Follow Us @soratemplates

Thursday, 21 June 2012

Pengelolaan Syok dan Terapi Cairan


dr. MH Sudjito, SpAn.KNA
 
 
Syok itu terjadi karena adanya aliran darah yang terganggu sehingga oksigenasi juga terganggu.

Pertama, harus tau dulu tanda dan gejalanya. Tidak perlu diagnosis dulu, karena ini kasus kedaruratan.
Yang bisa diperiksa salah satunya yaitu akral.
Akral yang bisasanya kering jadi basah. Pink jadi pucat. Hangat jadi dingin.
So, tanda klinisnya: kering, dingin, basah.

Penyebab syok ada 4
1.        Syok hipovolemik
Ada perdarahan, bisa tidak perdarahan. Tapi biasanya karena perdarahan
2.       Syok kardiogenik
Contoh tamponade jantung, bisa juga karena kena otot
3.       Syok neurogenik
Dihubungkan karena trauma tulang belakang. Termasuk syok distributik.
4.      Syok septic
Karena ada trauma. Bisa jadi syok setelah 2 x 24 jam. Bisa juga kasus nontrauma. Termasuk distribusi syok.
5.       Tension pneumothorak.
Ada udara di cavum pleura. Udara bisa masuk, tapi ga bisa keluar. Mekanismenya sama kaya ventile pneumothorak.
Termasuk syok obstruksi, biasanya karena trauma.

Tanda-tanda pneumothorak:
Infeksi, pengembangan dada saat bernafas ada yang tertinggal, hipersonor, auskultasi tidak terdengar karena terbendung udara.

Tension pneumothorak beda dengan simple penumothorak.
Kalo tension, selain ada tanda pneumothorak, ada juga terdorongnya trachea ke thorak dan vena lehernya distended.
Airway belum tentu terganggu, tapi breathing terganggu, circulasi juga terganggu.
Jadi, tension pneumothorak itu terganggu breathing dan circulasinya.
Kalo pasien tidak sadar, baru kemungkinan ada gangguan airway.

Syok itu prinsipnya adalah perfusi yang buruk.
Bisa karena distribusi aliran darah yang kacau, atau rendahnya jumlah volume (kurang)
Volume kurang bisa karena pompa jantung lemah, bisa karena hipovolemia hemoragik.
Distribusi yang kacau bisa karena obstruksi (emboli, perikarditis, tension pneumothorak, tamponade jantung karena obstruksi).
Terjadi karena simpatiknya terblok.

Penyebab syok tersering itu adalah karena perdarahan.

Review sedikit tentang fisiologi jantung
Setiap denyut mengeluarkan stroke volume.
Dipengaruhi preload, kontraktilitas, dan after load.
Kalo darah yang kembali ke jantung banyak, otot jantung bekerja lebih ringan.

Yang paling sensistif adalah stroke volume, digambarkan dengan cardiac output, tapi bukan oleh tekanan darah.

Patofisiologi kehilangan darah
1.        Vasokontriksi progresif
Ketika ada perdarahan, terjadi vasokontriksi. Tujuannya biar darah yang ada dialirkan dulu ke organ primer (otak, jantung).
Makanya disebut protective redistribution.
2.       Peningkatan detak jantung
Biar outputnya tetap terjaga, maka jantung mempercepat kerjanya. Jadinya takikardi, tapi sama aja isinya berkurang. Maka kalau dicek nadi, isi dan kuat angkatnya lemah.
3.       Peningkatan tahanan perifer
Yang penting perfusi organ agar tidak ada hipoksia, biar jaringan ga ada metabolism anaerob. Biar ga ada asam laktat yang nyebabin nekrosis.
4.      Pelepasan hormone
Intinya untuk mengurangi permeabilitas.
Organ yang permeabilitasnya paling kecil adalah otak, jadinya tak akan bocor kecuali ada trauma, tumor.

Intinya, penatalaksanaan dari syok hipovolemi adalah penambahan cairan untuk menambah preload.
Untuk evaluasinya dengan cek akral dan CRT (capillary refill time) untuk lihat perfusi perifer.

PENILAIAN SYOK
-          Takikardi
Dewasa >100, remaja >120, anak >140, bayi >160.
Jangan lupa kemungkinan adanya pitfalls.
Pemberian cairan ditentukan berdasarkan derajat syok. Kalo masih ringan, bisa diberikan kristaloid saja. Tapi kalo sudah derajat berat, kristaloid ditambah dengan darah.
Selaian itu, tentukan juga berapa jumlah cairan yang keluar. Pemberian cairan diberikan kurang lebih 2-4 kali darah yang diperkirakan hilang.
Setelah itu, cek terus responnya.

Respon dilihat dari perfusi, nadi, tekanan darah.
Respon yang baik yaitu perfusinya baik (hangat, kering), nadi di bawah 100, tekanan darah sistolik di atas 100.
Kalau belum baik, diulang terus menerus sampai baik.
Jika perlu bisa dilakukan OP/pembedahan.

Komplikasi dari terapi cairan antara lain
-          Hipovolemia
Artinya terapi cairannya tidak adekuat
-          Hipervolemia
Kebalikannya, cairannya justru diberikan terlalu banyak
-          Edema paru
Biasanya terjadi pada trauma thorak
-          Gangguan faal hemostatis
Terjadi dilutional trombositopenia. Karena cairannya jadi mengencerkan darah itu.

No comments:

Post a Comment