Follow Us @soratemplates

Saturday 10 September 2011

Sungguh-sungguh Berhasil


Kalau Anda membaca Negeri 5 Menara, pasti tahu mantra ‘Man Jadda wa Jada’, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Rasanya, ini memang mantra yang biasa saja. Tapi, kalau diterapkan bisa menjadi mantra yang luar biasa.

Beberapa kasus terjadi karena adanya mantra ini. Ibarat orang amatir dan orang ahli yang pernah saya ceritakan dahulu. Orang amatir yang bersungguh-sungguh bukan tak mungkin akan menjadi orang ahli berikutnya. Sebaliknya, orang ahli yang berleha-leha dan tidak bersungguh-sungguh mengasah kemampuannya, bisa jadi justru menurun kemampuannya dan kalah dari orang yang semula amatir.

Segala hal bisa terjadi jika kita bersungguh-sungguh. Bahkan hal yang mustahil sekalipun. Contohnya kasus yang dialami para penemu. Dulu, menciptakan sebuah lampu adalah hal yang aneh dan rasanya  mustahil. Tapi ketika Thomas Alva Edison terus bersungguh-sungguh memperbaiki hasil percobaannya yang salah, ternyata dia mampu membuat lampu juga. Hingga akhirnya saat ini, lampu bukan menjadi hal yang asing dan sesuatu yang mustahil.

Sepertinya, hal ini sederhana saja. Semua juga pasti sudah tahu kalau siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Cuma masalahnya, bagaimanakah definisi bersungguh-sungguh itu?
Sekedar melakukan usaha, apakah sudah pantas dikatakan bersungguh-sungguh? Sebagai contoh ketika akan ujian dan berlajar dengan sistem kebut semalam. Lalu kita berdalih, “aku udah sungguh-sungguh belajar kok”. Hm, benarkah?

Seperti yang dikatakan dalam novel negeri 5 menara juga, kesungguhan juga harus dibuktikan dengan perjuangan. Ibaratnya seperti iman, yang diakui dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbutan.

Jika kita menginginkan sesuatu, hal yang pertama dilakukan adalah mengakuinya dalam hati. Artinya, kita membuat tubuh kita benar-benar menginginkannya. Kita seolah-oleh memberi dogma pada setiap sel tubuh kita untuk benar-benar menginginkan hal tersebut. Mulai dari hati yang terus merasa ingin meraihnya, dan juga pikiran yang berusaha mengatur cara untuk benar-benar mendapatkannya.

Yang tak kalah penting adalah mengucapkannya dengan lisan. Cara ini hampir sama dengan mengalirkan energy positif pada diri kita. Ilustrasi gampangnya seperti ketika kita berkata, ‘Subhanallah, hari ini indah banget’ secara tidak sadar selama menjalani hari pun kita akan terus merasakan keindahannya. Maka demikian juga. Jika kita terus mengucapkan keinginan kita, baik ketika membayangkan keinginan itu maupun dalam setiap doa kita, secara tidak sadar kita telah memiliki kekuatan ekstra untuk meraihnya.

Dan yang paling penting adalah mengamalkannya. Bagaimana keinginan yang menggebu-gebu akan terwujud kalau kita hanya bermimpi saja tanpa melakukan sesuatu. Maka, bergeraklah, amalkanlah. Bergerak pun bukan sekedar bergerak yang biasa. Jika benar-benar ingin, tak ada salahnya kita bergerak yang luar biasa pula. Misalnya, ketika ingin mendapat rangkin satu. Jika teman kita belajar 1 jam, hal yang wajar saja jika harus belajar 2 jam untuk mewujudkan keinginan tersebut.

So, apakah Anda menginginkan sesuatu? Akui, ucapkan, dan wujudkan. Jika kita bersungguh-sungguh, maka kita akan berhasil. Insya Allah…

7 comments:

  1. avi punya novelnya negri 5 menara?? aq pinjem dong, vi',, heheeee

    ReplyDelete
  2. oke...
    Main aja ke rumah vit.. :)

    ReplyDelete
  3. asik asik,, punya triloginya gak, vi'??

    ReplyDelete
  4. ada ranah 3 warna juga.. :)

    ReplyDelete
  5. asiiiiiiiikkk,,, ntar ya, vi',, aku akan muncul tiba2 di rumahmu,, hiihihi

    ReplyDelete