dr.
Muthmainnah
Apa itu penelitian?
Penelitian itu suatu usaha yang:
-
Sistematis
Maksudnya
mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampe pelaporan harus urut. Ga boleh
acak-acakan
-
Dapat dikomunikasikan
Suatu
penelitian harus ditulis laporannya, biar bisa dikomunikasikan dengan orang
lain
-
Dapat diuji oleh peneliti lain
Harusnya peneliti
itu melakukan langkah-langkahnya sesuai metodologi penelitian yang benar. Biar
peneliti lain bisa menguji penelitian kita.
JENIS
PENELITIAN
Menurut tujuannya
1. Eksploratif:
untuk menemukan sesuatu yang betul-betul baru.
Biasanya
peneliti bisa menemukan hal baru yang mengejutkan, tapi bisa juga malah ga
dapet apa-apa.
2. Pengembangan:
untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
Misal:
penelitian verbal X sudah diketahui manfaatnya untuk A.
Trus,
kita mengembangkan herbal X untuk B.
3. Verifikatif:
untuk menguji kebenaran pengetahuan yang sudah ada.
Contoh:
herbal X untuk A. Misal di penelitian sebelumnya X untuk A diuji secara biokimiawi.
Trus, kita tetep uji
X untuk A tapi dengan parameter lain. Atau misalnya dengan memberi dosis X yang
berbeda.
Menurut tingkat analisis:
1. Deskriptif:
hasilnya hanya berupa deskripsi/ gambaran dari subjek penelitiannya.
Tanpa
melakukan analisis maupun menarik kesimpulan yang bisa diberlakukan untuk umum.
Misal:
penelitian tentang pengetahuan ibu mengenai cara pemberian ASI.
2. Analitik:
tidak hanya mendeskripsikan, tapi juga
o
Melakukan analisis hasil penelitian
o
Menarik kesimpulan
o
Memberlakukan kesimpulan dari sampel yang
kita ambil untuk populasinya
Misal:
hubungan pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI dengan perilaku ibu dalam
memberikan ASI.
Kalo
yang ini ga cuma jelasin pengetahuan ibu kan, tapi juga menganalisis, ada
hubungan atau ga.
Menurut kegunaannya
1. Dasar:
hasilnya sebatas pada sumbangan teoritis pada ilmu pengetahuan. Belum bisa
digunakan untuk menyelesaikan masalah masyarakat.
Misal:
percobaan ekstrak X pada hewan.
2. Terapan:
udah bisa diterapkan untuk menyelesaikan masalah di masyarakat
Misal: efektifitas
pemberian obat X pada pasien di rumah sakit.
Menurut ada tidaknya perlakuan
1. Eksperimental:
peneliti memberi perlakuan/manipulasi pada objek penelitian.
Misal:
pengaruh herbal X pada kadar gula darah tikus putih model DM.
Di
penilitian ini kan si peneliti ngasih perlakuan berupa herbal X ke tikus putih.
So, disebutnya eksperimental.
2. Non-eksperimental
alias observasional: peneliti ga memberi perlakuan, tapi cuma mengamati aja.
Misal:
hubungan pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian ASI pada bayinya.
Kalo ini kan cuma
mengamati aja kan, ga ngasih perlakuan apa-apa.
Trus, penelitian eksperimental ini masih
dibagi lagi
1. Eksperimental
murni: semua variabel bebas bisa dikendalikan peneliti.
2. Eksperimental
kuasi: hanya sebagian variabel bebas yang bisa dikendalikan oleh peneliti.
Bingung
bayanginnya? Ntar juga tahu sendiri. (Gitu kata dr.muth) So, aal izz well…
Menurut aspek pendekatannya
1. Tranversal:
peneliti hanya mengamati sekali aja. Entah itu variabel bebas atau variabel
terikat. Trus ngliat kedua variabelnya itu di saat yang sama.
Disebut
juga penelitian cross sectional.
2. Longitudinal:
peneliti mengamati berkali-kali.
Bisa
penelitian case control: melihatnya secara retrospektif (ke belakang)
Atau
penelitian cohort: melihatnya secara prospektif (ke depan).
Ntar
deh, kapan-kapan dijelasin lebih lanjut…
Intermezzo…
Udah
tau variabel itu apaan kan?
Variabel tu sesuatu yang nilainya
bervariasi.
Ada variabel terikat, ada juga variabel
bebas.
Menurut populasi subjek
1. Laboratorik/biomedik:
populasinya berupa individu yang ada di lab. Bisa hewan coba, kuman, kultur
sel.
Penelitian
ini menurut kegunaannya termasuk penelitian dasar.
Kalo
menurut ada tidaknya perlakuan, biasanya termasuk penelitian eksperimental
murni.
2. Epidemiologik/komunitas:
populasinya berupa komunitas/masyarakat.
Biasanya
membahas masalah kesehatan dengan pendekatan komunitas.
3. Klinik:
populasinya individu yang dikaitkan dengan kasus klinik.
Biasanya
aspek preventif, kuratif, rehabilitatif
Misal:
efektifitas suatu obat pada tahap prapasar maupun pascapasar.
Pra
pasar berarti sebelum obat diedarkan. Trus pasca-pasar berarti kalo udah
disebarluaskan baru dilakukan penelitian lagi.
Trus dilihat ada ga
efek samping yang timbul setelah sekian lama pemasaran.
Oke,
‘menurut-menurut’-nya udah selesai.
Sekarang kita lanjut ke…
LANGKAH
METODOLOGI PENELITIAN
1.
Masalah
Penelitian
Muncul jika ada kesenjangan antara teori
dengan kenyataan.
Bisa karena
-
Hubungan sebab akibat belum jelas
-
Metode pemecahan masalah belum ada
-
Ciri masalah belum tau
Misal: penelitian pengaruh herbal x dalam
menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM.
Pertama, masalahnya kita buat : apakah
herbal x dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM?
Kesenjangannya, bisa karena belum dibuktikannya
hubungan sebab akibat antara herbal x dengan penurunan kadar gula darah.
Misal di teori diketahui kalau di herbal x
ada zat-zat tertentu yang bisa menurunkan kadar gula. Tapi belum tau, apakah
benar zat dalam herbal x-nya itu bisa menurunkan kadar gula darah tikus putih
model DM.
So, kesenjangannya adalah karena belum
diketahuinya hubungan sebab akibat.
Sebabnya: herbal x mengandung zat-zat yang
bisa menurunkan gula darah.
Akibatnya: sesuatu yang kita teliti.
Karena belum jelas, maka bisa dijadikan
sebagai masalah penelitian.
Masalah itu ga akan datang dengan
sendirinya, tapi harus dicari.
So,
ayo jadi orang yang suka mencari masalah! ^^V
Padahal, tiap orang punya kepekaan berbeda
dalam menentukan masalah. Bisa aja si A langsung dapet masalah, tapi si B susah
banget nyari masalah (anak baik-baik kali
ya…).
Tapi, jadi pembuat masalah itu bisa dilatih
kok.
Bukan dengan ‘mengadu domba’, tapi
-
rajin-rajin ke perpus (bukan cuma buat ngadem)
-
browsing (bukan cuma buat facebookan/ngaskus),
-
datang ke simpo (bukan cuma buat mejeng)
-
observasi ke lapangan (bukan cuma buat cuci mata)
tapi….
Baca-baca jurnal! Kenapa?
Soalnya di bagian belakang jurnal biasanya
ada saran buat penelitian. Kalau kita mentok banget ga punya ide, lakukan saja
saran penelitian dari jurnal itu.
Makaten
rencang-rencang PD09 sekalian…
2. Menyusun Latar Belakang
Masalah
Isi dari latar belakang masalah itu:
-
Alasan kenapa kita milih masalah itu (tapi jangan ditulis karena udah mentok dan
ga ada ide lagi lho ya…)
-
Teori yang mendukung kita untuk melakukan
penelitian masalah itu
Rambu-rambunya misal kaya gini
-
Mulai dari kejadian di dunia, di asia, asia
tenggara, Indonesia (pokoknya gitu terus,
mulai dari dunia sampe yang terkecil)
-
Trus komplikasi/bahaya penyakitnya (intinya nakut-nakutin kalau itu emang urgent
banget)
-
Penatalaksanaan yang udah ada
-
Trus penatalaksanaan yang sekiranya lebih
baik
-
Habis itu kita promosi deh kalau di skripsi
kita, kita mau neliti kalau ada yang lebih baik dari yang udah biasanya
dilakukan.
Kurang
lebihnya begitu teman…
3. Merumuskan Masalah
Penelitian
-
Bentuknya kalimat pertanyaan. Ga harus sih.
Tapi biasanya kalau kalimat tanya jadi lebih jelas.
-
Trus, menyebutkan hubungan variabel bebas
dan terikat. Apalagi kalo penelitiannya eksperimental dan analitik. Wajib!
-
Masalah kita juga harus bisa diuji secara
empiris (bisa diamati dan diukur). Maksudnya, bukan hal-hal yang metafisik. Kan ga bisa mengamati dan mengukur hubungan
banyaknya genderuwo yang bergentayangan di FK dibandingkan dengan tingkat
kerajinan PD09 datang asistensian anatomi.
-
Memungkinkan untuk diteliti (fisibel).
Misalnya kita pingin keren, pesen bahan dari luar negeri selama berbulan-bulan.
Padahal setahun aja udah harus lulus. Mending, yang simpel aja lah…
-
Ada manfaat teoritis dan aplikatif, plus
orisinal
Contoh: mau meneliti herbal x menurunkan
kadar gula darah tikus putih model DM.
Rumusan masalahnya bisa: apakah herbal x
dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM?
Let’s
analyze…
-
Ditulis dalam bentuk pertanyaan
-
Trus ngasih hubungan antara variabel bebas
(herbal x) dengan variabel terikat (kadar gula darah)
-
Variabel bisa diobservasi, bisa diukur
-
Fisibel (herbal x mudah didapat, kadar gula
darah juga gampang diperiksa)
Penting ni, hati-hati milih diksi!
Kan bisa aja kita nulis ‘apakah herbal x berpengaruh
bla.. bla..’ dan bukan ‘apakah herbal x dapat menurunkan bla..bla..’
So, kapan kita pake berpengaruh atau
menurunkan?
Itu tergantung latar belakangnya, kawan…
Misal latar belakang kita ternyata herbal x
sudah diketahui secara teori bisa menurunkan, ya kita pake menurunkan.
Kalo belum pasti, ya kita pake berpengaruh.
Kalo observasional, biasanya pake kata
‘pengaruh’, belum bisa dengan kata-kata ‘meningkatkan atau menurunkan’.
Tapi, balik lagi. Ini tergantung latar
belakang kita didukung teori kuat atau ga.
4. Menentukan Judul
Penelitian
-
Jelas, singkat, informatif, menarik
-
Lengkap
-
Pake terminology yang sesuai dengan
penelitian
Kalau
eksperimental : pengaruh, efek
Kalo
observasional : hubungan, gambaran
-
Nentuin judul itu setelah nentuin rumusan
masalah
Contoh:
Tadi rumusan masalahnya kan ‘apakah herbal
x dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM?’
Berhubung eksperimental, jadinya judulnya: pengaruh
herbal x dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM.
Sebenarnya, membuat judul juga ada seninya
(hm.., seorang dokter juga seniman lho… J)
Kalo waktu nulis proposal, kita nulis
judulnya pengaruh herbal x bla..bla..bla..
Tapi kalo udah mau dipublikasi, bisa
diganti ‘efek hipoglikemik herbal x terhadap kadar gula darah tikus putih model
DM’
Biar
lebih eye catching gitu…
Ada rambu-rambu khusus ni, kita ntar
judulnya jangan lebih dari 15 kata. Yah..,
itung-itung irit tinta lah..
5. Menentukan Tujuan
Penelitian
Bisa jadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan khususnya itu penjabaran dari tujuan umum. Tapi sebenarnya ga harus
gitu. Cukup tujuan penelitian gitu aja.
Tujuan disusun berdasarkan rumusan masalah.
Misal masalah: apakah herbal x dapat bla..bla..
Tujuan: untuk mengetahui pengaruh
herbal x dalam bla..bla..
6. Kegunaan Penelitian
Manfaat itu bisa dilihat dari teroritis
(bagi ilmu pengetahuan) atau aplikatif (bagi masyarakat).
Jadi, kalo diterapkan di masalah kita tadi,
bisa jadi gini:
Teoritis: memberikan sumbangan pengetahuan
mengenai bla..bla..
Aplikatif: memberi informasi pada
masyarakat mengenai bla..bla..
7. Tinjauan Pustaka
-
Mutakhir. Maksimaaal banget 10 tahun
terakhir. Paling ga 5 tahun terakhir lah
-
Nulisnya bisa mulai dari
variabel-variabelnya.
Misal:
tadi kan pengaruh herbal x dalam menurunkan kadar gula darah tikus
putih model DM.
Ya
udah, kita jelasin aja masing-masing.
o
Variabel bebas: herbal x
o
Variabel terikat : kadar gula darah
o
Hubungan variabel : DM.
o
Ditambah tikus putih model DM-nya.
-
Sumber lebih valid kalo tertulis macam
buku/jurnal gitu
-
Kasih sumber pustaka! Bisa pake sistem
Vancouver (urut nomor) atau sistem Harvard (nama tahun).
Kalo
buat skripsi di UNS, pakenya sistem Harvard.
-
Haram hukumnya ngasih opini pribadi kita.
So,
harus banyak baca biar dapat banyak tipus.
-
Kalo udah selesai, tipus-nya ini dirangkum
jadi ‘kerangka teori’
-
Dari kerangka teori, dikembangkan jadi
‘kerangka konsep’. Maksudnya hubungan dari konsep-konsep atau variabel-variabel
penelitian kita. ini didasarkan pada tipus kita.
Jadi bedanya, kalo kerangka teori cuma
ngrangkum. Kalo kerangka konsep, selain berdasarkan teori di tipus, kita juga
udah menghubungkan variabelnya. Jadi udah keliatan jelas kaitannya.
Dari kerangka konsep, ntar bisa dibuat
hipotesis.
Contohnya:
Kerangka teori:
-
rangkum teori herbal x menurunkan kadar
gula darah. Gimana mekanismenya, gambarkan.
-
rangkum kadar gula darah tikus putih model
DM. Tikus putih kan diberi zat penginduksi biar jadi model DM. Nah, zat
penginduksinya itu kan bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Lha, kita
gambarkan gimana mekanisme kok zat itu bisa meningkatkan kadar gula darah.
Berarti kan udah ada 2 poin tu. Mekanisme
herbal x menurunkan, sama mekanisme zat penginduksi menyebabkan peningkatan.
Trus…
Kerangka konsep tinggal menghubungkan kedua
mekanisme itu dalam bentuk skema.
Bingung???
Insya
Allah lanjut di pertemuan berikutnya.
Apanya
yang lanjut ni?
Bingungnya?
Atau
kerangka teori+konsepnya?
DUA-DUANYA!!!
No comments:
Post a Comment