dr.
Ari Probandari
Kenapa
sih kita harus mencari literature?
·
Untuk tahap awal, buat ngecek ide kita itu
masih efisien dan etis ga.
Masalah penelitian yang
baik itu yang masih jarang atau belum pasti jawabannya. Misal udah pasti, ya
ngapain diteliti. Kan ga efisien.
Trus, misalnya udah banyak
yang neliti, kesannya juga ga etis. Udah banyak kok mau diteliti lagi. Ntar
malah dikira plagiat ide.
Makanya, kita cari
literature untuk cek ide kita banyak yang neliti atau ga.
·
Trus mengasah kejujuran.
Kita harus jujur kalau
penelitian itu sebenarnya udah ada. Masa kita mau ngarang-ngarang teori
sendiri.
·
Trus biar pertanyaan masalah kita itu lebih
tajam.
Rumusan masalah kan dalam
bentuk pertanyaan. Kalau masalah kita ini belum banyak diketahui jawabannya
alias belum banyak diteliti, pertanyaan masalah kita itu akan terasa ‘tajam’.
Seakan mengundang keingintahuan gitu lah.
·
Mencari penelitian sebelumnya untuk
menguatkan penelitian kita
Yah, itung-itung ada ‘temen’ yang udah
pernah neliti itu.
Sumber
literature itu dari mana aja?
1.
Artikel dari jurnal alias majalah ilmiah
2.
Majalah popular/koran.
3.
Tapi yang diambil harus berita yang sifatnya
fakta. Haram hukumnya ambil opini.
Misal: di Boyolali pada
bulan kemarin ada wabah antraks.
Nah, kalo ini boleh. Kan
justru menguatkan kalo kita neliti antraks masih cukup relevan karena baru aja
terjadi di Boyolali.
4.
Buku. Penting untuk menyusun tinjauan teori.
Soalnya buku isinya memang teori.
Kalo artikel jurnal kan
isinya hasil penelitain.
Ada juga sih jurnal yang
dijadikan tipus. Namanya artikel review. Maksudnya artikel yang mengkaji
beberapa jurnal hasil penelitian trus menarik kesimpulan. Kalo artikel review kayak
gini bisa dijadikan tipus.
Kalo yang jurnal hasil
penelitian murni biasanya digunakan untuk latar belakang masalah. Atau kalau
ntar udah laporan skripsi, digunakan buat membandingkan dengan hasil penelitian
kita.
5.
Literatur abu-abu. Maksudnya pustaka yang
tidak dipublikasikan. Misalnya laporan data kasus di puskesmas, atau data
program puskesmas. Data-data ini kan ga dipublikasikan. Tapi ini boleh.
Contoh lain hasil seminar,
skripsi, tesis, disertasi. Itu juga boleh dipake.
6.
Website. Tapi ga semua web bisa dipake.
Wikipedia ga boleh, soalnya ga bisa ditentukan validitasnya. Semua bisa ngedit.
Blog pribadi juga ga boleh.
Soalnya biasanya lebih banyak aspek opini.
7.
Komunikasi pribadi. Misalnya kita
email-emailan sama asisten menteri kesehatan. Tanya tentang program paling
update. Nah, ini boleh. Tapi syaratnya kita harus dapet ijin dari si asisten kalo
informasinya kita pake.
Gimana
cara cari literature?
1. Defining question
Kita mau nyari tentang apa.
Kalo ga jelas gitu, bisa-bisa cuma buang-buang waktu.
Dari pertanyaan yang udah
kita buat tadi, kita jadi punya kata kunci. Kata kunci itulah yang kita cari.
Misal: bagaimana cara
pengobatan TB? Gimana biar pasien TB patuh minum obat? Bisa ga diingetin lewat
HP?
Trus, kata kunci buat kita
cari bisa: pengobatan TB, kepatuhan berobat, TB, HP
2. Searching
Bisa lewat pubmed, google, google scholar.
Kalo
google biasa, kita akan nemu
segalanya tentang kata kunci kita tadi. Hasilnya buanyak buanget. Dari blog pun
bisa masuk.
Tapi
kalo pake google scholar (scholar.google.com),
hasil temuan akan lebih sistematis dan lebih sedikit. Grey literature biasanya
juga akan muncul di google scholar.
Makin
banyak kata kunci kita yang spesifik, jumlah literature yang kita dapat juga
akan lebih sedikit dan lebih mengerucut.
Jadi,
pinter-pinter cari kata kunci juga sih.
Cari
lain dengan masuk ke database jurnal. Kalo yang khusus kedokteran, bisa lewat pubmed (www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed). Cara
nyarinya?
-
Hampir sama kaya google. Ketik aja keyword
kita tadi.
-
Ntar pilih-pilih mana yang gratis, mana yang
harus bayar. Caranya? Liat di bagian kanan atas. Ntar ada tulisan all, free,
sama review.
Kalo yang gratis ya, pilih yang free itu. kalo mau buat
tipus, bisa ambil yang review itu.
-
Ada cari spesifik lagi untuk dapet kata
kunci baku. Pake MeSH database.
Litanya dari home pubmed tadi. Ntar di kolom bagian kana
nada tulisan MeSH database.
Trus caranya?
o
Misalkan kita ketik treatment compliance.
o
Nah ternyata muncul patient compliance.
Berarti yang baku tu sebenarnya kata kuncinya adalah patient compliance.
o
Kata kunci yang baku ini penting buat kata
kunci di abstrak ntar. Bagusnya tu kalo kata kunci di abstrak juga yang udah
standar.
o
Habis itu, liat di sebelah kanan. Ada
tulisan ‘AND’.
Kita pilih AND, untuk menggabungkan beberapa kata kunci.
Ada pilihan lain: OR dan NOT. Kaya diagram venn tu lho.
Kalo AND, berarti perpotongan dua-duanya.
Kalo OR, berarti bukan yang gabungan di tengah.
Kalo NOT, berarti yang A, tapi ga masuk di
tengah-tengah.
(Haish, ngomong apa
to ya aku ni…, mudah-mudahan ga bingung.)
o
Kalo udah nentuin and/or/not pilih ‘add to
search bulider’ buat nyari kata baku dari keyword kita.
o
Kalo udah semua, baru pilih ‘search pubmed’
Tips tambahan:
Kalau
bingung singular atau plural, pake aja tanda bintang. Missal: mobile phone*
Trus,
kalo misal jurnalnya bayar dan kita cuma bisa baca abstraknya doang, tetap bisa
dipake kok. Tapi ntar di daftar pustakanya dikasih keterangan kalo itu cuma
abstrak.
3. Skimming & Appraising
Kalo udah ketemu, kita baca
secara cepat dulu. Biar ga semua bahan yang ada kita baca atau kita simpan. Eh,
ga taunya ternyata ga penting-penting amat buat penelitian kita.
Kita liat valid ga
sumbernya. Tanggalnya juga dipertimbangkan, udah kadaluarsa belum.
Kita baca abstraknya. Biar
tahu secara garis besar isi jurnal itu.
Habis itu cari, kira-kira
apa yang kita buutuhkan ada ga di situ atau ga.
4. Indexing
Kalo udah ketemu yang valid
dan bener-bener butuh, disimpan yang rapi.
Bagusnya nyimpan berdasarkan jenisnya,
content abstraknya.
Ada beberapa software yang
direkomendasikan sama dr.ari.
Bisa pake mendeley atau
zotero.
Bagusnya lagi yang udah bisa
link ke word. Jadi kalo kita melakukan citation, ntar langsung masuk dapusnya
apa.
Teknisnya
kaya gimana, pelajari sendiri dulu ya…
5. Synthesizing & Presenting
Kalo udah, kita gunakan
literatur kita itu tadi di tulisan kita.
Tulisan kita itu harus dengan
kata-kata kita sendiri. Jadi, kita ngolah kalimat dari literature. Ga asal copy
paste.
Kalo satu kalimat aja
persis, itu udah termasuk plagiasi. Kecuali…., kalo kita ngasih kutipan.
Misalnya, definisi sesuatu.
Kalo ini kan memang harus saklek sama. Trus ntar diikuti dapusnya juga. Malah,
dikasih juga di halaman berapa.
Intinya, gunakan kata-kata
sendiri, kasih dapus. Jangan semua asal kutip.
Trus misalnya dalam 3
jurnal ada teori yang mirip-mirip. Kita bisa melakukan sintesis.
Maksudnya, ngrangkum ketiga
teori tersebut dalam bahasa kita sendiri. Ntar dapusnya dikasih 3 dapus jurnal
itu tadi.
Misalkan gini: penelitian
yang baik itu bla..bla..bla.. (Muthmainnah, 2011, Probandari 2011)
Artinya kalimat di atas itu
merupakan teori menurut dr.Muth dan dr.Ari yang udah kita gabungin.
Begitu
teman-teman….
terima kasih kembali sudah mau berkunjung :)
ReplyDeleteBermanfaat Sekali, Terima Kasih.
ReplyDelete