Follow Us @soratemplates

Friday, 22 June 2012

Trauma Vaskuler



Trauma vaskuler dibedakan jadi sentral vaskuler dan peripheral vaskuler.
2/3 kasus trauma vaskuler sentral meninggal di rumah sakit. Penyebabnya karena hipoksia. Bukan karena organ vital yang kena, tapi karena darah yang keluar banyak dan tidak ditangani, jadinya kena hipovolemia dan hipoksia.

Mekanisme injury
1.       Penetrating injury (luka tajam)
Arah tusukan jelas, jadi bisa memperkirakan vaskuler apa yang terkena.
2.       Blunt injury (trauma tumpul)
Kalo blunt susah diidentifikasi. Yang perlu digarisbawahi yaitu adanya fraktur di ekstremitas. Jangan hanya mikiran frakturnya aja, tapi ingat juga kalau di bawahnya ada jaringan pembuluh darah. Harus diinget. Soalnya kita punya golden period 6-8 jam. Makanya harus segera dievaluasi vaskuler disturbances.

Syok Hipovolemi
Tekanan darah turun, nadi meningkat karena turunnya volume darah. Biasanya terjadi karena trauma penetrating.
Ada eksternal dan internal bleeding. Kalo ada pasien dengan trauma tidak hanya dilihat secara eksternal saja. Tapi harus melakukan eksposure (membuka semua pakaian), cek semua anggota tubuh. Lihat barangkali ada internal bleeding.
Ada 4 tempat dimana ada internal bleeding: thorax, abdominal, pelvic, femur.
Perlu diingat lagi sistem aliran pembuluh darah. Fungsinya jika ada perdarahan bisa dilakukan stop bleeding dengan melakukan pembendungan di bagian proksimalnya.

Hemothorax
Kriteria pertama 10cc per kg BB dalam 1 jam setelah kejadian.
Pasang WSD.
Pasien dengan syok, ada gangguan sirkulasi, artinya perdarahnnya massif.
Lakukan look listen feel. Look ada pernafasan yang tertinggal di daerah yang ada hemothoraknya. Listen ada suara tambahan. Feel bisa dilakukan perkusi berupa hipersonor (ga sempat dilakukan auskultasi).

Kriteria kedua 3-5cc per kg BB dalam 2 jam berturut-turut.
Kriteria ketiga 5-10 cc per kg BB dalam 2 jam berturut-turut.

Misal ada rupture aorta, biasanya langsung meninggal (termasuk yang sentral)
Kalau yang peripheral contohnya laserasi di a/v diafragma, intercosta atau mamae interna.

Pericardial Tamponade
Ada robekan di jantung trus masuk ke cavum pericardium.

Yang khas yaitu trias back:
1.       distensi vena jugular, karena atrium kanan penuh atau terdesak cairan shg vena jugularisnya juga ikut distensi.
2.       suara jantung menjauh (terdengar samar-samar di auskultasi), karena adanya gangguan hantaran antara atrium ventrikel.
3.       hipotensi. Karena darah yang balik dari vena cava ga oaptimal jadinya yang dipompa ke sistemik juga berkurang. Akibatnya ada gangguan sistemik.

Yang bisa kita lakukan yaitu dengan penekanan, dengan ingat kembali sistem anatomi. Jadi meskipun ada perdarah terus bisa ditekan dengan stop aliran darahnya dengan tornikuet plus pasang infuse dan segera dirujuk.
Perdarahan di kepala, tekan di temporal. Ekstremitas atas bisa tekan di aksila. Ekstremitas bawah bisa tekan di femoral.

Vaskular Injury di fraktur ekstremitas
Tanda hard:
-         ada perdarahan
-         ada hematom yang terus meluas
-         ada bruit (berdesir dengan auskultasi), ada thrill (getaran dengan perkusi)
-         ada tanda iskemia (pain, paler, pulses, parestesia (penurunan sensibilitas), paralise (ga bisa digerakkan), poikiloterm(akral dingin))
Misal ada fraktur femur dengan lesi vaskuler harus
Tanda tidak jelas
-         ada pulse dibanding

Mengatasinya yang pertama jelas atasi hard sign. Stop bleeding dulu.
Lakukan evakuasi (pungsi pleura untuk ambil darah di hemothorak)
Beri resusitasi cairan. Kriterianya ada 5 hal:
1.       pasang iv line 2 jalur
2.       gunakan iv kateter yang paling besar
3.       cairan kristaloid (NaCL, RL, RA)
4.       jumlahnya 2 liter cepat
5.       cairan yang hangat (30o)
Setelah itu lakukan imaging study (foto) dan konsul.

Untuk yang soft sign, karena tidak jelas kita bisa memberi diagnostic study dengan memberikan rekomendasi pemeriksaan apa yang bisa dilakukan dan melakukan perujukan.

Untuk perdarahan yang unkontrol. Lakukan bebat tekan dan gunakan tornikuet. Segera rujuk ke rumah sakit.

Untuk internal bleeding. Lakukan pemeriksaan penunjuang yang kira-kira dibutuhkan.
Manajemennya yang bisa dilakukan contoh di femur, lakukan stop bleeding dengan reposisi sesuai anatomis dan berikan imobilisasi dengan bidai.
Berikan resusitasi dan transfuse.



No comments:

Post a Comment