Efek samping : halitosis, muntah berbau

v Diverticel

· Defek ke arah luar lumen (additional defect)

· Gambar di kiri foto sinar X

· Gambar di kanan hasil dari endoskopi

v Oesophagitis

Gambaran: Mukosanya jadi keriting.

Oesophagitis terjadi karena reflux asam lambung naik ke dalam oesophagus. Akibatnya terjadi luka, iritasi sehingga terjadi inflamasi. Keadaan ini disebut reflux oesophagi.

Biasanya terjadi di bagian distal. Soalnya jarang banget sampe ke atas (kejauhan).

v Hernia oesophageal

Diperiksa dengan menggunakan barium.

Hernia ada 2,

- Externa (contoh : hernia inguinalis lateralis, hernia scrotalis)

- interna (contoh: hernia diafragmatica)

Termasuk hernia interna (hernia diafragmatica).

Bagian oesophagus yang seharusnya di bawah diafragma mengalami hernia naik ke atas diafragma.

Gambaran: ada penonjolan dari diafragma.

Terjadi pada kondisi seperti tekanan paru meningkat, diafgrama melemah, sehingga terjadi hernia kea rah dinding thorax.

v Strictura oesophag

Akibat adanya radang kronik. Oesophagus jadi menempel.

Gambaran: terjadi penyempitan di oesophagus

v Ca Oesopahgus

Gambaran:

- ada penonjolan, bukan polip. Kalo polip bertangkai.

- Penebalannya ireguler. Kelihatan hitam (massa).

- Terjadi penyempitan dari lumen oesophagus (karena massa itu tadi)

v Indentasi oleh Tumor Media Stinum

Penyempitan oesophagus bukan karena kelainan dinding/lumennya, tapi karena pendesakan dari organ luar, sehingga oesophagusnya terdesak ke belakang.

Misalnya pendesakan karena tumor media stinum.

v Angiofibroma

Pendesakannya oleh dinding oespohagus sendiri.

v Achalasia

Penyempitan dari oesophagus distal karena adanya penebalan otot.

Gambaran: Ditandai dengan penyempitan lumen oesophagus, ada gambaran besar hitam. Yang bagian bawah jadi kaku.

Bentuknya rat tile (ekor tikus).

v Spasme Oesophagus

Oesophagusnya kejang karena ototnya ada yang kelainan.

v Varises oesophagus

Diperiksa dengan menggunakan barium.

Kalo terjadi sirosis, bisa terjadi hipertensi porta. Vena porta dapat darah dari vena sentralis, vena gastrica dextra, oesophageal.

Akibatnya terjadi bendungan porta. Jika bendungan naik sampai plexus oesophagus terjadilah varises oesophagus.

Gambaran: terlihat bendungan yang naik ke plexus oesophagus.

Kalo bendungan itu pecah, terjadi muntah darah.

v Atresia Oesophagus

Merupakan kelainan bawaan. Oesophagus putus atau buntu. Kalo buntu, misal makan trus muntah. Ada juga yang udah masuk ke trachea dulu. Jadinya bisa masuk ke paru.

GASTER

Kelainan pada gaster:

v Ulcus

Terlihat luka di dinding gaster. Kalo untuk makan sakit, jadinya pasiennya sering ga makan.

v Gastritis

Kalo ada gastritis, sulcusnya jadi menyempit, soalnya dindingnya menebal (meradang).

v Bezoar

Gangguan pencernaan. Zat-zat yang tidak tercerna tertimbun di lambung.

DUODENUM

Duodenum letaknya retroperitoneal karena tidak punya alat penggantung.

Duodenum dibagi jadi 3 bagian.

v Ulcus Duodeni

Gambaran mukosa yang mengalami peradangan, lama-lama makin besar.

v Hiperplasia Limfoid

Sel limfoidnya meradang sehingga duodenum terlihat membesar dan lipatan-lipatan pada duodenumnya ga ada.

v Lymhoma

Keganasan lymphoid di luar dinding duodenum.

v Obstruksi Duodenum Congenital

Ada gambaran khas 2 bola hitam.

Jejenum dan Ileum jarang mengalami kelainan. Jadi di sini ga dihabas dulu.

COLON

Colon ascenden retroperitoneal. Colon tranversum intraperitoneal, colon descenden retroperitoneal.

v Colitis Ulcerosa

Mukosanya jadi berlubang-lubang. Luka ke dalam warnanya putih.

v Colitis Kronis

Ga terlihat incisura dan haustra.

v Pneumatosis coli

Ada gambaran udara di pinggir-pinggirnya.



Friday, 17 June 2011

Pengantar PK Pemeriksaan Tinja

22:40 0 Comments

Dr.Lilik


Pada keadaan normal, BAB sekitar 100 – 300 gram perhari. Frekuensinya bisa 3 kali sehari sampai 3 kali seminggu.

Komposisinya 60-70% air dan 10-20% substansi solid. Bisa berupa serat yang tidak tercerna atau sisa-sisa makanan.

Pada keadaan normal, feses bisa menunjukkan bentuk dan ukuran liang kolon.

Tapi kalau ada proses keganasan pada saluran cerna, bentuk feses yang dikeluarkan bisa terpengaruh.

Analisa feses dilakukan pada

- kasus keracunan,

- wabah kolera

- infeksi parasit,

- perdarahan pada saluran cerna (baik bagian atas maupun bawah). Ulkus peptikum biasanya diikuti perdarahan.

- kasus keganasan.

- Adanya sindrom malabsorbsi.

A. Pemeriksaan Makroskopis

Sebelum diperiksa, pasien harus diberi nasihat dulu. Antara lain:

­ jangan minum obat pencahar. Soalnya kalo minum obat pencahar, fesesnya nanti kayak orang diare

­ jangan minum preparat besi. Misalnya sangobion atau preparat besi pada ibu hamil. Soalnya tinja akan berwarna hitam. Keadaan ini normal.

­ obat antidiare. Fesesnya jadi kayak konstipasi. Trus bentuk fesesnya jadi kayak kotoran kambing (kecil, keras, kehitaman)

­ obat golongan tetrasiklin

­ barium. Untuk pemeriksaan radiologi

­ bismuth

­ minyak

­ magnesium

Sampel yang baik adalah sampel yang pagi hari. Misal diberi pengawet, bisa diberi bufferes gliserol saline.

Jika bawa sampel, bawa botol yang bersih dan tempat lebar. Soalnya tempat yang lebar memudahkan untuk mengambil sampel.

Cara mendapatkan sampel, jika pasien BABnya bagus bisa saat BAB spontan. Misal ada lendir darahnya, diambil yang ada lendir darahnya. Misal ga BAB spontan, bisa dengan anal swab. Tangannya masuk ke anal.

Pada pemeriksaan makroskopis, diambil ke cawan yang ada kelainan patologisnya. Misalnya lendir, darah, melena.

Yang diamati yaitu warna, bau, konsistensi, darah, lendir, kadang-kadang cacing (oxyuris vermicularis) pada anak-anak.

- Pada keadaan normal kuning coklat. Meskipun kadang perubahan warna juga bisa fisiologis.

- Bau ditentukan dengan indol, skatol, asam butirat. Pada kelainan traktus digestivus, adanya protein yang berlebihan menyebabkan pembusukan sehingga bau fesesnya berpengaruh.

- Konsistensi agak lunak dan bentuk seperti sosis. Pada keadaan normal, lendir tidak ada. Kalo ada lendir bisa mengindikasikan iritasi pada usus.

- Darah. Yang harus diperhatikan adalah darahnya keluar bersamaan dengan tinja atau setelah BAB.

Perlu ditanya juga warna darahnya. Kalau perdarahan traktus digestivus bagian atas, darah akan berwarna merah tua karena kontaminasi asam lambung.

Kalau kasus hemoroid, biasanya perdarahan setelah BAB dan warnanya merah segar. Sehingga makin ke bawah, perdarahannya makin segar.

- Perhatikan juga cacing

Hasil interpretasi

- Warna coklat/coklat tua/coklat tua sekali bisa karena beberapa hal:

o Pigmen empedu. Untuk mekanisme bagaimana pigmen empedu bisa menyebabkan feses jadi coklat baca sendiri di fisiologi ya..

o Terlalu lama kontaminasi dengan udara.

o Atau karena pasien mengonsumsi banyak daging dan kurang serat

Untuk warna lainnya, langsung liat di slide aja ya.

Pokoknya intinya warna feses itu bisa fisiologis karena makanan tertentu tapi bisa jadi patologis.

B. Pemeriksaan Mikroskopis

Yang diperhatikan: leukosit, eritrosit, Kristal (biasa pada sindrom malabsorbsi), sisa makanan, telur cacing

C. Pemeriksaan Darah Samar

Ada banyak metode. Tapi praktikum kita kali ini menggunakan metode benzidine.

Tujuannya untuk melihat perdarahan kecil.

Pasien diharapkan tidak mengonsumsi besi, vitamin c (misal dosisnya kebanyakan dan pasien yang ga tahan bisa terjadi perdarahan lambung), bromide, iodide, obat (misal obat yang mengiritasi lambung).

D. Pemeriksaan Bilirubin

Pada keadaan normal, di tinja tidak ditemukan bilirubin. Soalnya bilirubin sudah diubah menjadi urobilin.