Follow Us @soratemplates

Sunday 25 September 2011

Doa dan Dosa


Allah maha kuasa. Allah maha menentukan segalanya. Rasanya sudah hampir bosan saya mengatakan bahwa manusia hanya berhak berkehendak dan Allah lah yang menentukan. Tapi kali ini dalam kasus yang berbeda. Allah berkehendak dalam mengabulkan doa dan Allah berkehendak pula dalam menentukan suatu dosa.

Teman saya berkata, “Ada orang yang kalau berdoa sedikit saja, langsung dikabulkan. Tapi ada juga orang yang kalau salah sedikit aja, langsung ditegur sama Allah. Dan aku tergolong yang kedua.”

Mengapa bisa begitu? Lagi-lagi semata-mata ini adalah kehendak Allah.

Apakah selalu berdoa dan dikabulkan lebih baik daripada sedikit berdosa lantas ditegur? Menurut saya, tidak. Kedua hal itu justru sama-sama baik. Itu bukti bahwa Allah sejatinya sangat menyayangi hamba-Nya.
Allah mengabulkan doa hamba-Nya yang senantiasa mau merendah dan meminta pada-Nya. Sungguh ini merupakan bentuk kemurahan yang Allah berikan pada kita. Allah pasti tahu apa yang kita butuhkan, dan Allah pasti tahu apa yang terbaik yang harus Dia berikan pada kita.

Apakah yang berdoa dan tidak dikabulkan berarti tidak disayang Allah? Belum tentu. Karena bagaimanapun Allah memiliki rahasia yang akan berbuah manis pada saatnya. Bisa jadi Allah memenuhi permintaan kita dengan suatu hal yang lebih dari keinginan kita. Namun kita tidak menyadari kalau itu adalah salah satu bentuk pengabulan doa kita. Atau, Allah menyiapkan kemungkinan yang ketiga. Yaitu suatu bentuk rahmat yang akan diberikan di akhirat kelak. Ketika tak ada apa-apa lagi, setiap doa kita akan menjadi berkah sebagai bukti bahwa kita adalah hamba yang selalu bergantung pada-Nya.

Di lain sisi, Allah juga sering kali menegur hamba-Nya jika melakukan sedikit kesalahan. Hal ini juga menandakan bahwa Allah menyayangi kita. Allah tidak ingin kita melenceng dari jalan-Nya. Allah tidak ingn kita terperosok jauh dalam jurang salah dan dosa.

Apakah yang berdosa dan tidak ditegur berarti tidak disayang Allah? Belum tentu. Bisa jadi Allah telah menegur kita , tetapi kita tidak peka. Kita menganggap segala kesialan, keburukan, atau kemalangan kita semata-mata karena takdir saja. Tanpa pernah mereka-reka apakah itu adalah bentuk teguran dari yang Maha Kuasa.

Lalu, yang bagaimanakah yang bisa merasakan semuanya? Merasa menjadi hamba yang beruntung karena doanya selalu terkabul, merasa menjadi hamba yang beruntung pula karena selalu ditegur.

Kuncinya adalah hati. Jika hati bersih, maka hal yang tidak kasat mata ini akan tetap terlihat oleh mata hati kita. Kita akan mudah bersyukur dengan segala bentuk pengabulan doa. Kita akan mudah beristigfar dengan segala bentuk teguran dari Allah Ta’ala. Jika kita banyak bersyukur dan istigfar, hati kita pun akan menjadi makin bersih pula.

Yap, ibarat mata rantai yang tidak ada putusnya. Hati bersih sehingga banyak syukur dan istigfar. Banyak syukur dan istigfar sehingga hati bersih. Kita akan senantiasa merasa bahwa Allah menyayangi kita. Betapa nikmat jika kita termasuk orang-orang di dalamnya. So, mari membersihkan hati. Mari membuat hati kita selalu sadar. Dan mari menyadari bahwa Allah sejatinya sangat menyayangi kita.

No comments:

Post a Comment