Follow Us @soratemplates

Friday 4 November 2011

Kerangka konsep, Hipotesis, Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel


dr. Muthmainah
(Kyaaa…judulnya panjang nian… T.T)

Kerangka konsep
Oke, sesuai janji dr. Muth kemarin, kita lanjutkan membahas tentang kerangka konsep!
Sedikit review,
Kerangka konsep itu hubungan dari konsep-konsep atau variabel-variabel. Disebut juga kerangka pemikiran.

Kerangka konsep itu sifatnya abstrak. Jadi ga bisa diamati/diukur.
Misalnya: sehat (kan ga bisa diukur kan)
Makanya dibuat variabel-varibel sehat.
Misalnya: tekanan darah, denyut nadi, suhu, dll.
Dari varibel itu, ntar dihubungin satu sama lain.
(contoh bagan kerangka konsep langsung lihat di slide ya..)

Inget lagi ni…
Kerangka konsep kan diambil dari kerangka teori. Kerangka teori itu rangkuman dari tipus.
Jadi, semua tipus harus masuk di kerangka konsep. Dan kerangka konsep ga mungkin tiba-tiba muncul tanpa ada teorinya di tipus.
Dong???

Nah, kerangka konsep itu buat dasar bikin hipotesis.
Hipotesis
Hipotesis kerja/alternatif (Ha)
Meramalkan akibat dari suatu sebab.
Contoh:
-         Jika … maka …
-         … lebih … daripada …
-         Ada hubungan antara … dengan …

Hipotesis nihil/nol (Ho)/statistik
Dibuat untuk menyatakan
-         Tidak adanya perbedaan
-         Tidak adanya hubungan
Contoh:
-         Tidak ada hubungan antara … dengan …
-         Tidak ada perbedaan antara… dengan …
Misal mau dibuat hipotesis kerja ya tinggal diubah jadi
-         Ada hubungan antara … dengan …
-         Ada perbedaan antara … dengan …

Hipotesis Satu Ekor
Arah hubungan antar variabel udah jelas
Contoh:
-         Semakin… maka semakin …
-         … dapat menurunkan …
Kan udah jelas sesuatu itu dapat menurunkan sesuatu. Atau kalau sesuatu itu akan menyebabkan sesuatu.
Pokoknya, sesuatu banget lah... :p

Hipotesis Dua Ekor
Arah hubungan antar variabelnya belum jelas
Contoh:
-         Ada pengaruh … terhadap …
-         Ada perbedaan antara … dengan …
-         Ada hubungan … dengan …
Kan ga jelas pengaruhnya gimana, perbedaannya apa, hubungannya gimana. Apakah baik-baik saja?
Jangan-jangan udah ga saling berhubungan? Putus?? Cerai???

Trus, kapan menggunakan satu ekor atau dua ekor?
Tergantung sama teori di tipus. Kalo udah bisa mendukung ke 1 ekor, ya 1 ekor. Kalo masih sebatas tau hubungannya doang, ga tau itu menurunkan atau meningkatkan, ya pilih 2 ekor.

Liat juga varibel luarnya. Misalnya: hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian asi. Kan kalo dinalar, makin tau makin bagus juga cara pemberian asinya. Jadi bisa pake 1 ekor kan.
Tapi bisa aja, si ibu sibuk atau asinya ga keluar, jadinya varibel ganggu deh. Ya udah, karena variabelnya ga bisa dikendalikan, pilih 2 ekor.
Intinya, kalo variabel luar bisa dikendalikan pilih 1 ekor.

Trus, ngapain sih harus nentuin 1 ekor atau 2 ekor?
(daripada bingung kan mending beli 1 kilo ya. Kalo ga habis dibawa pulang.. :p)

Ini mempengaruhi cara pembacaan hasil uji statistik.
Misal ni, setelah kita lakukan analisis dengan uji t, kita dapat t hitung. Ntar liat di tabel kan. Kalo t hitung lebih besar dari t tabel, berarti Ha diterima alias Ho ditolak.
Kalo t hitung lebih kecil dari t tabel, Ha ditolak dan  Ho diterima.
Untuk nilai t tabel itu ntar beda antara 1 ekor sama 2 ekor. Jadi kan sangat mempengaruhi diterima atau ga-nya Ha kita.
Kasihan kan kalo Ha ditolak hanya gara-gara kita salah tabel. Kalo Ha patah hati trus bunuh diri gimana coba? Mau tanggung jawab?

Cara merumuskan hipotesis
-         Tentukan variabel
-         Cari teori
-         Hubungin variabel berdasarkan teori

Kesalahan merumuskan hipotesis
-         Kesalahan tipe 1 (α): menolak Ho padahal Ho benar (kejaaam… T.T)
-         Kesalahan tipe 2 (β): menerima Ho padahal Ho salah (hm…, nyogok ni kayaknya. Ups, suudzon...)

Variabel Penelitian
Ada 3:
-         Variabel bebas : mempengaruhi v.terikat
-         Variabel terikat: nilainya berubah-ubah tergantung variabel bebas
-         Variabel luar: di luar varibel bebas tapi bisa ikut-ikutan mempengaruhi variabel terikat. So, variabel luar ini harus dikendalikan semaksimal mungkin.

Variabel luar ntar dibedakan lagi jadi yang bisa dikendalikan dan tidak bisa dikendalikan.
Yang bisa dikendalikan tu maksudnya bisa dibikin seragam. Misal: tikus dipilih yang jantan semua. Trus dipilih berat badan yang mirip juga.
Kalo ga bisa dikendalikan misalnya tingkat kesehatannya si tikus. Ya udah deh, kalo ga bisa dikendalikan, kita pasrah aja. Serahkan segalanya pada yang kuasa.

Skala Pengukuran Variabel
1.       Kategorik : nominal & ordinal
2.       Numerik : Interval & rasio

Gampangnya gini

Definisi
Peringkat
Batas interval jelas
Punya nilai nol absolut
Nominal
V



Ordinal

V


Interval

V
V

Rasio

V
V
V

Nominal Cuma definisi. Misal laki/perempuan. Kan ga ada peringkat laki lebih tinggi dari perempuan. Atau interval laki dengan perempuan. Intinya cuma definisi aja. Mau laki atau mau perempuan.
Misalnya juga nomor punggung. Mau 1, 2, 3, dst itu juga nominal. Kan harus milih 1/2/3 dst. Meskipun itu angka, kalau yang udah pasti-pasti gitu masuknya di nominal.

Ordinal udah mulai pake peringkat. Misal tingkat status gizi. Ada gizi kurang, normal, obes. Berarti udah ada peringkatnya kan. Tapi kan masih belum tau seberapa obesnya. Ada interval berapa antara obes dengan normal, atau normal dengan gizi buruk. Intinya, Cuma bisa dikatakan sesuatu lebih … daripada sesuatu (idiiih, sesuatu lagi… =,=’)

Interval selain tau tingkatnya juga tau jarak alias intervalnya. Tapi dia ga punya nilai 0. Misalnya suhu. Kan bisa suhu 100 derajat lebih panas daripada 75 derajat. Intervalnya juga tau, terpaut 25 derajat. Trus misal ada suhu 0 derajat, nilai 0 tu bukan berarti ga punya suhu. Tapi emang nilai-nya 0. Intinya di ‘Interval’ itu nilai 0 tetap suatu ‘nilai’ bukan nilai absolute.

Rasio yang paling komplit. Misal berat. Bisa dibandingin lebih berat atau lebih ringan. Bisa ditentukan juga interval antara 30kg sama 20kg. Trus misal ada berat 0kg, artinya dia memang ga punya berat. Intinya nilai 0 di sini absolute.

Kita tebak-tebakan soal yang ada di slide ya…
Sama-sama kadar zat tapi nyebut hasil penelitiannya dalam bentuk
-         Hitungan Mg/dl : rasio
-         Sedang, rendah, tinggi : ordinal
-         Normal, tidak normal: nominal
Intinya, ga mesti saklek kalo kadar zat itu mesti rasio. Liat-liat dulu di definisi operasionalnya.


Definisi Operasional Variabel
Artinya, kita ngasih penjelasan tentang cara ukur dan cara memanipulasi variabel.
Trus kita ngasih juga, skala variabelnya apa.
(untuk contohnya langsung liat di slide aja ya…)

Definisi di sini beda sama definisi di tipus lho.
Misal ni, varibelnya pengetahuan ibu. Di tipus ada pengetahuan adalah bla..bla..bla..
Nah, di definisi operasional varibel pengetahuan ibu tu bukan copy paste pengertian pengetahuan tadi, tapi jelasin kaitannya dengan penelitian kita.
Misal yang dimaksud pengetahuan ibu tu ibu tau ga cara memberikan ASI bla..bla..bla..

Kaidah pengukuran variabel
1.       Objektif
Buat ngurangi subjektifitas, bisa dengan pengukuran tersamar. Jadi pas mendata boleh-boleh aja ada identitasnya. Tapi waktu ngukur, identitasnya ditutupi. Termasuk mana yang control, mana yang dosisnya lebih rendah dsb. Ntar kalo udah selesai ngukur baru diliat.
2.       Valid :
o   bener-bener yang emang harus diukur
o   alat plus cara ngukurnya tepat
o   seberapa penyimpangannya.
Misal mau nimbang berat badan kok pake timbangan beras. Ya ga valid kan.
Trus caranya, orang juga harus melepas sepatu dll. Kalo tetep dipake, apalagi sambil bawa tas, kan juga jadi ga valid.
3.       Reliabel
Konstan, hasilnya tetap sama/stabil. Meskipun orang sama pada waktu beda. Atau orang beda tapi waktu sama.

Validitas itu berdasarkan akurasi dan reliabel.
Kalo valid, pasti reliable.
Tapi kalo reliable, belum tentu valid. Harus diliat dulu akurat atau ga.








7 comments:

  1. Makasih penjelasannya mbak....sangat membantu dengan tambahan bahasa2 yg dicetak italic (^_^)

    ReplyDelete
  2. Terima kasih kembali. Anak PD-UNS kah? Sukses ya.. :)

    ReplyDelete
  3. makasih shob, satu dua ekornya :P

    ReplyDelete
  4. sama-sama.. terima kasih kembali sudah berkunjung.. :)

    ReplyDelete
  5. hahaha,,ketawa sendiri di perpus baca tulisanya mb,,makasi,,salam kenal dari jogja..

    ReplyDelete
  6. makasih atas penjelasannya..

    ReplyDelete
  7. terima kasih atas kunjungannya... :)

    ReplyDelete