Follow Us @soratemplates

Thursday, 24 July 2014

Dapat Apa?

"Kamu dapet apa di stase ini? Apa yang bisa kamu pelajari?" tanya seorang residen pada saya saat tadi menunggu operasi.

Saya pun mulai menjawab ini itu, satu demi satu. Residen itu pun menimpali, "Jangan dikira hanya melihat pasien begini kamu tidak belajar. Allah SWT itu punya ayat kauliyah dan ayat kauniyah. Di sinilah ayat kauniyah Allah SWT itu banyak tersembunyi. Jangan dikira 10 hari terakhir Ramadhanmu sia-sia karena banyak habis dengan pasien. Justru dengan banyak belajar dari pasien lah kamu merasa dekat sama Allah SWT," Saya pun manggut-manggut tanda mengerti.

Jujur saja, sebagai koas saya memang sering merasa capek. Terlepas dari masalah ikhlas, aktivitas dan rutinitas yang begitu saja memang mungkin cepat membuat lelah. Sayangnya, lelah itu akan menjadi bertambah-tambah ketika kita sama sekali tidak bisa menangkap hikmah.

Kebetulan saja saya menemukan salah satu firman Allah SWT.
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah) dan mereka mempunya telinga (tetapi) tidak digunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (Q.S. Al-A'raf: 179).
Rasanya, ayat itu tepat sekali dengan keadaan kami para koas. Kalau kami terlalu saklek dengan semua teori, jangan-jangan kami tidak benar-benar menggunakan hati, mata, dan telinga. Padahal, ada banyak ayat kauniyah yang Allah titipkan pada keadaan di depan kami.

Contoh sederhana adalah ketika pasien mengeluh kedinginan dan kita tahu bahwa thermoregulator di otaknya terganggu. Jika hanya saklek maka kita cuma akan edukasi untuk menyelimuti. Coba seandainya kita memahami kondisi penyakit pasien itu lalu bersyukur betapa Allah SWT memberikan pengaturan suhu yang luar biasa di otak kita. Andai tidak ada, betapa kita akan mudah kedinginan dan kepanasan.

Begitu juga contoh-contoh lainnya. Ketika manusia bisa mati hanya karena tersedak. Ketika manusia mati karena lidahnya tergigit. Ketika hidup dan mati hanyalah sebuah garis yang tak bisa kita prediksi. Bukankah Allah menitipkan ayat-ayatnya untuk hati, mata, dan telinga kita?

Hanya saja, apakah kita pandai untuk menangkap hikmahnya? Jika pandai, mungkin kita akan melalui hari dengan penuh kesyukuran. Tak akan ada kelelahan, tak akan ada penat. Semua ikhlas. Tapi bagaimana jika tidak? Hati mati, mata buta, telinga tuli. Seperti ayat di atas, tak ubahnya kita hanyalah manusia lengah. Dan parahnya, manusia lengah jauh lebih sesat dibandingkan para hewan ternak. Ada yang suka disamakan dengan hewan? Tentu tidak.

Maka, benar sepertinya pertanyaan residen pada saya pagi tadi. "Kamu dapat apa di stase ini?" Jangan-jangan saya lengah dan merasa tidak mendapat apa-apa hanya karena salah saya sendiri yang tidak membuka hati, mata, dan telinga. Naudzubillahimindzalik.





2 comments:

  1. Anonymous27 July, 2014

    seperti kata Hamka:
    hidup bila hanya sekedar hidup, monyet di hutan juga hidup.
    bekerja jika sekedar bekerja, babi juga bekerja.

    tmy

    ReplyDelete
  2. Yup, mari menghidupi hidup agar hidup menjadi lebih hidup

    ReplyDelete