dr. Muthmainah
(Kyaaa…judulnya panjang nian… T.T)
Kerangka
konsep
Oke,
sesuai janji dr. Muth kemarin, kita lanjutkan membahas tentang kerangka konsep!
Sedikit
review,
Kerangka konsep itu
hubungan dari konsep-konsep atau variabel-variabel. Disebut juga kerangka
pemikiran.
Kerangka konsep itu
sifatnya abstrak. Jadi ga bisa diamati/diukur.
Misalnya: sehat (kan ga bisa diukur kan)
Makanya dibuat
variabel-varibel sehat.
Misalnya: tekanan
darah, denyut nadi, suhu, dll.
Dari varibel itu, ntar
dihubungin satu sama lain.
(contoh
bagan kerangka konsep langsung lihat di slide ya..)
Inget
lagi ni…
Kerangka konsep kan
diambil dari kerangka teori. Kerangka teori itu rangkuman dari tipus.
Jadi, semua tipus harus
masuk di kerangka konsep. Dan kerangka konsep ga mungkin tiba-tiba muncul tanpa
ada teorinya di tipus.
Dong???
Nah, kerangka konsep
itu buat dasar bikin hipotesis.
Hipotesis
Hipotesis
kerja/alternatif (Ha)
Meramalkan akibat
dari suatu sebab.
Contoh:
-
Jika
… maka …
-
…
lebih … daripada …
-
Ada
hubungan antara … dengan …
Hipotesis
nihil/nol (Ho)/statistik
Dibuat untuk menyatakan
-
Tidak
adanya perbedaan
-
Tidak
adanya hubungan
Contoh:
-
Tidak
ada hubungan antara … dengan …
-
Tidak
ada perbedaan antara… dengan …
Misal mau dibuat
hipotesis kerja ya tinggal diubah jadi
-
Ada
hubungan antara … dengan …
-
Ada
perbedaan antara … dengan …
Hipotesis
Satu Ekor
Arah hubungan antar
variabel udah jelas
Contoh:
-
Semakin…
maka semakin …
-
…
dapat menurunkan …
Kan
udah jelas sesuatu itu dapat menurunkan sesuatu. Atau kalau sesuatu itu akan
menyebabkan sesuatu.
Pokoknya,
sesuatu banget lah... :p
Hipotesis
Dua Ekor
Arah hubungan antar
variabelnya belum jelas
Contoh:
-
Ada
pengaruh … terhadap …
-
Ada
perbedaan antara … dengan …
-
Ada
hubungan … dengan …
Kan
ga jelas pengaruhnya gimana, perbedaannya apa, hubungannya gimana. Apakah
baik-baik saja?
Jangan-jangan
udah ga saling berhubungan? Putus?? Cerai???
Trus, kapan menggunakan
satu ekor atau dua ekor?
Tergantung sama teori
di tipus. Kalo udah bisa mendukung ke 1 ekor, ya 1 ekor. Kalo masih sebatas tau
hubungannya doang, ga tau itu menurunkan atau meningkatkan, ya pilih 2 ekor.
Liat juga varibel
luarnya. Misalnya: hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian asi. Kan kalo
dinalar, makin tau makin bagus juga cara pemberian asinya. Jadi bisa pake 1
ekor kan.
Tapi bisa aja, si ibu
sibuk atau asinya ga keluar, jadinya varibel ganggu deh. Ya udah, karena
variabelnya ga bisa dikendalikan, pilih 2 ekor.
Intinya, kalo variabel
luar bisa dikendalikan pilih 1 ekor.
Trus, ngapain sih harus
nentuin 1 ekor atau 2 ekor?
(daripada
bingung kan mending beli 1 kilo ya. Kalo ga habis dibawa pulang.. :p)
Ini mempengaruhi cara
pembacaan hasil uji statistik.
Misal ni, setelah kita lakukan
analisis dengan uji t, kita dapat t hitung. Ntar liat di tabel kan. Kalo t
hitung lebih besar dari t tabel, berarti Ha diterima alias Ho ditolak.
Kalo t hitung lebih
kecil dari t tabel, Ha ditolak dan Ho
diterima.
Untuk nilai t tabel itu
ntar beda antara 1 ekor sama 2 ekor. Jadi kan sangat mempengaruhi diterima atau
ga-nya Ha kita.
Kasihan
kan kalo Ha ditolak hanya gara-gara kita salah tabel. Kalo Ha patah hati trus
bunuh diri gimana coba? Mau tanggung jawab?
Cara merumuskan
hipotesis
-
Tentukan
variabel
-
Cari
teori
-
Hubungin
variabel berdasarkan teori
Kesalahan merumuskan
hipotesis
-
Kesalahan
tipe 1 (α): menolak Ho padahal Ho benar (kejaaam…
T.T)
-
Kesalahan
tipe 2 (β): menerima Ho padahal Ho salah (hm…,
nyogok ni kayaknya. Ups, suudzon...)
Variabel
Penelitian
Ada 3:
-
Variabel
bebas : mempengaruhi v.terikat
-
Variabel
terikat: nilainya berubah-ubah tergantung variabel bebas
-
Variabel
luar: di luar varibel bebas tapi bisa ikut-ikutan mempengaruhi variabel
terikat. So, variabel luar ini harus dikendalikan semaksimal mungkin.
Variabel luar ntar
dibedakan lagi jadi yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan.
Yang bisa dikendalikan
tu maksudnya bisa dibikin seragam. Misal: tikus dipilih yang jantan semua. Trus
dipilih berat badan yang mirip juga.
Kalo ga bisa
dikendalikan misalnya tingkat kesehatannya si tikus. Ya udah deh, kalo ga bisa
dikendalikan, kita pasrah aja. Serahkan segalanya pada yang kuasa.
Skala Pengukuran
Variabel
1.
Kategorik
: nominal & ordinal
2.
Numerik
: Interval & rasio
Gampangnya gini
|
Definisi
|
Peringkat
|
Batas interval jelas
|
Punya nilai nol
absolut
|
Nominal
|
V
|
|
|
|
Ordinal
|
|
V
|
|
|
Interval
|
|
V
|
V
|
|
Rasio
|
|
V
|
V
|
V
|
Nominal Cuma definisi.
Misal laki/perempuan. Kan ga ada peringkat laki lebih tinggi dari perempuan.
Atau interval laki dengan perempuan. Intinya cuma definisi aja. Mau laki atau
mau perempuan.
Misalnya juga nomor
punggung. Mau 1, 2, 3, dst itu juga nominal. Kan harus milih 1/2/3 dst.
Meskipun itu angka, kalau yang udah pasti-pasti gitu masuknya di nominal.
Ordinal udah mulai pake
peringkat. Misal tingkat status gizi. Ada gizi kurang, normal, obes. Berarti
udah ada peringkatnya kan. Tapi kan masih belum tau seberapa obesnya. Ada
interval berapa antara obes dengan normal, atau normal dengan gizi buruk.
Intinya, Cuma bisa dikatakan sesuatu lebih … daripada sesuatu (idiiih, sesuatu lagi… =,=’)
Interval selain tau
tingkatnya juga tau jarak alias intervalnya. Tapi dia ga punya nilai 0.
Misalnya suhu. Kan bisa suhu 100 derajat lebih panas daripada 75 derajat.
Intervalnya juga tau, terpaut 25 derajat. Trus misal ada suhu 0 derajat, nilai
0 tu bukan berarti ga punya suhu. Tapi emang nilai-nya 0. Intinya di ‘Interval’
itu nilai 0 tetap suatu ‘nilai’ bukan nilai absolute.
Rasio yang paling
komplit. Misal berat. Bisa dibandingin lebih berat atau lebih ringan. Bisa
ditentukan juga interval antara 30kg sama 20kg. Trus misal ada berat 0kg,
artinya dia memang ga punya berat. Intinya nilai 0 di sini absolute.
Kita tebak-tebakan soal
yang ada di slide ya…
Sama-sama kadar zat
tapi nyebut hasil penelitiannya dalam bentuk
-
Hitungan
Mg/dl : rasio
-
Sedang,
rendah, tinggi : ordinal
-
Normal,
tidak normal: nominal
Intinya, ga mesti
saklek kalo kadar zat itu mesti rasio. Liat-liat dulu di definisi
operasionalnya.
Definisi
Operasional Variabel
Artinya, kita ngasih
penjelasan tentang cara ukur dan cara memanipulasi variabel.
Trus kita ngasih juga,
skala variabelnya apa.
(untuk
contohnya langsung liat di slide aja ya…)
Definisi di sini beda
sama definisi di tipus lho.
Misal ni, varibelnya
pengetahuan ibu. Di tipus ada pengetahuan adalah bla..bla..bla..
Nah, di definisi
operasional varibel pengetahuan ibu tu bukan copy paste pengertian pengetahuan
tadi, tapi jelasin kaitannya dengan penelitian kita.
Misal yang dimaksud
pengetahuan ibu tu ibu tau ga cara memberikan ASI bla..bla..bla..
Kaidah pengukuran
variabel
1.
Objektif
Buat
ngurangi subjektifitas, bisa dengan pengukuran tersamar. Jadi pas mendata
boleh-boleh aja ada identitasnya. Tapi waktu ngukur, identitasnya ditutupi.
Termasuk mana yang control, mana yang dosisnya lebih rendah dsb. Ntar kalo udah
selesai ngukur baru diliat.
2.
Valid
:
o
bener-bener
yang emang harus diukur
o
alat
plus cara ngukurnya tepat
o
seberapa
penyimpangannya.
Misal
mau nimbang berat badan kok pake timbangan beras. Ya ga valid kan.
Trus
caranya, orang juga harus melepas sepatu dll. Kalo tetep dipake, apalagi sambil
bawa tas, kan juga jadi ga valid.
3.
Reliabel
Konstan, hasilnya tetap
sama/stabil. Meskipun orang sama pada waktu beda. Atau orang beda tapi waktu
sama.
Validitas itu
berdasarkan akurasi dan reliabel.
Kalo valid, pasti
reliable.
Tapi kalo reliable,
belum tentu valid. Harus diliat dulu akurat atau ga.
Makasih penjelasannya mbak....sangat membantu dengan tambahan bahasa2 yg dicetak italic (^_^)
ReplyDeleteTerima kasih kembali. Anak PD-UNS kah? Sukses ya.. :)
ReplyDeletemakasih shob, satu dua ekornya :P
ReplyDeletesama-sama.. terima kasih kembali sudah berkunjung.. :)
ReplyDeletehahaha,,ketawa sendiri di perpus baca tulisanya mb,,makasi,,salam kenal dari jogja..
ReplyDeletemakasih atas penjelasannya..
ReplyDeleteterima kasih atas kunjungannya... :)
ReplyDelete