Follow Us @soratemplates

Wednesday, 27 June 2012

Syok Hipovolemik

00:48 0 Comments

Dr. Sri Martuti, Spa., M.Kes

Syok hipovolemik terjadi karena adanya kekurangan cairan.
Jika cairan yang masuk lebih sedikit dari cairan yang keluar maka akan terjadi syok hipovolemik.

Awal mulanya kehilangan cairan berupa cairan interstisiil. Jika terjadi terus menerus, cairan intravaskuler dan interselular ikut keluar.
Kalau intravaskuler berkurang jadinya kolaps dan syok.
Kalau intraselular berkurang jadinya kematian sel.

Penyebab kehilangan cairan bisa karena perdarahan, luka bakar yang kuat (kulit yang mengurangi penguapan rusak sehingga penguapan terjadi terus menerus), demam berdarah dengue (karena peningkatan permeabilitas membrane), diare akut dehidrasi berat.
Setiap penyebab ini memiliki mekanisme berbeda.

Kalau seseorang syok hipovolemik yang terjadi yaitu:
  • -      Penurunan curah jantung
  • -      Penurunan tekanan pengisian ventrikel kiri
  • -      Peningkatan resistensi pembuluh darah sistemik karena pembuluh darah kolaps. (Makanya diberikan cairan koloid yang BMnya tinggi sehingga mempermudah membukanya pembuuh darah dan akan lebih lama di pembuluh darah sehingga resistensinya berkurang)

Anamnesis
Yang tidak boleh lupa yaitu tanyakan kapan terakhir buang air kecil.
Soalnya ini indikator untuk tahu ada dehidrasi atau ga. Kalau sudah 6 jam lebih tidak buang air kecil, curiga jangan-jangan sudah sampai gagal ginjal.

Pemeriksaan Fisik
CRT meningkat di kuku atau di tumit untuk bayi.
Akral dingin
Mata cekung, mukosa mulut pucat
Nadi cepat, nafas cepat
Tensi turun
Jumlah urin berkurang

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah pekat: Cek hematokrit.
Urin rutin: warna, berat jenis

Pengelolaan

1.    Lakukan oksigenasi

2.    Berikan resusitasi cairan 20cc/kg
Pertama berikan dulu kristaloid sebanyak 2 kali. Kalau tetap tidak berhasil, lanjutkan dengan koloid.
Koloid punya BM lebih besar.
Kalau tidak berhasil (sampai pemberian koloid yang kedua kalinya), cek ulang apakah benar kasusnya adalah syok hipovolemik. Soalnya harusnya kalau udah dikasih 80cc/kg udah ga syok lagi. Kalau tetap ga teratasi jangan-jangan ada masalah lain (misal syok kardiogenik, syok sepsis, syok neurologis, dll)
Kalau sudah berhasil, lakukan rehidrasi.

3.    Rehidrasi 100cc/kg BB
Berikan RL atau RA.
Untuk usia < 1 tahun:
o   30 cc dalam 1 jam pertama
o   70 cc dalam 5 jam selanjutnya
Untuk usia > 1 tahun:
o   30 cc dalam ½ jam pertama
o   70 cc dalam 2,5 jam selanjutnya

4.    Koreksi asam basa
Fungsinya untuk memperbaiki fungsi sel, kontraktilitas jantung, resistensi pembuluh darah, kompensasi respiratorik.
Kalau dehidrasi berat, pHnya jadi asam soalnya ada gangguan keseimbangan elektrolit (hipokalemi karena kalium banyak terbuang, dan hipernatremia)

5.    Waspadai hipoglikemia
Penting banget, soalnya kalau sampe hipoglikemia apalagi pada neonates maka otak akan kekurangan glukosa. Akibatnya otak bisa kolaps.

Tujuan dari semua pengelolaan ini yaitu: untuk perbaikan perfusi, memberi support nutrisi sel, dan mencegah gangguan metabolic.



Monday, 25 June 2012

Penerima Harapan Palsu

19:03 0 Comments

Ini postingan request dari teman saya. Setelah kemarin saya menulis tentang pemberi harapan palsu, sekarang ganti sekuel penerima harapan palsu. Ada yang menarik di sini yaitu pada kata 'penerima' dan diikuti pula dengan frase 'harapan palsu'. Anehnya, sudah tahu itu harapan palsu, kenapa masih diterima juga?

Oke, memang ada banyak kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah si wanita tidak tahu bahwa sang pria adalah tukang pemberi harapan palsu. Nah wajarkan kalau tidak tahu dan akhirnya jadi penerima harapan palsu?

Hm, menurut saya tidak begitu teman. Itu memang bisa saja dijadikan pembelaan diri bagi si penerima harapan palsu. Padahal sebenarnya tidak begitu.

Saya teringat tulisan salah seorang teman saya. "Kalau ada seseorang yang sekiranya datang padamu, istikharahlah lebih dulu. Tanyakan pada-Nya apakah memang dia? Kalau memang iya, jawab. Kalau tidak, tolak!"

Nah kan. Saran di atas itu sudah sangat jelas. Artinya kalau ada orang yang mau main-main dengan kita, kita tidak akan mudah dipermainkan. Kenapa? Karena kita sudah punya jawaban dari Allah apakah si pria itu serius atau hanya ingin bermain-main.

Tak ada pandang bulu atau bahkan pembelaan diri karena tidak tahu si pria ternyata tukang pemberi harapan palsu. Mau dia hobi menebar harapan palsu atau tidak, asal ada pria mendekat langsung tanyakan kepastiannya pada Allah. Kalau sudah begitu, habis perkara kan. Tidak ada yang harus jadi penerima harapan palsu.

Permasalahannya tidak semua wanita biasa melakukan sholat istikharah. Yang ada justru kebanyakan mendahului keputusan Allah. Mengira bahwa orang yang datang itu memang benar-benar jodohnya. Padahal hanya main-main belaka. Ujung-ujungnya jadi penerima harapan palsu kan.

Di kasus yang terakhir di atas bisa jadi si penerima harapan palsu justru beralih jabatan menjadi pemberi harapan palsu. Misal si A dianggap jodoh, si B yang coba-coba mendekat capable juga buat jadi jodoh. Ujung-ujungnya kanan kiri oke dan dia yang justru jadi pemberi harapan palsu bagi para pria.

Kasus itu amat sangat mungkin terjadi. Dan gara-garanya hanya satu. Mendahului keputusan dari Allah. Padahal tak ada yang tahu perkara ghaib termasuk kejadian di masa depan kecuali Allah Ta'ala.

Maka istikharah lah jika harapan itu datang. Agar Allah yang memastikan. Kalau sama sekali tak ada harapan datang, tak usahlah sibuk mencari. Apalagi menerima semua harapan dengan tangan terbuka tanpa tahu mana yang palsu dan mana yang nyata. Tawakal saja pada Allah. Pasti pada saatnya akan datang sebuah harapan pasti, yang tak akan palsu lagi.

Galau Cinta

11:11 0 Comments

Oh My God…, what will I write in this post?
Hm…, tenang saudara-saudara, saya tidak sedang galau cinta. Bukan semata-mata tentang itu. Tapi atmosfer di sekeliling saya lah saya membuat saya tergelitik untuk menuliskan ini.

Entah mengapa, dalam bulan-bulan terakhir obrolan di kampus tak jauh-jauh dengan cinta atau pernikahan. Apakah indikasi obroloan mahasiswa tingkat akhir, atau memang karena sedang musim saja? Ah, tapi yang namanya bicara cinta tak akan ada habisnya.

Lucunya lagi, semua obrolan seakan dikaitkan dengan cinta. Contoh nyata, saat ini saya sedang masuk blok Traumatologi dan blok Kedaruratan Medik. Apa yang terjadi? Cinta pun masuk dalam ‘kuliah’ trauma alias trauma karena cinta. Lalu kedaruatan medik alias kedaruratan dalam hal cinta. Ckckck… Bahkan, blog-blog teman-teman seangkatan saya juga berbau cinta semua. Haduh… (btw, saya ikut-ikutan berbau cinta dong karena menulis posting ini. Hehe…fine!)

Terlepas dari itu semua teman, berbicara cinta memang fitroh adanya. Bahkan kalau ada seseorang yang tidak pernah merasakan cinta, bisa-bisa dia mengalami kelainan jiwa. Termasuk juga cinta yang bersifat universal. Cinta pada dan dari orang tua, bahkan cinta paling agung yaitu cinta pada dan dari Allah SWT.

Nah, karena judul di atas adalah ‘Galau Cinta’, artinya ada sesuatu yang harus membuat ‘galau’ dalam hal cinta. Maksudnya, kalau cinta sekedar cinta, pasti tak akan seheboh itu obrolannya. Tapi karena ada kegalauan, maka obrolan pun menjadi makin seru.

Apa saja membuat orang galau cinta? Berdasarkan survey dari obrolan dan blogwalking kegalauan itu antara lain karena diberi harapan palsu, bertepuk sebelah tangan, diduakan (atau bahkan ditigakan, diempatkan, dst), diputuskan, atau cinta yang justru tak terjangkau. Hm…, kompleks memang. Ujung-ujungnya dari kegalauan cinta itu akan muncul rasa sedih, sakit, bahkan benci bagi yang ditigakan dan seterusnya.

Bukankah semua hal ada risikonya, kawan? Artinya, ketika kita berani jatuh cinta, kita harus berani pula untuk mendapatkan risikonya. Termasuk semua hal yang tidak enak itu. namanya saja ‘jatuh’ cinta. Sesuatu yang jatuh itu pasti sakit (kecuali kalau ada matras yang tebal). Artinya mencintai memang akan ada fase menyakitkan.

Oke, saya bilang di atas kecuali jika ada matras yang tebal. Demikian juga dalam cinta. Kalau kita punya ‘matras’ yang tepat maka cinta kita pun akan jatuh di tempat yang tepat. Pastinya tidak akan menyakitkan, tapi justru membuat kita akan melambung karena saking empuknya matras itu.

Itulah matras cinta yang tepat. Jika nyatanya masih ada rasa sakit dalam percintaan kita, barangkali karena memang belum ada matras tebal yang kita punya. So, maklumi dan sabari.

Tunggu saja datangnya matras yang tebal nan empuk alias pernikahan yang suci. Dan rasakanlah bahwa cintamu akan jatuh dan justru akan melambung tinggi. Insya Allah. Semoga…


PS: Special untuk teman-temanku sayang..
Tunggu postingan selanjutnya dengan bau yang sama... :p

Memilih Sekolah Syar'i

07:51 2 Comments

(Dimuat di Majalah Embun LAZiS Jateng edisi Juni)

Memberikan pendidikan bagi seorang anak bagaikan menorehkan tinta pada selembar kertas. Ada yang asal-asalan menuliskan sebuah kata, tetapi ada juga yang menggores dengan penuh kehati-hatian. Mungkin kata yang dituliskan sama, tetapi karena tinta yang digunakan berbeda, maka berbeda pula hasil tulisannya.
Demikian pula pendidikan yang diberikan pada seorang anak. Dengan didikan tinta emas dan cara berkualitas, maka akan tercipta anak yang berkualias. Sebaliknya, dengan didikan biasa saja, maka wajar pula jika anak tercetak sedang-sedang saja.
Setiap orang tua memiliki pertimbangan tersendiri untuk memilih pendidikan terbaik pada anaknya. Terbaik menurut mereka memang memiliki definisi yang berbeda. Ada yang terbaik karena progaramnya, biayanya, atau berbagai kriteria lain. Namun, terlepas dari pilihan tersebut, hendaklah setiap orang tua mempertimbangkan siapa yang akan memberikan pengajaran pada anaknya. Terutama dengan memperhatikan agama dan akhlaknya yang baik.
Ibnu Jama'ah al Kinani berkata: "Hendaklah penuntut ilmu mendahulukan pandangannya, istikhoroh kepada Allah untuk memilih kepada siapa dia berguru. Hendaklah dia memilih guru yang benar-benar ahli, benar-benar lembut dan terjaga kehormatannya. Hendaklah murid memilih guru yang paling bagus dalam mengajar dan paling bagus dalam memberikan pemahaman. Jangan dia berguru pada orang yang sedikit sifat waro'nya atau agamanya atau tidak memiliki akhlaq yang bagus."
Hal ini menjadi suatu perkara yang penting untuk dilakukan. Bisa jadi setiap orang tua telah protektif pada pendidikan akhlak anak di rumah, tetapi begitu di sekolah anak akan terpengaruh pula dengan pendidikan sekolah. Itulah mengapa memilih guru atau sekolah yang baik merupakan dasar pertama mencetak karakter seorang anak.
Tidak dapat dipungkiri bahwa memilih pendidikan bagi anak di era sekarang memiliki tantangan tersendiri. Tuntutan zaman yang terus berubah sedikit demi sedikit mulai menggerus keinginan dalam setiap orang tua untuk memilih sekolah syar’i.
Menyikapi hal tersebut, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-’Utsaimin berkata, “Yang menentukan keberhasilan pembinaan seorang anak, susah atau mudahnya, adalah kemudahan taufik dari Allah Ta’ala. Jika seorang hamba bertakwa kepada Allah serta berusaha menempuh metode pembinaan yang sesuai dengan syariat Islam, maka Allah akan memudahkan urusannya dalam mendidik anak. Allah Ta’ala berfirman,“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya” (QS. ath-Thalaaq:4).
Tak cukup hanya di situ, memilih pendidikan bagi anak juga harus mempertimbangkan kualitas pendidikan pengajar itu sendiri. Sebuah pepatah mengajarkan, “Pelajarilah ilmu dari ahlinya”. Maka, sudah sepantasnya jika setiap orang tua melakukan survei terlebih dahulu apakah pengajar dari sekolah tersebut benar-benar ahli di bidangnya.
Lebih lanjut dikatakan, “Barangsiapa yang mengeluarkan fatwa tanpa ilmu yang cukup, maka ia akan dilaknat oleh malaikat rahmat dan azab serta dosa orang yang mengamalkan fatwanya akan dipikul olehnya”. Tentu kita tidak ingin anak kita mencontoh seseorang yang mengajarkan ilmu tanpa fatwa yang jelas. Bagaimanapun kita tentu ingin anak kita memiliki akhlak yang baik dengan dasar ilmu yang kuat dan shahih.
Abu Muhammad bin Abu Zaid al-Qairawani dalam kitabnya ar-Risalah mengatakan: “Ketahuilah, bahwa sebaik-baik hati adalah hati yang paling bisa menjaga kebaikan. Dan hati yang paling bisa diharapkan untuk menjaga kebaikan adalah hati yang belum terkotori oleh keburukan apapun sebelumnya. Kemudian, perkara yang paling diperhatikan oleh mereka yang memiliki ketulusan hati, dan yang paling diharapkan pahalanya oleh mereka yang mengejar pahala Allah, adalah menyampaikan kebaikan ke dalam hati anak-anak kaum mukminin agar kebaikan itu kokoh di dalam hati mereka. Dan bahwa mengajarkan sesuatu pada anak kecil, seperti mengukir di atas batu.”
Maka setiap orang tua hendaknya memilih guru yang mumpuni yang akan memberikan kebaikan dalam diri anaknya. Sehingga kebaikan yang sejak awal masih terbina dalam diri seorang anak tidak terkontaminasi oleh keburukan hanya karena kefakiran sang guru.
Yang tak kalah penting diingat adalah setan tak kan pernah suka dengan kebaikan. Dengan segala tipu dayanya, setan membisikkan bahwa kualitas pendidikan tak dinilai dari akhlak dan kualitas gurunya. Maka, istigfarlah. Selagi ada waktu, mari kita pilih pendidikan yang terbaik untuk anak kita. Karena pendidikan anak ibarat mengukir di atas batu. Sekali pendidikan itu baik, insya Allah akan tercipta baik pula anak kita.


Friday, 22 June 2012

Trauma Vaskuler

04:17 0 Comments


Trauma vaskuler dibedakan jadi sentral vaskuler dan peripheral vaskuler.
2/3 kasus trauma vaskuler sentral meninggal di rumah sakit. Penyebabnya karena hipoksia. Bukan karena organ vital yang kena, tapi karena darah yang keluar banyak dan tidak ditangani, jadinya kena hipovolemia dan hipoksia.

Mekanisme injury
1.       Penetrating injury (luka tajam)
Arah tusukan jelas, jadi bisa memperkirakan vaskuler apa yang terkena.
2.       Blunt injury (trauma tumpul)
Kalo blunt susah diidentifikasi. Yang perlu digarisbawahi yaitu adanya fraktur di ekstremitas. Jangan hanya mikiran frakturnya aja, tapi ingat juga kalau di bawahnya ada jaringan pembuluh darah. Harus diinget. Soalnya kita punya golden period 6-8 jam. Makanya harus segera dievaluasi vaskuler disturbances.

Syok Hipovolemi
Tekanan darah turun, nadi meningkat karena turunnya volume darah. Biasanya terjadi karena trauma penetrating.
Ada eksternal dan internal bleeding. Kalo ada pasien dengan trauma tidak hanya dilihat secara eksternal saja. Tapi harus melakukan eksposure (membuka semua pakaian), cek semua anggota tubuh. Lihat barangkali ada internal bleeding.
Ada 4 tempat dimana ada internal bleeding: thorax, abdominal, pelvic, femur.
Perlu diingat lagi sistem aliran pembuluh darah. Fungsinya jika ada perdarahan bisa dilakukan stop bleeding dengan melakukan pembendungan di bagian proksimalnya.

Hemothorax
Kriteria pertama 10cc per kg BB dalam 1 jam setelah kejadian.
Pasang WSD.
Pasien dengan syok, ada gangguan sirkulasi, artinya perdarahnnya massif.
Lakukan look listen feel. Look ada pernafasan yang tertinggal di daerah yang ada hemothoraknya. Listen ada suara tambahan. Feel bisa dilakukan perkusi berupa hipersonor (ga sempat dilakukan auskultasi).

Kriteria kedua 3-5cc per kg BB dalam 2 jam berturut-turut.
Kriteria ketiga 5-10 cc per kg BB dalam 2 jam berturut-turut.

Misal ada rupture aorta, biasanya langsung meninggal (termasuk yang sentral)
Kalau yang peripheral contohnya laserasi di a/v diafragma, intercosta atau mamae interna.

Pericardial Tamponade
Ada robekan di jantung trus masuk ke cavum pericardium.

Yang khas yaitu trias back:
1.       distensi vena jugular, karena atrium kanan penuh atau terdesak cairan shg vena jugularisnya juga ikut distensi.
2.       suara jantung menjauh (terdengar samar-samar di auskultasi), karena adanya gangguan hantaran antara atrium ventrikel.
3.       hipotensi. Karena darah yang balik dari vena cava ga oaptimal jadinya yang dipompa ke sistemik juga berkurang. Akibatnya ada gangguan sistemik.

Yang bisa kita lakukan yaitu dengan penekanan, dengan ingat kembali sistem anatomi. Jadi meskipun ada perdarah terus bisa ditekan dengan stop aliran darahnya dengan tornikuet plus pasang infuse dan segera dirujuk.
Perdarahan di kepala, tekan di temporal. Ekstremitas atas bisa tekan di aksila. Ekstremitas bawah bisa tekan di femoral.

Vaskular Injury di fraktur ekstremitas
Tanda hard:
-         ada perdarahan
-         ada hematom yang terus meluas
-         ada bruit (berdesir dengan auskultasi), ada thrill (getaran dengan perkusi)
-         ada tanda iskemia (pain, paler, pulses, parestesia (penurunan sensibilitas), paralise (ga bisa digerakkan), poikiloterm(akral dingin))
Misal ada fraktur femur dengan lesi vaskuler harus
Tanda tidak jelas
-         ada pulse dibanding

Mengatasinya yang pertama jelas atasi hard sign. Stop bleeding dulu.
Lakukan evakuasi (pungsi pleura untuk ambil darah di hemothorak)
Beri resusitasi cairan. Kriterianya ada 5 hal:
1.       pasang iv line 2 jalur
2.       gunakan iv kateter yang paling besar
3.       cairan kristaloid (NaCL, RL, RA)
4.       jumlahnya 2 liter cepat
5.       cairan yang hangat (30o)
Setelah itu lakukan imaging study (foto) dan konsul.

Untuk yang soft sign, karena tidak jelas kita bisa memberi diagnostic study dengan memberikan rekomendasi pemeriksaan apa yang bisa dilakukan dan melakukan perujukan.

Untuk perdarahan yang unkontrol. Lakukan bebat tekan dan gunakan tornikuet. Segera rujuk ke rumah sakit.

Untuk internal bleeding. Lakukan pemeriksaan penunjuang yang kira-kira dibutuhkan.
Manajemennya yang bisa dilakukan contoh di femur, lakukan stop bleeding dengan reposisi sesuai anatomis dan berikan imobilisasi dengan bidai.
Berikan resusitasi dan transfuse.



Thursday, 21 June 2012

Trauma pada Pediatri

21:28 0 Comments

dr.Suwardi SpB, SpBA

Trauma pada anak menjadi bahasan yang penting. Bahkan angka kejadiannya sudah lebih banyak dibandingkan penyakit-penyakit biasa.
Contohnya: trauma persalinan, jatuh karena lari, tersiram air panas.

Yang menjadikan penting karena anak bukan miniatur orang dewasa, tapi ukurannya memang lebih kecil. Artinya, kalau kena trauma sifatnya lebih multiple.

Penanganan secara umum sama dengan dewasa.
Pertama cek dulu ABC-nya.

Airway
Mudah sekali terganggu. Soalnya kepala besar, leher pendek, mandibula relative kecil. Jadinya kalo telentang, relative lidah jatuh ke belakang dan nekan daerah orofaring.
Trakea bayi juga ukurannya kecil, jadi udem dikit aja udah bikin obstruksi.

Breathing
Tiap umur punya RR berbeda. Kalo masih kecil RR-nya Cuma 20 malah curiga cardiac arrest.
Thorak masih kecil. Auskultasi jadi kurang efektif karena suara nafasnya kanan kiri bisa sama. Jadi, lihat dari gerakan dadanya kiri kanan sama atau ga.
Banyak bernafas dengan abdomen. Diafragma masih lentur. Otot dinding dada belum banyak berfungsi. Jadinya cadangan oksigen di thorak belum maksimal. Jadinya mudah hipoksia.
*Catatan: karena bernafas dengan abdomen, makanya anak kecil dijaga agar jangan sampai kembung. Kalau kembung bisa ganggu pernafasan.

Shock management
Volume darah bayi dengan dewasa juga berbeda. Artinya lebih mudah untuk kena perdarahan. Uniknya, meski perdarahan udah banyak tapi gejala klinis hipovolemi pada anak ini sering tidak terlihat. Jadinya, tau-tau sudah bahaya.

Lakukan pengecekan nadi, telapak tangan akral dingin lembab atau ga. Nilai juga CRT-nya. Jadinya ga perlu ukur tensi dulu di awal.

Circulation
Bayi diam berarti sudah penyakit lanjut. Malah lebih bagus kalo bayinya nangis kuat.

Menejemen syok tetap sama dengan dewasa.
Kalau dewasa 10-12 L/menit pake masker. Untuk bayi tergantung berat badannya.
Diberikan 100% oksigen.
Ventilasi diberikan sesuai kebutuhan. Alveoli masih rapuh sekali, jadi gampang rupture kalo ventilasi terlalu kuat. Tapi kalau terlalu pelan-pelan bisa hipoventilasi, ujung-ujungnya cardiac arrest.
Dijaga juga jangan sampe hipotermi.

Resusistasi dengan RL 20cc. Lakukan assessment, ulangi terus. Kalau perlu beri PRC bukan whole blood.

Cara penilaian syok harus cepat. Untuk bedain syok hipovolemik sama neurogenik.
Kalo neurogenik yang terganggu saraf simpatis, jadi yang bekerja parasimpatis. Akibatnya jadi bradikardi, vasodilatasi (warna kulit merah, hangat). Jadi diberikan simpatomimetik.
Kalo hipovolemik yang kerja simpatik. Trus karena kekurangan cairan. Jadinya diberikan cairan.
Kalo misal udah dikasih cairan kok tetep kurang, bisa aja ada perdarahan yang ongoing.

Syok diatasi juga dengan gastric tube.
Selain karena perut kembung ganggu breathing, inget juga kalo di belakang gaster ada arteri vena yang bisa ikut tertekan.

Penting juga untuk jaga bayi ga hipotermi.
Kalo bayi perdarahan dibiarkan hipotermi, akan ada asidosis metabolic, perdarahan juga ga bisa berhenti spontan.
Bayi juga mudah hipotermi karena kulitnya tipis, lemaknya tipis, mudah evaporasi.
Makanya, bayi jangan dimandikan air dingin.

Proporsi tubuh bayi, kepalanya masih besar. Jadinya kemungkinan untuk trauma kepala lebih banyak. Fontanela juga belum nutup, suturanya juga masih bisa melebar, tulangnya masih tipis.
Cara evaluasi dengan cek pupil, cek cushing’s syndrome untuk cek peningkatan tekanan intracranial. Paling gampang dengan meraba fontanela.

Yang jelas untuk menangani trauma kepala harus menjaga ABC-nya.
Perdarahan karena cedera kepala mungkin sekali terjadi karena tulang masih bisa melebar dan bisa nampung adanya perdarahan itu.

Tulang belakang ligamentumnya lebih lentur jadinya kalau ada trauma justru bergeser dan bisa balik lagi (ga gampang rupture seperti orang dewasa). Kalau antara 2 vertebra bergeser yang bermasalah nantinya adalah medulla spinalisnya. Akibatnya muncul gejala klinis defisit neurologis dari ekstremitas. Tapi ketika dirontgen normal tidak ada kelainan. Disebutnya SCIWORA.
Bentuknya leher juga masih lurus (ga melengkung kaya dewasa).

Costa masih lentur, masih horizontal. Kalo ada trauma, yang menerima trauma ya langsung organ-organ dalamnya. Mediastinumnya belum terfiksasi kuat. Kalo ada pneumothorak dikit udah gampang banget jadi tension. Soalnya breathing dan circulation terganggu.
Paru kanan rusak, mediastinum bergeser ke kiri.