Iklan susu formula anak-anak memang lucu-lucu. Mulai dari bintang iklannya yang sudah menggemaskan, tingkah polah mereka yang ikut membuat geregetan, atau konsep iklannya yang memang terasa segar dan lucu. Barangkali ada yang tak akan lupa dengan polah seorang anak menari-nari sambil bernyanyi, atau ide anak-anak dalam berusaha menyelesaikan masalah yang dialaminya.
Salah satu ide unik anak tersebut
saya temukan di salah satu iklan susu. Seorang anak mengamati akuariumnya
terasa begitu kosong. Hanya ada air dan ikan. Lantas dia memasukkan
pernak-pernik kecil ke dalam akuarium tersebut. Tetapi, baginya masih terasa
kurang. Dia pun mengambil ipad dan mencari gambar-gambar terumbu karang.
Setelah menemukan yang cocok, diletakkanlah ipad itu sebagai background dari
akuarimnya.
Ada yang berbeda dari keunikan
anak-anak pada iklan tersebut jika dibandingkan dengan iklan anak-anak lainnya.
Di bagian akhir iklan, tertampil kata ‘NAKAL?’. Setelah itu, huruf ‘N’ dan ‘tanda
tanya’ dihapus sehingga tersisalah kata ‘AKAL’.
Kalau kita renungkan, batasan
anak nakal dan anak yang banyak akal memang begitu tipis layaknya sebuah huruf ‘N’
yang mengubah ‘AKAL’ menjadi ‘NAKAL’. Ada seorang anak yang bermain hingga
kotor. Sebagian orang tua mengatakan anaknya nakal karena hanya bikin kotor,
tapi orang tua lain bisa saja menganggap anaknya itu banyak akan dan dengan
enteng berkata “Berani kotor itu baik”.
Ya, batasannya memang begitu
tipis, tergantung interpretasi masing-masing orang. Benar-benar hanya terpaut
satu huruf saja yaitu huruf ‘N’. Selain contoh kata ‘AKAL’ dan ‘NAKAL’, saya
juga mendapatkan contoh kata lain yang cukup dipermainkan dengan kehadiran
huruf ‘N’ di sana.
Waktu itu adalah awal masuk saya
kuliah. Dalam sebuah acara OSPEK, ketua panitia mengatakan kata-kata ini, “PEMIMPIN
adalah PEMIMPI dengan huruf N”. Bayangkan! Hanya dengan huruf ‘N’ seorang
pemimpi telah menjadi seorang pemimpin.
Barangkali jaman dulu ketika
Soekarno beserta tokoh pemuda menggagas proklamasi, tindakan mereka dianggap
hanyalah sebuah mimpi. Bukan hal aneh jika mereka dianggap sebagai pemimpi, orang
yang benar-benar bermimpi agar Indonesia bisa merdeka. Tetapi, nyatanya mereka
tak sekedar pemimpi, melainkan juga pemimpin yang berhasil mewujudkan mimpinya.
Di sinilah keunikannya. Dari sini
kita dapat belajar untuk melihat sesuatu dengan lebih dekat, sedekat kita
mengamati adakah huruf ‘N’ yang menyertai seperti pada kedua contoh kata di
atas. Lihatlah, betapa sebuah huruf saja telah dapat mengubah makna.
Huruf ‘N’ pada kata ‘NAKAL’ dan ‘AKAL’
membedakan tindakan anak tersebut negatif atau positif. Seorang anak bisa saja sesungguhnya
bersikap untuk menunjukkan kecerdasan akalnya namun kita menganggapnya sebagai
sebuah kenakalan. Maka, lihatlah sedekat batasan huruf ‘N’.
Huruf ‘N’ pada kata ‘NAKAL’ dapat
kita buang sehingga berubah menjadi ‘AKAL’. Demikian pula sikap anak-anak.
Sikap anak-anak yang cenderung mengarah ke nakal dapat pula kita ubah. Kita
bisa mengontrol anak-anak kita dan membuang unsur-unsur negatif dari perilaku
anak-anak itu layaknya kita membuang huruf ‘N’ dari kata ‘NAKAL’. Dengan begitu
akan tersisa kata ‘AKAL’ yang merupakan gambaran perilaku positif dari anak
yang mencerminkan kecerdasan akalnya.
Begitu juga dalam konteks kata ‘PEMIMPIN’
dan ‘PEMIMPI’. Huruf ‘N’ pada kata ‘PEMIMPIN’ dan ‘PEMIMPI’ membedakan tingkah
laku seseorang sebagai hal yang positif atau justru mengkategorikannya sebagai
perilaku yang cenderung negatif. Seseorang bisa dianggap poisitif ketika dia
menjadi seorang pemimpin. Namun, bisa jadi orang itu akan dicap negatif ketika
dia menjadi pemimpi yang hanya bisa bermimpi. Maka, lihat dulu kedua kata itu
dengan lebih seksama, layaknya mengamati perbedaan tipis dari ada dan tidaknya
huruf ‘N’ di sana.
Huruf ‘N’ dapat kita tambahkan
pada kata ‘PEMIMPI’ sehingga berubah menjadi ‘PEMIMPIN’. Demikian pula sikap
seseorang. Seseorang yang cenderung terkesan hanya dapat bermimpi tanpa sebuah
realisasi dapat pula kita ubah. Kita bisa memotivasi orang tersebut untuk
segera bertindak, mewujudkan mimpinya melalui sebuah tindakan nyata dengan
sebuah persiapan yang nyata pula. Bahkan jika mimpi itu adalah hal yang
benar-benar baru sekalipun, kita tetap dapat mengubahnya dengan motivasi dan
tekad yag kuat untuk mewujudkannya. Dalam hal ini yang dibutuhkan hanyalah
menambahkan tindakan nyata pada mimpi itu layaknya kita menambahkan huruf ‘N’
pada kata ‘PEMIMPIN’. Dengan begitu akan muncul kata ‘PEMIMPIN’, seseorang yang
menjadi pelopor dari sebauh ide yang benar-benar baru tersebut.
Hanya dengan sebuah huruf saja, telah
terjadi perubahan makna yang sangat berbeda. Maka, mari kita melihat lebih
dekat. Barangkali sebuah keburukan dapat dengan mudah kita ubah menjadi hal
yang lebih baik, semudah menambah atau membuang sebuah huruf ‘N’.
jadi, Vi',, sebelum menjadi seorang pemimpin,, mulailah dengan menjadi pemimpi dulu yaaa,,
ReplyDeleteok,, mari kita bermimpi setinggi2 nya (gak ada slahnya to??), tapi lekaslah bangun untuk meraihnya,, betul begitu mbak avi??
Bisa begitu vit. Salah satunya bermimpi untuk menjadi pemimpin dulu. Hehe...
ReplyDeleteTanpa impian, manusia tidak punya daya juang je.. :)
Yap, betul betul..
Jangan terlalu asyik bermimpi, hingga tak bisa bangun lagi. (Terlanjur udah mati dan tidak terwujud sama sekali)
Vi',, aq mau sedikit curhat,, hehe
ReplyDeletesering yaa,, aq berangan2 ini ituu,, lalu aq berusaha dan optimis,, tapi ntah knp (atau hanya sugestiQ saja),, setiap apa yang aku optimiskan untuk berhasil malah terjadi sebaliknya,,
sedangkan yang tdk begitu ku fikirkan malah berhasil
gmn tu, vi',, malah jadi kebalikan
padahal sering nih aku baca buku yang menjelaskan,, kalu kita punya impian, maka kita harus think positif atas impian itu,, trus rasakan seakan2 kita sedang meraihnya dengan begitu bisa memacu untuk terus berusaha,, tapi knp dalam kehidupan ku terjadi sebaliknya, vi'?? hmmmm,, aq bingung
Hm, panjang nih vit kayanya. Tak jawab ntar diposing sendiri aja ya. Hehe...
ReplyDeleteokee,, siiiipp,,,
ReplyDelete