dr. Dewi Haryanti K, SpBP
Pertama,
tentukan dulu derajat keparahan luka bakar.
Ditentukan
dengan derajat kedalaman, luas, area yang terkena, trauma penyerta, umur.
Derajat Luka Bakar
Derajat
1 Cuma terkena di epidermis. Biasanya perih dan ga ada bula. Karena kulit masih
intak, biasanya ga didiagnosis. Cuma dikasih salep buat mengatasi nyeri.
Derajat
2, dibagi jadi 2a superficial thicknes, 2b deep (epidermis dan 2/3 dermis). Di
sini udah ada bula. Bedanya, kalo bula dipecah dilihat di dasar luka. Kalo makin
dalam luka bakar, dasarnya akan makin memutih (merah muda). Biasanya nyerinya
malah makin berkurang.
Keduanya
sama-sama lembab.
Derajat
3. Kena di seluruh lapisan kulit. Makin tidak nyeri karena end motor neuronnya
udah makin ga ada. Lukanya kering, bisa putih bisa hitam.
Kita
ingat sturktur kulit.
Makin
dangkal kedalaman luka, makin cepat sembuh. Karena masih ada epitelnya. Di sini
yang termasuk yaitu grade 1 dan 2a.
Karena
bisa sembuh sendiri, bisa didiamkan dulu sampai 1 minggu. Kalau udah 2b, harus
ditutup. Kalo 3 harus segera dirujuk.
Luas Luka Bakar
Biasanya
digunakan aturan rule of 9.
Kalo
lukanya dikit, dianggap berapa persen dari luas tubuh pasien (bukan berapa %
dari dokter).
Nanti
dijumlah untuk memperkirakan luas total luka bakar.
Makin
muda usia pasien, presentasi luka bakar paling banyak di kepala (karena
proporsi tubuh anak memang kepala masih besar).
Area Kritis
Wajah,
karena khawatir ada gangguan jalan nafas.
Persendian,
karena khawatir adanya kontraktur.
Genitalia
Telinga.
Cek
juga underlying disease.
Cek
juga DM, kardio.
Gangguan
psikiatrik misal gaduh gelisah karena trus ada luka bakar bisa jadi suatu saat
dia mengulangi lagi.
Umur pasien
Mempengaruhi
prognosisnya.
Jadi
perhatikan apakah anak-anak (<10th) dan geriatric (>50th)
Meskipun
sama-sama gradenya (misal 2b), kalo kena anak tentu risiko keparahan lebih
besar daripada kalo kena orang dewasa.
Keparahan Luka Bakar
Tingkat
ringan
Kalau
luka bakar grade2 kurang dari 15% atau grade 3 kurang dari 2%.
Tingkat
sedang
Kalau
luka bakar grade 2 15-25% atau grade 3 2-10%.
Tingkat
berat
-
Grade
2 lebih dari 25%
-
Grade
3 lebih dari 10%
-
Terkena
area penting (mata, telinga, wajah, tangan kaki, genital)
-
Elektrik
burn (karena mengganggu sinus jantung)
-
Disertai
trauma inhalasi (misal karena menghirup asap, atau karena organ inhalasinya
trauma karena terbakar. Bisa jadi obstruksi sebagian atau total).
Bisa aja pasien luka bakar
kecil (misal 2a di hidung), ternyata dia menghirup asap. Jadinya ini termasuk
kasus besar.
Jadi harus dicek dengan
laringoskop ada udem di larig atau ga. Ada fish mouth atau ga.
-
Disertai
penyakit dasar. Misal ada risiko penyakit penyulit.
-
Luka
bakar kimia dengan penyerta lain.
Kalo
untuk anak-anak yang beda di grade 2.
Ringan
kurang dari 10%
Sedang
10-20%
Berat
lebih dari 20%
Perawatan
-
Dibilas
dengan air suhu normal, diselimuti steril dan kering
-
Penolong
juga harus memakai barang-barang yang tidak bisa menghantarkan panas (harus
menyelamatkan diri sendiri dulu)
-
Pasien
dirawat inap kalau grade 3 dan keparahan sedang/berat
-
Yang
bisa dirawat jalan kalau minor burn tapi yang derajat 2 atau 1.
-
Luka
bakar jangan dikasih ointment atau pasta gigi. Karena justru akan menyulitkan
ketika dibersihkan di pelayanan kesehatan.
Jadi, tetap dibersihkan dengan
air dan diselimuti biar tidak hipotermi, bula tidak perlu dipecah kecuali
sampai di pelayanan kesehatan.
Kalau bula di awal kejadian, cairannya bisa
bersifat steril. Tapi kalau sudah lebih dari 1 hari bisa jadi tempat berkumpulnya
bakteri dan menghambat penyembuhan luka. Jadi malah harus dideroofing.
Untuk
pasien pediatric risiko kehilangan cairan lebih besar karena skin barrier belum
optimal.
Pertimbangkan
jangan-jangan ada child abuse.
Luka Bakar Kimia
Disebabkan
karena kontak dengan zat kimia.
Yang
paling bahaya yang bersifat asam, karena bersifat korosif. Jadinya kerusakan
jaringan jadi lebih besar.
Biasanya
terjadi di laboratorium kimia.
Penanganan
Bilas
dengan RL.
Kalau
kena mata, gunakan plester biar mata tetep terbuka, trus pasang kaya abuket
dialiri infuse buat irigasi terus.
Untuk
bahan kimia kering (yang masih bentuk bubuk) jangan diberi air. Tapi
disikat/diberisihkan dulu bahan bubuknya itu. Trus buka bajunya.
Luka Bakar Listrik
Penangangan
Matikan
dulu listriknya baru menangani.
Pada
awal kejadian, mungkin kelihatan ringan. Tapi lama-lama memburuk. Maka, luka
bakar listrik itu wajib opname.
Tanyakan
di mana yang kontak (istilahnya luka masuk). Trus lihat luka bakar di area
tubuh lain. Artinya, baju harus dibuka. Harus dicek buat tahu dimana luka bakar
keluar. Soalnya listrik kan dihantarkan. Artinya dia butuh konduktor air yaitu
plasma. Jadi taunya luka masuk dan keluar biar tahu aliran listriknya itu lewat
organ apa aja.
Yang
paling bahaya malah kalau luka dari tangan kanan ke tangan kiri. Soalnya organ
yang paling banyak dilewati justru jantung dan paru (yang bisa langsung
menyebabkan kematian tiba-tiba).
Kalau
luka masuk dari kepala ke kaki, memang organ yang dilewati lebih banyak, tapi
kemungkinan terpaparnya jantung justru lebih sedikit, jadi malah tidak terlalu
parah (kalau dibandingan yang dari tangan kanan ke kiri).
Lakukan
dressing dan bandage
Pada
ekstremitas, jangan dibalut secara sirkuler dan ketat. Soalnya udah
vascularcompromissed ditambah dibalut, bisa-bisa malah gangguan pembuluh darah
lebih banyak.
Jadi,
cukup diplester, diplastik tapi longgar. Yang penting nempel.
Trauma Inhalasi
Bisa
dari asap bahan kimia, asap kendaraan bermotor (so, pake masker ya teman kalau
naik motor)
Yang
paling berbahaya adalah karbonmonoksida.
Tidak
berasa, tidak berwarna, tidak iritatif, tapi tahu-tahu bisa ‘membunuh’.
Yang
penting, jaga airway jangan ada obstruksi.
Pemberian Cairan
Sampai
saat ini masih digunakan formula baxter.
Pada
pasien luka bakar diukur berat badannya. Soalnya, sering terjadi udem. Biar
tahu BB-nya dan bisa ditentukan dosis.
Rumus:
4cc x luas x BB= … cc RL
Total
cairan itu dibagi jadi 2. Yang separo diberikan dalam 8 jam pertama (jam 0-8).
Yang separo lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya (jam 9-24).
Misal
pasien datang jam ke-6 setelah kejadian, masih tersisa 2 jam untuk 8 jam
pertama. Padahal harus ngasih terapi cairan separo total kebutuhan cairan.
Maka
lakukan penggrojokan. Kalau perlu iv kateternya 2, 4 atau berapapun, yang penting
separoh kebutuhan itu bisa masuk dalam 2 jam itu.
Lakukan
monitoring produksi urin per jam. Misal diberi cairan 80cc, urin bisa 40-80cc.
Kalau
produksi urin kurang, berarti resusitasi cairannya tidak adekuat. Kalau urinnya
berlebihan, kurangi grojog. Biar ga udem.
Berikan
koloid pada jam ke 18-24. Koloid yang diberikan yaitu dextra 500-1000 cc
tergantung luas luka bakar.
Fungsi
koloid (setelah diberikan RL) yaitu untuk
mengatasi masalah vaskuler berupa peningkatan permeabilitas yang menyebabkan
cairan keluar. Jadinya hipovolemik. Makanya dkasih RL dulu untuk isi
intravaskuler. Kalau ga ditreatment bisa prolong hipovolemi. Ujung-ujungnya
ginjal, otot akan dikorbankan. Perfusi berkurang shg terjadi akut renal failure
dan kardiomielitis.
Ketika
permeabilitasnya udah kembali normal, pori-pori akan nutup. Cairan di intsial akan
terjadi udem jaringan. Jadi butuh koloid untuk narik cairan dari interstisial
dan jaringan ke vaskuler. Biar ga ada udem.
Kalau
untuk anak-anak pake rumus: 2cc x luas x BB: … cc RL
Yang
membedakan, koloid sudah mulai diberikan sejak jam ke-0.
Terima kasih sudah berkunjung..
ReplyDeleteInsya Allah.. :)
ok
ReplyDeleteterima kasih sudah berkunjung.. :)
ReplyDeleteAntibiotik nya apa yang paling tepat diberikan jika pasien menolak untuk dirujuk, doc?
ReplyDeleteutnuk pasien luka bakar 30% terkena minyak goreng umur diatas 50 tahun gimana perwatannya?sudah sempat operasi utk membuang jaringan kulit matinya...sekarang sudah dibawa pulang,tp msh banyak dibagian kaki,paha,pantat,pangkal paha dan betis yg masih basah dan sering berdarah...apa makanan dan obat yang cocok agar luka nya cepat sembuh dan tumbuh jaringan baru?
ReplyDelete