Follow Us @soratemplates

Tuesday 1 November 2011

PENELITIAN DAN LANGKAH-LANGKAH METODOLOGIS



dr. Muthmainnah

Apa itu penelitian?
Penelitian itu suatu usaha yang:
-          Sistematis
Maksudnya mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampe pelaporan harus urut. Ga boleh acak-acakan
-          Dapat dikomunikasikan
Suatu penelitian harus ditulis laporannya, biar bisa dikomunikasikan dengan orang lain
-          Dapat diuji oleh peneliti lain
Harusnya peneliti itu melakukan langkah-langkahnya sesuai metodologi penelitian yang benar. Biar peneliti lain bisa menguji penelitian kita.

JENIS PENELITIAN
Menurut tujuannya
1.       Eksploratif: untuk menemukan sesuatu yang betul-betul baru.
Biasanya peneliti bisa menemukan hal baru yang mengejutkan, tapi bisa juga malah ga dapet apa-apa.
2.       Pengembangan: untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
Misal: penelitian verbal X sudah diketahui manfaatnya untuk A.
Trus, kita mengembangkan herbal X untuk B.
3.      Verifikatif: untuk menguji kebenaran pengetahuan yang sudah ada.
Contoh: herbal X untuk A. Misal di penelitian sebelumnya X untuk A diuji secara biokimiawi.
Trus, kita tetep uji X untuk A tapi dengan parameter lain. Atau misalnya dengan memberi dosis X yang berbeda.

Menurut tingkat analisis:
1.       Deskriptif: hasilnya hanya berupa deskripsi/ gambaran dari subjek penelitiannya.
Tanpa melakukan analisis maupun menarik kesimpulan yang bisa diberlakukan untuk umum.
Misal: penelitian tentang pengetahuan ibu mengenai cara pemberian ASI.
2.       Analitik: tidak hanya mendeskripsikan, tapi juga
o   Melakukan analisis hasil penelitian
o   Menarik kesimpulan
o   Memberlakukan kesimpulan dari sampel yang kita ambil untuk populasinya
Misal: hubungan pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI.
Kalo yang ini ga cuma jelasin pengetahuan ibu kan, tapi juga menganalisis, ada hubungan atau ga.

Menurut kegunaannya
1.       Dasar: hasilnya sebatas pada sumbangan teoritis pada ilmu pengetahuan. Belum bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah masyarakat.
Misal: percobaan ekstrak X pada hewan.
2.       Terapan: udah bisa diterapkan untuk menyelesaikan masalah di masyarakat
Misal: efektifitas pemberian obat X pada pasien di rumah sakit.

Menurut ada tidaknya perlakuan
1.       Eksperimental: peneliti memberi perlakuan/manipulasi pada objek penelitian.
Misal: pengaruh herbal X pada kadar gula darah tikus putih model DM.
Di penilitian ini kan si peneliti ngasih perlakuan berupa herbal X ke tikus putih. So, disebutnya eksperimental.
2.       Non-eksperimental alias observasional: peneliti ga memberi perlakuan, tapi cuma mengamati aja.
Misal: hubungan pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian ASI pada bayinya.
Kalo ini kan cuma mengamati aja kan, ga ngasih perlakuan apa-apa.

Trus, penelitian eksperimental ini masih dibagi lagi
1.       Eksperimental murni: semua variabel bebas bisa dikendalikan peneliti.
2.       Eksperimental kuasi: hanya sebagian variabel bebas yang bisa dikendalikan oleh peneliti.
Bingung bayanginnya? Ntar juga tahu sendiri. (Gitu kata dr.muth) So, aal izz well…

Menurut aspek pendekatannya
1.       Tranversal: peneliti hanya mengamati sekali aja. Entah itu variabel bebas atau variabel terikat. Trus ngliat kedua variabelnya  itu di saat yang sama.
Disebut juga penelitian cross sectional.
2.       Longitudinal: peneliti mengamati berkali-kali.
Bisa penelitian case control: melihatnya secara retrospektif (ke belakang)
Atau penelitian cohort: melihatnya secara prospektif (ke depan).
Ntar deh, kapan-kapan dijelasin lebih lanjut…

Intermezzo…
Udah tau variabel itu apaan kan?
Variabel tu sesuatu yang nilainya bervariasi.
Ada variabel terikat, ada juga variabel bebas.

Menurut populasi subjek
1.       Laboratorik/biomedik: populasinya berupa individu yang ada di lab. Bisa hewan coba, kuman, kultur sel.
Penelitian ini menurut kegunaannya termasuk penelitian dasar.
Kalo menurut ada tidaknya perlakuan, biasanya termasuk penelitian eksperimental murni.
2.       Epidemiologik/komunitas: populasinya berupa komunitas/masyarakat.
Biasanya membahas masalah kesehatan dengan pendekatan komunitas.
3.      Klinik: populasinya individu yang dikaitkan dengan kasus klinik.
Biasanya aspek preventif, kuratif, rehabilitatif
Misal: efektifitas suatu obat pada tahap prapasar maupun pascapasar.
Pra pasar berarti sebelum obat diedarkan. Trus pasca-pasar berarti kalo udah disebarluaskan baru dilakukan penelitian lagi.
Trus dilihat ada ga efek samping yang timbul setelah sekian lama pemasaran.

Oke, ‘menurut-menurut’-nya udah selesai.
 Sekarang kita lanjut ke…

LANGKAH METODOLOGI PENELITIAN
1.        Masalah Penelitian
Muncul jika ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan.
Bisa karena
-          Hubungan sebab akibat belum jelas
-          Metode pemecahan masalah belum ada
-          Ciri masalah belum tau

Misal: penelitian pengaruh herbal x dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM.
Pertama, masalahnya kita buat : apakah herbal x dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM?
Kesenjangannya, bisa karena belum dibuktikannya hubungan sebab akibat antara herbal x dengan penurunan kadar gula darah.
Misal di teori diketahui kalau di herbal x ada zat-zat tertentu yang bisa menurunkan kadar gula. Tapi belum tau, apakah benar zat dalam herbal x-nya itu bisa menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM.
So, kesenjangannya adalah karena belum diketahuinya hubungan sebab akibat.
Sebabnya: herbal x mengandung zat-zat yang bisa menurunkan gula darah.
Akibatnya: sesuatu yang kita teliti.
Karena belum jelas, maka bisa dijadikan sebagai masalah penelitian.

Masalah itu ga akan datang dengan sendirinya, tapi harus dicari.
So, ayo jadi orang yang suka mencari masalah! ^^V

Padahal, tiap orang punya kepekaan berbeda dalam menentukan masalah. Bisa aja si A langsung dapet masalah, tapi si B susah banget nyari masalah (anak baik-baik kali ya…).
Tapi, jadi pembuat masalah itu bisa dilatih kok.
Bukan dengan ‘mengadu domba’, tapi
-          rajin-rajin ke perpus (bukan cuma buat ngadem)
-          browsing (bukan cuma buat facebookan/ngaskus),
-          datang ke simpo (bukan cuma buat mejeng)
-          observasi ke lapangan (bukan cuma buat cuci mata)
tapi….
Baca-baca jurnal! Kenapa?
Soalnya di bagian belakang jurnal biasanya ada saran buat penelitian. Kalau kita mentok banget ga punya ide, lakukan saja saran penelitian dari jurnal itu.
Makaten rencang-rencang PD09 sekalian

2.      Menyusun Latar Belakang Masalah
Isi dari latar belakang masalah itu:
-          Alasan kenapa kita milih masalah itu (tapi jangan ditulis karena udah mentok dan ga ada ide lagi lho ya…)
-          Teori yang mendukung kita untuk melakukan penelitian masalah itu

Rambu-rambunya misal kaya gini
-          Mulai dari kejadian di dunia, di asia, asia tenggara, Indonesia (pokoknya gitu terus, mulai dari dunia sampe yang terkecil)
-          Trus komplikasi/bahaya penyakitnya (intinya nakut-nakutin kalau itu emang urgent banget)
-          Penatalaksanaan yang udah ada
-          Trus penatalaksanaan yang sekiranya lebih baik
-          Habis itu kita promosi deh kalau di skripsi kita, kita mau neliti kalau ada yang lebih baik dari yang udah biasanya dilakukan.
Kurang lebihnya begitu teman…

3.      Merumuskan Masalah Penelitian
-          Bentuknya kalimat pertanyaan. Ga harus sih. Tapi biasanya kalau kalimat tanya jadi lebih jelas.
-          Trus, menyebutkan hubungan variabel bebas dan terikat. Apalagi kalo penelitiannya eksperimental dan analitik. Wajib!
-          Masalah kita juga harus bisa diuji secara empiris (bisa diamati dan diukur). Maksudnya, bukan hal-hal yang metafisik. Kan ga bisa mengamati dan mengukur hubungan banyaknya genderuwo yang bergentayangan di FK dibandingkan dengan tingkat kerajinan PD09 datang asistensian anatomi.
-          Memungkinkan untuk diteliti (fisibel). Misalnya kita pingin keren, pesen bahan dari luar negeri selama berbulan-bulan. Padahal setahun aja udah harus lulus. Mending, yang simpel aja lah…
-          Ada manfaat teoritis dan aplikatif, plus orisinal

Contoh: mau meneliti herbal x menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM.
Rumusan masalahnya bisa: apakah herbal x dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM?
Let’s analyze…
-          Ditulis dalam bentuk pertanyaan
-          Trus ngasih hubungan antara variabel bebas (herbal x) dengan variabel terikat (kadar gula darah)
-          Variabel bisa diobservasi, bisa diukur
-          Fisibel (herbal x mudah didapat, kadar gula darah juga gampang diperiksa)

Penting ni, hati-hati milih diksi!
Kan bisa aja kita nulis ‘apakah herbal x berpengaruh bla.. bla..’ dan bukan ‘apakah herbal x dapat menurunkan bla..bla..’
So, kapan kita pake berpengaruh atau menurunkan?
Itu tergantung latar belakangnya, kawan…
Misal latar belakang kita ternyata herbal x sudah diketahui secara teori bisa menurunkan, ya kita pake menurunkan.
Kalo belum pasti, ya kita pake berpengaruh.

Kalo observasional, biasanya pake kata ‘pengaruh’, belum bisa dengan kata-kata ‘meningkatkan atau menurunkan’.
Tapi, balik lagi. Ini tergantung latar belakang kita didukung teori kuat atau ga.

4.      Menentukan Judul Penelitian
-          Jelas, singkat, informatif, menarik
-          Lengkap
-          Pake terminology yang sesuai dengan penelitian
Kalau eksperimental : pengaruh, efek
Kalo observasional : hubungan, gambaran
-          Nentuin judul itu setelah nentuin rumusan masalah

Contoh:
Tadi rumusan masalahnya kan ‘apakah herbal x dapat menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM?’
Berhubung eksperimental, jadinya judulnya: pengaruh herbal x dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM.

Sebenarnya, membuat judul juga ada seninya (hm.., seorang dokter juga seniman lho… J)
Kalo waktu nulis proposal, kita nulis judulnya pengaruh herbal x bla..bla..bla..
Tapi kalo udah mau dipublikasi, bisa diganti ‘efek hipoglikemik herbal x terhadap kadar gula darah tikus putih model DM’
Biar lebih eye catching gitu…

Ada rambu-rambu khusus ni, kita ntar judulnya jangan lebih dari 15 kata. Yah.., itung-itung irit tinta lah..

5.      Menentukan Tujuan Penelitian
Bisa jadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan khususnya itu penjabaran dari tujuan umum. Tapi sebenarnya ga harus gitu. Cukup tujuan penelitian gitu aja.

Tujuan disusun berdasarkan rumusan masalah. Misal masalah: apakah herbal x dapat bla..bla..
Tujuan: untuk mengetahui pengaruh herbal x dalam bla..bla..

6.      Kegunaan Penelitian
Manfaat itu bisa dilihat dari teroritis (bagi ilmu pengetahuan) atau aplikatif (bagi masyarakat).

Jadi, kalo diterapkan di masalah kita tadi, bisa jadi gini:
Teoritis: memberikan sumbangan pengetahuan mengenai bla..bla..
Aplikatif: memberi informasi pada masyarakat mengenai bla..bla..

7.       Tinjauan Pustaka
-          Mutakhir. Maksimaaal banget 10 tahun terakhir. Paling ga 5 tahun terakhir lah
-          Nulisnya bisa mulai dari variabel-variabelnya.
Misal: tadi kan pengaruh herbal x dalam menurunkan kadar gula darah tikus putih model DM.
Ya udah, kita jelasin aja masing-masing.
o   Variabel bebas: herbal x
o   Variabel terikat : kadar gula darah
o   Hubungan variabel : DM.
o   Ditambah tikus putih model DM-nya.
-          Sumber lebih valid kalo tertulis macam buku/jurnal gitu
-          Kasih sumber pustaka! Bisa pake sistem Vancouver (urut nomor) atau sistem Harvard (nama tahun).
Kalo buat skripsi di UNS, pakenya sistem Harvard.
-          Haram hukumnya ngasih opini pribadi kita.
So, harus banyak baca biar dapat banyak tipus.
-          Kalo udah selesai, tipus-nya ini dirangkum jadi ‘kerangka teori’
-          Dari kerangka teori, dikembangkan jadi ‘kerangka konsep’. Maksudnya hubungan dari konsep-konsep atau variabel-variabel penelitian kita. ini didasarkan pada tipus kita.

Jadi bedanya, kalo kerangka teori cuma ngrangkum. Kalo kerangka konsep, selain berdasarkan teori di tipus, kita juga udah menghubungkan variabelnya. Jadi udah keliatan jelas kaitannya.
Dari kerangka konsep, ntar bisa dibuat hipotesis.

Contohnya:
Kerangka teori:
-          rangkum teori herbal x menurunkan kadar gula darah. Gimana mekanismenya, gambarkan.
-          rangkum kadar gula darah tikus putih model DM. Tikus putih kan diberi zat penginduksi biar jadi model DM. Nah, zat penginduksinya itu kan bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Lha, kita gambarkan gimana mekanisme kok zat itu bisa meningkatkan kadar gula darah.

Berarti kan udah ada 2 poin tu. Mekanisme herbal x menurunkan, sama mekanisme zat penginduksi menyebabkan peningkatan.
Trus…
Kerangka konsep tinggal menghubungkan kedua mekanisme itu dalam bentuk skema.

Bingung???
Insya Allah lanjut di pertemuan berikutnya.
Apanya yang lanjut ni?
Bingungnya?
Atau kerangka teori+konsepnya?
DUA-DUANYA!!!

No comments:

Post a Comment