Follow Us @soratemplates

Saturday 2 June 2012

Pemberi Harapan Palsu

Beberapa waktu lalu saya berbincang dengan seorang teman dekat. Awalnya saya hanya bertanya definisi sebuah kata, ujung-ujungnya dia justru membuka obrolan baru, tentang pemberi harapan palsu.

Titel pemberi harapan palsu atau yang biasa disebut PHP rasanya sangat tidak nyaman jika harus melekat pada diri kita. Siapa juga yang bakal suka disebut sebagai orang yang memberi harapan kosong, tanpa bisa dijamin kebenarannya. Nyatanya, disadari atau tidak banyak orang berstatus sebagai PHP.

Kriteria pertama jatuh pada pria yang kanan oke, kiri oke. Pada satu wanita memberi harapan, pada wanita lain demikian pula. Istilahnya, wanita pertama buat simpanan, wanita kedua, ketiga dan seterusnya untuk cadangan. So, pantas jika disebut PHP.

Kriteria kedua bisa juga jatuh karena salah paham belaka. Misalkan seorang wanita memang menganggap semua pria itu sama. Terhadap A bersikap baik, terhadap B demikian pula. Tentu tak ada maksud sedikit pun dalam dirinya untuk memberi secercah harapan. Tapi tidak demikian ceritanya ketika salah satu dari mereka mulai menyukai wanita tersebut. Si A bisa menganggap bahwa wanita tersebut menyukainya pula karena kebaikan hatinya. Salah si A sebenarnya karena kege-eran, tapi bisa menjadi salah wanita pula karena dikira hanya menjadi pemberi harapan palsu.

Hal yang lebih nyata banyak dijumpai pula. Misal, seorang pria yang berkata, “Tunggu aku satu tahun lagi.” Oke, wanita menunggu. Tapi bukan tidak mungkin satu tahun itu akan menjadi sebuah cerita baru. Bisa jadi karena si pria masuk dalam kriteria pertama di atas. Bisa juga karena terlalu banyak benih-benih kebaikan yang disalahartikan hingga memicu skenario berbeda.

Memang pria berhak memilih. Artinya pria berhak memilih memberikan harapan pada siapapun. Tetapi pemilihan ini bukan berarti membuat koleksi wanita sebanyak mungkin hingga nantinya pada hari H tinggal mengundi dari semua wanita yang ada.

Memang wanita berhak menjawab. Artinya wanita berhak menjawab apakah dia menerima atau menolak harapan dari siapapun.Tetapi bukan berarti menerima semuanya sebagai cadangan amunisi pula. Hingga akhirnya membuat pria kelabakan karena merasa mendapatkan harapan.

Yup, antara pemberi harapan palsu dan hak memilih serta hak menjawab. Allah memang maha membolak-balikkan hati. Serahkan saja pada-Nya. Maka tak akan ada harapan yang palsu lagi.


6 comments:

  1. haishh . .saya kira PHP yang dimaksud itu "Hypertext Prepocessor", ternyata beda pengertian tho.
    [--"]

    ReplyDelete
  2. Hm.., saya malah tidak paham tentang istilah itu.
    Setiap singkatan memang punya banyak pengertian.

    ReplyDelete
  3. kalau yang dimaksud bahasa pemrograman script, kurang r. Preprocessor.

    Ditunggu post selanjutnya tentang PHP (sequel) mbak, tapi versi PHP (penerima harapan palsu) hehehehe...

    ReplyDelete
  4. Ada di kalimat terakhir..
    "Serahkan saja pada-Nya.Maka tak akan ada harapan yang palsu lagi."

    Mungkin PHP (penerima harapan palsu) karena kurang berserah pada Allah mungkin? :)

    ReplyDelete
  5. terima kasih ats informasi yang sudah di berikan

    ReplyDelete
  6. terima kasih kembali, tapi saya sama sekali tidak merasa memberikan informasi apapun

    ReplyDelete