Follow Us @soratemplates

Wednesday, 2 July 2014

You're My Friend

Ramadhan #4

Teman, apa arti teman bagi Anda? Satu demi satu pasti mahir mendefinisikannya. Dia bisa jadi orang yang sering menghabiskan waktu bersama. Dia orang yang selalu ada. Dia tempat menumpahkan suka duka, dan lain sebagainya. Bahkan mungkin teman sekedar sesederhana asal saling mengenal saja. Layaknya teman di social media yang sekedar add atau follow dan belum pernah tahu wujudnya.

Dengan luasnya definisi itu, semua orang tentunya punya banyak teman. Saya punya banyak teman, Anda, dan siapapun di dunia ini. Sayangnya, masih saja ada orang di dunia ini yang merasa dia tidak punya teman sama sekali. Kenapa?

Barangkali lingkaran pertemanan dibuatnya menjadi berlapis-lapis. Ada yang sekedar kenalan, ada yang masuk jadi teman sehari-hari, ada pula teman akrab, atau lebih lagi menjadi sahabat. Terlalu berlapis-lapisnya ikatan pertemanan ini bisa jadi membuat diri ini merasa tidak memiliki seorang teman. Padahal seorang kenalan bisa saja lantas menjadi seorang sahabat dalam sekejap. Begitu pula dengan lapisan-lapisan pertemanan lainnya.

Barangkali pula pertemanan dibuatnya menjadi berbatas waktu. Teman waktu SD, teman SMP, teman SMA, kuliah, kerja, dan seterusnya. Hingga merasa bahwa orang-orang saat ini yang menjadi temannya adalah orang yang kebetulan sedang berada di zona waktu yang sama dari fase hidupnya. Padahal bukankah seorang teman SD bisa dihubungi saat ini dan menjadi teman masa kini pula. Begitu pula untuk zona-zona waktu lainnya.

Maka, harusnya tak ada istilah tidak punya teman sama sekali. Barangkali karena kita terlalu menutup diri untuk membuat semua orang menjadi orang terdekat. Barangkali karena kita terlalu angkuh melupakan masa lalu dan hanya sibuk berkutat dengan masa kini.

Tak ada mantan teman, tak ada istilah hanya punya satu kawan. Cobalah membuka diri, maka akan ada banyak rekan-rekan yang kau dapati.



*untuk temanku yang merasa sendiri, bagaimanapun aku dan yang lain adalah temanmu





3 comments:

  1. Anonymous15 July, 2014

    Saya melihat pertemanan dalam beberapa fase:
    dimulai dari mengenal-memahami, bersenang-berhura-bersedih bersama, dan terakhir ini titik terbaik pertemanan berada dalam visi yang sama dan keinginan mewujudkan bersama.

    mengenal dan berhura bersama adalah fase paling dasar. Membuka diri masing-masing lalu berlanjut menghabiskan waktu bersama....ah ini fase yang terasa biasa buat saya. ber haha-hihi, lalu selesai begitu saja tanpa ada arah dan hasil yang ingin dituju bersama.

    Fase terbaik pertemanan adalah ketika pribadi2 yang sudah mengenal, memiliki visi yang sama dan bergerak untuk merealisasikannya. Tidaklah harus diwujudkan dengan selalu menghabiskan waktu bersama....

    Masing2 pribadi tersebut bisa saja memiliki kegiatan masing2,, namun mereka memiliki kesamaan visi yang harmonis, dan ketika itu terjadi, maka tahap bertemu dan berhaha-hihi akan menjadi lebih berkualitas. Mengapa?karena bertemu dan haha-hihi akan menjadi emulsi keakraban dan kehangatan.

    Contoh simpel, ketika pertemanan kemudian berlanjut dalam kesepakatan untuk mendirikan usaha bersama. Ada tujuan, visi, kebersamaan yang di dalamnya. Kehangatan dan kemauan untuk terus bertumbuh bersama.

    best,
    tmy

    ReplyDelete
  2. Benar juga, mungkin teman saya itu merasa tidak memiliki visi yang sama dengan orang-orang di sekitarnya sehingga merasa tidak memiliki seorang teman pun.

    Btw, ini komentarnya panjang sekali, bisa jadi tulisan tersendiri.
    Thank you...

    ReplyDelete
  3. Anonymous15 July, 2014

    Namun kesendirian juga belum tentu tidak baik.
    Aloneness and loneliness yaa isn't that bad.

    Kita bisa banyak merenung dengannya, namun yah kadang bisa jadi agak kurang waras...heuheuheu

    tmy

    ReplyDelete