Follow Us @soratemplates

Friday, 27 July 2012

Wanita Tangguh


Dulu, wanita dianggap makhluk di bawah pria. Tapi, seiring isu-isu emansipasi, banyak wanita yang semakin mensejajarkan diri. Bahkan tak jarang, wanita bisa jadi memiliki posisi yang lebih tinggi.

Mereka terlihat sangat sukses. Cerdas dan tangguh. Mendekati sempurna, barangkali. Tapi dengan kesempurnaanya, terkadang mereka justru khawatir pada diri mereka sendiri. Dengan posisinya yang sedemikian tinggi, adakah laki-laki yang mau mendaki?

Tak jarang kita temui seorang direktur wanita sukses tak segera menikah, atau wanita lulusan S-3 tapi tak segera melepas masa lajangnya. Bukan semata-mata karena mereka mengejar karier atau akademis, tapi karena tak seorang pun pria yang tergetar hatinya untuk mendekat.

Ini bukan sesimpel karena tak ada satu pun pria yang memandangnya. Pasti ada, bahkan mungkin sangat banyak. Tapi, mata yang memandang itu hanya menatap saja, sekedar mengagumi. Seandainya mereka diminta untuk mempersuntingnya, terpaksa mereka harus berpikir beberapa kali. Mengapa? Karena mungkin mereka merasa tak pantas, atau tak mau bersusah diri. Barangkali mereka berkomentar, “Dia terlalu tinggi, terlalu tak terjangkau.”

Ibaratnya seperti pohon apel. Buah apel yang bergelantungan di pohon begitu memikat hati seseorang. Ada apel yang di bawah, di tengah, maupun di pucuk atas. Apel-apel itu sama-sama menggiurkan. Seandainya ada apel di pucuk atas yang demikian ranum, orang yang melintas belum tentu langsung sigap meraihnya. Mereka akan pikir-pikir panjang. Bisakah aku mencari galah? Atau, aku takut jatuh kalau harus memanjat. Akhirnya, mereka ambil saja apel yang di bagian bawah. Yang terjangkau, yang tak perlu repot. Toh, pada dasarnya tetap sama saja bisa menikmati sebuah apel.

Apel yang di pucuk paling atas mungkin merasa sedikit tidak terima. Kekhawatiran untuk busuk bisa saja terjadi. Tetapi ketika ada seseorang yang berhasil meraih apel itu, pasti akan terjadi hal yang luar biasa. Sang pengambil akan memperlakukan apel itu lebih istimewa karena sudah susah payah berusaha. Orang lain yang semula hanya sanggup berharap pasti turut pula mengakui perjuangannya.

Demikian juga wanita tangguh tadi. Ada kekhawatiran ia akan lapuk di makan usia karena tak seorang pun pria berani mendekat. Atau dia khawatir karena banyak pria yang cukup puas mendapat yang terbaik dari sudut pandang mereka, sudut pandang yang tak berani berharap padanya. Tapi, pasti akan ada pria yang jauh lebih cerdas yang akan mendapatkannya. Pria yang punya sebuah galah. Pria yang tangguh pula karena berani memanjat tanpa takut cedera.

Artinya, wanita tangguh pasti mendapat lelaki tangguh. Setidaknya tangguh dalam berjuang mendapatkannya. Maka, tak perlu berpikir buruk bahwa akan busuk di pucuk. Tetaplah menjadi wanita tangguh, termasuk tangguh menunggu demi sesosok pria yang tangguh.

No comments:

Post a Comment