Titel pemberi harapan palsu atau yang biasa disebut PHP
rasanya sangat tidak nyaman jika harus melekat pada diri kita. Siapa juga yang
bakal suka disebut sebagai orang yang memberi harapan kosong, tanpa bisa
dijamin kebenarannya. Nyatanya, disadari atau tidak banyak orang berstatus
sebagai PHP.
Kriteria pertama jatuh pada pria yang kanan oke, kiri oke.
Pada satu wanita memberi harapan, pada wanita lain demikian pula. Istilahnya,
wanita pertama buat simpanan, wanita kedua, ketiga dan seterusnya untuk
cadangan. So, pantas jika disebut PHP.
Kriteria kedua bisa juga jatuh karena salah paham belaka.
Misalkan seorang wanita memang menganggap semua pria itu sama. Terhadap A
bersikap baik, terhadap B demikian pula. Tentu tak ada maksud sedikit pun dalam
dirinya untuk memberi secercah harapan. Tapi tidak demikian ceritanya ketika
salah satu dari mereka mulai menyukai wanita tersebut. Si A bisa menganggap
bahwa wanita tersebut menyukainya pula karena kebaikan hatinya. Salah si A
sebenarnya karena kege-eran, tapi bisa menjadi salah wanita pula karena dikira
hanya menjadi pemberi harapan palsu.
Hal yang lebih nyata banyak dijumpai pula. Misal, seorang
pria yang berkata, “Tunggu aku satu tahun lagi.” Oke, wanita menunggu. Tapi
bukan tidak mungkin satu tahun itu akan menjadi sebuah cerita baru. Bisa jadi
karena si pria masuk dalam kriteria pertama di atas. Bisa juga karena terlalu
banyak benih-benih kebaikan yang disalahartikan hingga memicu skenario berbeda.
Memang pria berhak memilih. Artinya pria berhak memilih
memberikan harapan pada siapapun. Tetapi pemilihan ini bukan berarti membuat
koleksi wanita sebanyak mungkin hingga nantinya pada hari H tinggal mengundi
dari semua wanita yang ada.
Memang wanita berhak menjawab. Artinya wanita berhak menjawab
apakah dia menerima atau menolak harapan dari siapapun.Tetapi bukan berarti
menerima semuanya sebagai cadangan amunisi pula. Hingga akhirnya membuat pria
kelabakan karena merasa mendapatkan harapan.
Yup, antara pemberi harapan palsu dan hak memilih serta hak
menjawab. Allah memang maha membolak-balikkan hati. Serahkan saja pada-Nya.
Maka tak akan ada harapan yang palsu lagi.
haishh . .saya kira PHP yang dimaksud itu "Hypertext Prepocessor", ternyata beda pengertian tho.
ReplyDelete[--"]
Hm.., saya malah tidak paham tentang istilah itu.
ReplyDeleteSetiap singkatan memang punya banyak pengertian.
kalau yang dimaksud bahasa pemrograman script, kurang r. Preprocessor.
ReplyDeleteDitunggu post selanjutnya tentang PHP (sequel) mbak, tapi versi PHP (penerima harapan palsu) hehehehe...
Ada di kalimat terakhir..
ReplyDelete"Serahkan saja pada-Nya.Maka tak akan ada harapan yang palsu lagi."
Mungkin PHP (penerima harapan palsu) karena kurang berserah pada Allah mungkin? :)
terima kasih ats informasi yang sudah di berikan
ReplyDeleteterima kasih kembali, tapi saya sama sekali tidak merasa memberikan informasi apapun
ReplyDelete