Follow Us @soratemplates

Thursday 24 November 2011

Berani Menulis Artikel #1




Itu adalah judul sebuah buku yang saya dapatkan beberapa minggu yang lalu. Dari judulnya saja sudah cukup menyindir saya. Ya, berani menulis artikel. Bagi saya yang masih berada di zona nyaman ‘asal tulis’ sungguh merasa tersindir. Di buku ini saya menemukan begitu banyak pelajaran. Kali ini, saya akan memaparkan intisari dari bab pertama saja.

Yang kita tahu, artikel adalah sebuah tulisan yang ada di koran, majalah, atau media massa lainnya. Apakah sebatas itu? Bagaimana membedakannya dengan berita pada umumnya?

Artikel cenderung merupakan sebuah tulisan atas nama pribadi. Di sana tercantum nama penulisnya karena memang artikel biasanya bersifat subjektif. Namun selain artikel, juga terdapat jenis tulisan yang bersifat subjektif pula seperti esai dan features. Ketiganya serupa tapi tak sama. Esai cenderung mirip dengan features, sedangkan esai/features memiliki beberapa ciri yang berbeda dengan artikel.

Persamaan dari ketiganya yaitu sama-sama bersifat subjektif dan berpeluang untuk mendatangkan pencerahan. Ketiganya sama-sama bermaksud untuk memaparkan suatu hal. Namun artikel lebih bersifat argumentatif, yaitu suatu pendapat dengan diikuti bukti-bukti atau dasar yang kuat, sedangkan esai/features lebih bersifat persuasive atau mengajak para pembaca.

Artikel cenderung berusaha untuk memaparkan persoalan actual dan berusaha untuk memecahkan persoalan tersebut. Tetapi esai/features tidak sampai seperti itu. Esai/features cenderung hanya menyajikan persoalan yang itupun bersifat fragmentaris.

Dari segi gaya bahasa pun berbeda. Artikel lebih terkesan bernada tegas, lugas, dan serius, sedangkan esai/features lebih sering menggunakan bahasa yang ringan, segar, dan terkesan akrab.
Dalam buku ini juga diceritakan bagaimana perkembangan jurnalisme dari masa lampau hingga masa kini untuk memudahkan pembaca memahami apa itu dunia jurnalistik. Namun definisi kata jurnalistik, publisistik, dan pers agaknya sedikit rancu dewasa ini. Untuk memahami jurnalisme masa kini tersebut, yang penting adalah kita tahu cirri-ciri utama dari sebuah komunikasi massa.

Komunikasi massa bersifat searah. Kita asal tulis aja, dan belum tentu semua orang akan memberikan feed back. Menunya beragam karena kita bisa menulis apapun yang kita mau. Sebarannya juga sangat luas. Kita bisa saja hanya menulis 1 artikel, tetapi ketika artikel kita dibaca orang lalu diceritakan ke orang lain, artinya informasi yang kita berikan dalam artikel tersebut telah menyebar pada orang lain. Jangkauan sebarannya ini dapat tidak terbatas. Tetapi sebuah komunikasi massa tentunya memiliki segmentasi tertentu dan terlembaga secara professional. Dengan segmentasi tersebut maka informasi akan sampai tepat sasaran serta terkesan lebih menarik, dan dengan adanya lembaga yang professional maka dapat membuat segmentasi tersebut tersusun secara baik.

Perkara selanjutnya adalah bagaimanakah suatu tulisan disebut sebagai media cetak. Apakah kumpulan tulisan saja lantas disebut sebagai media cetak? Dalam buku ini dipaparkan ragam media cetak berupa majalah, jurnal, koran, tabloid, serta buletin.

Dengan membaca artikel, publik sering terpengaruh terhadap isi artikel tersebut. Hal ini memang sangat mungkin terjadi karena artikel memiliki fungsi sebagai pembentuk opini publik. Beberapa tulisan dalam media massa yang bersifat opini dan dapat mempengaruhi opini public seperti tajuk, karikatur, pojok, artikel, kolom, maupun surat pembaca.

Di sinilah fungsi artikel itu berperan. Dengan membuat artikel, kita dapat menyampaikan opini kita yang bersifat subjektif. Dan dengan adanya media massa yang menampilkan artikel kita, maka opini kita bisa jadi mempengaruhi banyak orang sehingga terciptalah opini public. Inilah yang disebut efek jurnalisme., sebuah efek dahsyat yang muncul dari sebuah artikel opini dengan sebaran yang tak terbatas.

Maka, mari menulis artikel dan rasakan kedahsyatan jurnalisme yang mengusung opini kita.


Sumber: Berani Menulis Artikel karya Wahyu Utomo

4 comments:

  1. hoho . .saya juga disuruh menulis artikel tentang salah satu mata kuliah di jurusan saya trus dikirim ke media cetak.
    bingung gimana nulis karya ilmiah populer supaya bisa dimuat di media cetak, karena selama ini kalo mau nulis ya asal nulis aja.
    -.-
    *kasih tips donk mbak ramadhani*

    ReplyDelete
  2. hm, saya sendiri sedang dalam proses belajar untuk bisa membuat artikel dan dimuat di media massa.

    mudah-mudahan di buku tersebut ada tips yang pas. insya Allah akan saya posting berkala.

    ReplyDelete
  3. Personal branding juga ya mbak, hhe....

    http://asysya.blogspot.com/2011/12/contoh-personal-branding-via-blog-fb.html

    Kangennnnn mbak ^^

    ReplyDelete
  4. iya, bisa buat personal branding.
    Sip, ntar aku lihat blognya.
    Kangen juga.... Udah sibuk mesti. :)

    ReplyDelete