Drs. Widardo, M.Si
Eksperimen itu
percobaan. Artinya, kita memberi perlakuan atau faktor penyebab pada subjek
penelitian.
Kalo observasional,
berarti penyebab terjadinya udah ada pada subjek itu sendiri.
Ntar dari situ dilihat
akibatnya.
RANCANGAN
EKSPERIMENTAL BERDASARKAN JENIS PENELITIAN
1. Non eksperimental
a. Hanya pra intervensi
b. Pra/pasca saja
c. Perbandingan kelopok statsistik
Tidak pake control. Hampir sama
dg eksperimen semu.
2. Eksperimental murni
a. Pra dan pasca dg kelompok
control
b. Pasca dengan kelompok control
Pake randomisasi
Jadi di sini ada 2 kelompok:
kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok control (yg ga dikasih perlakukan).
Pemilihan kelompoknya ini secara acak (randomisasi).
Randomisasi tu maksudnya,
setiap subjek penelitian punya peluang yang sama untuk masuk ke kelompok
control/kelompok perlakuan.
3. Eksperimental semu
Bedanya dengan penelitian
eksperimental, yang ini ga pake randomisasi.
Jadi, beda eksperimental
dan non eksperimental tu pake control/ga. Beda ekperimental murni dan semu tu
pake randomisasi/ga.
Syarat ekperimental
murni:
- Kelompok studi dan control
- Randomisasi
- Perlakuan pada kelompok studi
- Perbandigan hasil studi dan
control
Randomisasi
Randomisasi utk
mendapat validitas interna yang komparibilitasnya stabil.
Misal ada sekolah A
dan sekolah B, ga boleh A yang control, B yang perlakuan. Kan bisa aja yang A
sekolah anak borju, yang B anak ga punya. Harusnya sekolah A dan B ditotal dulu
muridnya berapa. Baru habis itu diacak dan dibagi secara rata.
Randomisasi beda
dengan ngambil sampel secara random.
Misal mau
penelitian kan menentukan jumlah sampel. Misal ada 100 orang di populasi trus
mau ngambil 50 orang buat sampel. Yang ini namanya pengambilan sampel secara
random.
Tapi kalo
randomisasi tu dari 50 itu tadi diundi lagi jadi kelompok studi dan kelompok
control.
Macam
randomisasi
1. Acak sederhana
Kayak
pake undian atau pake uang logam, atau pake tabel random.
Tabel
random tu udah baku. Di sana ada 4 angka berjajar.
Misal
kita butuh 25. Trus misal kita pilih 2 angka terakhir. Kalo 2 angka belakang
05, berarti responden no5 jadi kelompok perlakuan. Trus muncul lagi 2 angka
terakhir 10, berarti no urut10 ikut kelompok perlakuan juga. Gitu terus sampe
kita dapet responden perlakuan sebanyak 25.
2. Randomisasi dengan blok
Pake rumus n = n! / (m/2! X m/2!)
‘N’ tu jumlah permutasi, trus ‘!’
tu factorial.
(Ah.., inget kan
ya pelajaran matematika kelas 2 SMA dulu..)
Misal kita pilih blok-nya tu 4.
Pokoknya harus genap.
Kita tentuin dulu misal A jadi intervensi,
B kontrol
Trus setelah dilakukan
permutasi kaya rumus di atas, dapet 6 permutasi: ABAB, ABBA, dst.
Trus kita pilih mau pake
permutasi yang mana. Misal pilih yang ABAB.
Kan A tadi intervensi, B
control.
Berarti kalo ABAB, responden 1 intervensi, 2 kontrol, 3 intervensi, 4 kontrol dst sampe jumlah sampel yang kita butuhkan.
Berarti kalo ABAB, responden 1 intervensi, 2 kontrol, 3 intervensi, 4 kontrol dst sampe jumlah sampel yang kita butuhkan.
Misal kita pilih ABBA, ya
berarti responden 1 intervensi, 2 kontrol, 3 kontrol, 4 intervensi, dst.
Paham kan ya..
Insya Allah!
3. Randomisasi stratifikasi
Dibuat
semacam strata. Soalnya kalo ga distratifikasi akan jadi bias/error. Soalnya
range-nya terlalu tinggi.
Misal
umur: dibuat 40-49 tahun, 50-59 tahun, di atas 60 tahun. (ada 3 kelompok kan)
Trus
misal faktor lain (merokok): dibuat perokok, eks perokok, bukan perokok. (ada 3
kelompok juga)
Dari
2 faktor itu dikalikan. 3 x 3 jadi 9. Berarti ada 9 strata: 40-49 perokok,
40-49 eks, 40-49 bukan, 50-59 perokok, dst.
Ntar
masing-masing strata diambil secara randomisasi blok.
JENIS
PENELITIAN
One
shot case study
Masuk yang non
eksperimental, yg pasca intervensi.
Soalnya kan cuma
ngukur dari 1 kelompok. Trus diukurnya juga cuma 1 kali setelah intervensi.
Jadi diagramnya X O
X: intervensi
O: observasi
Ntar analisis
datanya ya cuma dibandingkan dengan literatur.
One
group pretest posttest design
Masuk yang non
eksperimental, yg pra intervensi-pasca intervensi.
Soalnya ini juga
cuma 1 grup, ga ada kontrol. Berarti kan non-eksperimental.
Kalo yang ini
sebelum perlakuan diukur, setelah perlakuan diukur.
Diagramnya: O1 X 02
Jadi ntar analisisnya
bisa diamati apa pengaruh setelah perlakuan. Apa ada peningkatan, penurunan,
dsb.
Design
Time Series
Masuk non
eksperimental juga.
Soalnya ga ada
control.
Ini sih Cuma
perkembangan dari one group pretest post test tadi. Cuma bedanya lebih ribet.
Yang pretest dilakukan 3 kali, post test juga 3 kali.
Diagramnya: O1 O2
O3 x O4 O5 O6
Tujuan
diulang-ulang tu biar tau kalo perbedaan yang terjadi tu bener karena pengaruh
perlakuan atau ga.
Misal O4 O5 O6 itu
sama, berarti perlakuan memang benar-benar mempengaruhi.
Trus buat ngliat
juga. Misal O1 O2 O3 kok beda, berarti kan aneh juga. Wong belum dikasih
perlakuan kok udah beda.
Static
Group Comparison
Masuk ke quacy
eksperimental.
Soalnya udah ada 2
kelompok, 1 jadi perlakuan, 2 jadi control/pembanding. Cuma belum ada
randomisasi.
Trus ntar
dibandingin O1 dan O2. Kalo ada perbedaan, berarti perbedaannya itu karena
perlakuan.
Designya:
x O1
O2
Itu
dibuat 2 baris gitu kan maksudnya ada 2 kelompok. Yang tadi Cuma 1 baris karena
emang Cuma ada 1 kelompok.
Trus,
yang di baris bawah ga dikasih ‘x’, soalnya itu kan kelompok 2 alias kelompok
control yang emang ga diberi perlakuan (X)
Post
test only control group design
Masuk true
eksperimental.
Soalnya ada
kelompok perlakuan, ada control, ada randomisasi (R).
Tapi di sini Cuma
post test aja.Hampir sama kaya static grup. Bedanya Cuma di adanya randomisasi.
Design:
(R) x O1
(R) O2
(ada
awalan (R) maksudnya udah dilakukan randomisasi)
Pretes
post test control group design
Masuk true
eksperimental juga.
Ini pengembangan
dari yang post test control group design tadi. Cuma sebelum perlakuan juga
dilakukan pengukuran aja.
Design:
(R) O1 x O2
(R) O3 O4
Solomon
four group design
Masuk true
eksperimental juga.
Yang ini lebih
bagus lagi. Mengembangkan post test only sama pre and post test control group
design.
Design-nya gini
(R) O1 x O2
(R) O3 O4
(R) x O5
(R) O6
Yang
2 atas pertama tu yg pretest-post test control group design.
Yang
2 bawah yg post test control group design.
Jadi ntar dibandingkan
antara O1 dan O2 gimana. Trus O2, O4, O5, O6 juga gimana.
RANCANGAN
PENELITIAN BERDASARKAN PERLAKUAN
Sebenernya
hampir sama kaya yang tadi. Cuma ini tergantung sama ahlinya aja. Ini pembagian
menurut ahli yang berbeda dari yang tadi.
Ada 4:
1. Rancangan 1 sampel (non eksperimental)
Bisa
post test aja, bisa pre and post.
2. Rancangan ulangan (sama kaya time series)
3. Rancangan 1 faktor
Dari
berbagai sampel dengan 1 faktor.
Misal
kita mau meneliti efektivitas belajar dari beberapa metode. Misal ada 5 metode,
kita bisa pake 6 kelompok. 5 kelompok utk masing-masing metode, 1 kelompok utk
control.
Analisisnya
juga gampang. Kalo Cuma 2 kelompok pake uji t, kalo lebih dari 2 kelompok pake
uji anova.
(Apaan itu uji t
dan uji anova??? Jangan kemana-mana…, tetap di course MP. *ceriwis mode on)
Yang
ini tu baru 1 faktor, yaitu faktor metode pembelajaran aja.
4. Rancangan factorial
Kalo
faktornya lebih dari 1.
Sampelnya
diklasifikasikan jadi beberapa variabel.
Misal
ada 2 faktor. Faktor a dan faktor b. Ntar dibedain jadi a1, a2, dst. Trus b1,
b2, dst.
Misal
ni pengaruh asupan zat besi pada ibu hamil.
Faktor
a bisa suplementasi. Ntar a1 Fe, a2 asam folat, a3 riboflavin, dst.
Faktor
b bisa frekuensi. Ntar b1 satu minggu sekali, b2 setiap hari, dst.
Jadi
ntar bisa dibedain yang Cuma Fe seminggu sekali dan setiap hari. Bisa dibedain
juga yang riboflavin tiap minggu sama tiap hari.
Misal
mau ditambah faktor lagi ya ga papa. Tapi ntar makin sulit lho.
Misal
3 faktor, bisa ditambah dosisnya.
Mau
4 faktor, bisa ditambah bentuknya. Fe tablet atau sirup. Dst
Habis itu ntar
dibikin kaya diagram gitu. Pake rumus 2n. (Liat di
slide aja ya…)
Kalo 2 faktor ya
berarti jadi 4 kelompok. A1b1, a1b2, a2b1, a2b2.
Kalo ada 3 faktor
ya nanti ada 8 kelompok, dst.
Validasi
Internal
Maksudnya,
perubahan yang ada di variabel terikat tu bener-bener karena perlakuan kita
atau ga.
Buat dapet validasi
internal, kita harus mengontrol baik-baik faktor-faktor tertentu. (Faktornya apa aja, liat di slide ya…
*peace.. ^^V)
Makanya dilakukan
randomisasi buat menghilangkan faktor-faktor ini. Biar 2 faktor yang kita
bandingkan itu homogen.
Wokey, pesan dari pak wid di
slide terakhir
‘Silakan baca referensi’
Yup, selamat membaca…
Kan pinter bahasa inggris
semua…^^
mb saya mau mnta komentarnya,,judul tesis saya kan pengaruh PBL terhadap penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SD,,
ReplyDeletekira2 bagaiman ya Ho dan Ha nya?
saya sudah buat Hipotesisnya nya
1. Penerapan pembelajaran berbasis masalah memiliki pengaruh yang lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional terhadap penguasaan konsep sains siswa kelas V SD.
2. Penerapan pembelajaran berbasis masalah memiliki pengaruh yang lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional terhadap keterampilan proses sains siswa kelas V SD..
tapi di tolak ma pembimbing,,