Teori teman saya itu kurang lebih begini.
Anggap ada seorang pria A dan wanita B. Wanita B ini sedang sakit. Sebagai tenaga medis (tenaga cinta) yang baik, maka pria A pun merawat wanita B. Sesuai dengan etika kedokteran bahwa ketika merawat pasien harus dengan sepenuh hati, maka pria A pun merawat wanita B dengan sepenuh hatinya. Hingga suatu ketika wanita B membutuhkan obat, maka pria A memutuskan untuk pergi ke apotek.
Di tengah perjalanan ke apotek, ada kasus kecelakaan. Di sana ada wanita C yang membutuhkan pertolongan. Sesuai dengan etika kedokteran, pria A punya dua pilihan. Pilihan yang pertama adalah angkat tangan dan tidak menolong sama sekali karena takut di luar kemampuannya. Pilihan kedua adalah menolong korban C tersebut, dan tentu saja harus dengan sepenuh hati. Lagi-lagi mengikuti etika kedokteran, kasus emergency harus ditolong sampai tuntas. Artinya, pria A harus menolong wanita C hingga benar-benar sembuh, tidak hanya sekedar memberi betadine atau pertolongan pertama saja. Maka, itulah yang dilakukan pria A.
Ketika wanita C sembuh, pria A pun pamit undur diri karena harus membeli obat untuk wanita B. Dalam perjalanan, bisa jadi pria A harus menolong kasus kecelakaan dengan korban wanita D, E, F, dan seterusnya. Hingga akhirnya pria A pun selesai membeli obat lalu menyerahkan obat ke wanita B dan wanita B pun sembuh.
Jika dilihat dari sudut pandang laki-laki, pria A sama sekali tidak salah. Dia hanya berusaha menolong korban kecelakaan yang ditemuinya. Toh, ujung-ujungnya dia akan menyelesaikan tugas membeli obat dan menyerahkannya ke wanita B.
Awalnya, sekilas ini terasa jahat sekali (lebih lanjut akan saya bahas di note accident emergency versi cewek), tapi ternyata obrolan saya dengan seorang teman justru menguatkan pembenaran pria A. Teman saya berkata bahwa D E F adalah penguatan untuk B.
Bisa jadi, ketika pria A sedang menolong wanita D E F, dia sedang belajar cara menangani sebuah penyakit. Hingga akhirnya ketika kembali pada wanita B, dia memiliki pengetahuan lebih untuk mengobati penyakitnya. Atau bisa juga ketika menolong wanita D E F, pria A tidak merasa sreg dengan parahnya kasus kecelakaan yang mereka alami hingga akhirnya menganggap bahwa tugasnya membeli obat memang tugas paling tepat sebagai seorang tenaga medis. Artinya rasa kerelawanan untuk menolong sepenuh hati justru semakin kuat ditujukan kepada wanita B karena merasa memang penyakitnya yang paling tepat.
Artinya, sudut pandang laki-laki mengatakan, "Mungkin saya salah karena tidak segera membeli obat dan membuat wanita B lama menunggu, lebih-lebih malah sepenuh hati merawat kasus accident emergency. Tapi saya tidak sepenuhnya salah karena saya ujung-ujungnya tetap akan membelikan obat untuk wanita B. (atau parahnya) Saya tidak benar-benar salah kalau membuat wanita B yang sakit justru menunggu. Karena saya juga tidak tahu, bisa jadi wanita B itu justru sekedar kasus accident emergency saja bagiku"
Hm.., begitukah?
(Tunggu note accident emergency versi cewek esok hari. Insya Allah… )
No comments:
Post a Comment