Drs. Widardo
Sebelumnya maaf, di bagian awal
agak missed.
DISTRIBUSI NORMAL
Distribusi
normal biasanya kalau dalam pemilihan sampel dipilih secara random.
Data
biasanya kontinyu.
Misal
berat badan mahasiswa FK 2009. Ntar berat badan dan tinggi badan diukur semua.
Ntar dilihat yang paling tinggi berapa, paling rendah berapa.
Tapi
kalo data kategorikal/ordinal, biasanya ga dilakukan analisis distribusi.
Jadi
kalo kita lihat distribusi itu ada probabilitasnya, ada mean, standar deviasi.
Ada
rumusnya. Tapi cukup tahu aja. Ntar kita pake SPSS, mikrostat dll.
Distribusi
dikatakan normal jika ada mean, ada standar deviasi. Jadi dari sebarannya bisa
dilihat ada yang minimum, ada yang maksimum.
Sifat
distribusi normal.
-
Bentuk
tergantung mean dan standar deviasi.
Semakin tinggi standar deviasi,
kurva makin melebar.
-
Kalau
meannya beda, ‘tempat’-nya juga beda.
-
Nilai
mean, median, modus berhimpit (sama).
-
Kurva
simetris antara yang kiri dan kanan.
-
Fungsi
dibatasi n yang cukup besar, shg luas daerah di bawah kurva dan di atas garis,
nilainya stabil. Ini menunjukkan total populasi.
-
Makin
besar SD, kurva makin landai.
Makin kecil SD, makin lancip.
-
Luas
kurva merupakan probabilitas
Karena
perhitungan adalah integral normal, maka dibuat tabel probabilitas. (ntar langsung liat aja teman…)
Distribusi
yang normal, meannya di titik o. standar deviasi 1. Kalo ditranformasikan, ada
rumusnya.
Tranformasi
artinya luas dari x1 dan x2 sama dengan luas ditribusi normal z1 dan z2.
Sehingga
dari sini akan dibuat seperti tabel distribus normal yang standar.
(Kyaaa…ini ngomongin apa sih??
Maaf ya teman, berhubung tidak punya slidenya jadi ga bisa ngasih ilustrasinya)
Misal
z berapa, p probabilitas.
Ntar
di kolom-kolomnya diliat, ada yang negative ada postifif. Misal mau negative,
juga bisa dari positif dikurangi jumlah negative kita tadi.
(Pura-puranya udah punya slide. Silakan
diliat di slide ya teman…)
Nilai
alfa adalah luas sebelah kiri dari z alfa.
Luas
ini bisa merupakan presentase dari populasi.
Misal
0,80. Berarti ada 80% persen dari total populasi.
Jadi
alfa merupakan peluang antara 0-1. Kenapa? Soalnya total luas kurva kan 1
(100%).
Trus
kita lihat ke tabel.
Misal
z=0,017.
Kita
lihat z dulu. P-nya berapa? P-nya kita lihat
-2,1.
Ke atasnya 0,02.
Jadi
P-nya= -2,12.
Misal
dibalik P-nya.
P
untuk nilai z<0,75.
Kita
lihat 0,7. Trus lihat kolom ke 6 (soalnya mulainya dari 0 bukan 1, jadi no5 di
urutan kolom ke6). Di situ tulisannya 0,7734.
Jadi
luas di sebelah z<0,75 adalah 0,7734 atau jadinya 77,34% dari populasi.
Soal
lagi:
Luas
distribusi normal P>0.84.
Karena
luas total aja 1 berarti luas p>0,84 sama aja: 1 - nilai P dari 0,84 dari
tabel.
Ntar di slide ada contoh-contoh
soal gitu teman. Silakan belajar dari slide aja ya kalo udah ada.
Setiap
kita melakukan tes normality, misal kita pake komputer, jika p<0,01 berarti
sangat tidak normal distribusinya.
Biasanya
yang dpakai kalau p valuae>0,05 berarti distribusinya normal.
UJI T
Setelah
tahu distribusi normalnya, dilanjutkan dengan melakukan pengujian.
Bisa
uji T, anova, uji korelasi regresi. Soalnya datanya dalam bentuk data kontinyu
atau rasio.
Kalo
distribus normal, biasanya pake uji parametric.
T
Test ada untuk melihat perbedaan antar 2 kelompok data di mana perbedaanya dilihat
dari nilai mean.
Ada
2 jenis
1.
Pair
(berpasangan) maksudnya 1 kelompok dengan 2 perlakuan.
Disebut juga dependent T test.
Contohnya: tadi pagi diukur
berat badannya. Trus setelah puasa dilakukan pengukuran berat badan lagi.
Semacam pre test post test gitu.
2. Independent T test.
Membandingkan 2 kelompok yang berbeda.
Contohnya: 1 kelompok pake
metoda A, 1 kelompok pake metode B.
Intinya, subjeknya beda.
Masih ingat kuliah dr.Muth
tentang hipotesis?
Hipotesis
ada hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
Hipotesis
nol: tidak ada perbedaan blablabla
Hipotesis
alternative: ada perbedaan…
Perkara
menolak atau menerima H nol dilihat dari penghitungan dengan uji t ini.
Ho
diterima jika signifikan.
Kalo
signifikansi >0,05 berarti tidak ada perbedaan (Ho diterima).
Kalo
signifikansi <0,05 berarti ada perbedaan (Ho ditolak).
Makin
tinggi tingkat signifikansi, berarti sangat signifikan.
Biasanya
dalam analisis statistic misal ada 0,000 tu ditulisnya 0,001. Nol yang terakhir
diganti 1.
Jadi
urut-urutannya:
-
Penelitian
selesai
-
Lakukan
test of normality (kalo datanya kontinyu/rasio). Lihat distribusinya normal ga.
Kalo tidak signifikan,
distribusi dari sampel normal. Kalo normal, berarti kelompok itu homogen.
-
Lanjutkan
ke analisis parametric (seperti T test).
-
Lakukan
signifikansi
-
Simpulkan
menolak/menerima Ho
UJI ANOVA
Anova
singkatan dari analisis of variant.
Untuk
membandingkan lebih dari 2 kelompok.
Misalnya:
melihat perbedaan dosis obat yang paling efektif. Otomatis butuh banyak
kelompok.
Paling
mudah menggunakan program SPSS.
Hiks, maaf ya teman kalau
cakulnya makin geje… T.T
No comments:
Post a Comment