Buat Kak A dan Adik Z, main pasir, batu, dan air ibarat surga. Mereka bisa main tiga material ini berjam-jam sampai kadang lupa waktu, lupa belum mandi, belum makan, bahkan lupa kalau sudah ngantuk. Tentang permainan ini sudah saya jadikan tema di zona ketiga tempo dulu. Meskipun zonanya sudah usai, tetap saja main pasir, air, dan batu tetap menjadi aktivitas sehari-hari. Nah, kali ini permainan seputar itupun saya masukkan di zona tantangan kecerdasan matematika dan finansial.
Fokus permainan kali ini adalah batu kerikil. Saya mengajak Kak A untuk membuat kereta api dari kerikil yang ditata panjang. Kak A bersemangat untuk mengambil kerikil-kerikil kecil yang bertebaran. Saya meminta Kak A untuk mengambil batu yang agak lebih besar untuk dijadikan kepala kereta alias lokomotif. Begitu juga satu batu ukuran sedang untuk bagian ekor.
Dari sini Kak A sudah belajar konsep besar kecil. Mana yang lebih besar dan mana yang lebih termasuk salah satu kecerdasan matematika dasar. Tidak berhenti di situ, saya pun meminta Kak A untuk menghitung jumlah batu yang disusunnya. Alhamdulillah Kak A bisa menghitungnya.
Selanjutnya kami membuat lagi kereta serupa di sebelahnya. Kali ini batu yang dipilih adalah batu yang cenderung berwarna putih. Yah semacam gamping atau batu apung kali begitu. Hanya ada sedikit batu yang dikumpulkan, tidak sebanyak batu kereta pertama tadi. Lagi-lagi saya meminta Kak A untuk menghitung jumlah gerbong kereta alias batu putih yang disusunnya. Di sini termasuk belajar pengelompokkan lagi karena Kak A diminta menyortir batu-batu yang cenderung berwarna putih daripada memilih yang hitam.
Nah karena kereta yang jadi cuma dua, kami membuat satu kereta lagi. Maksudnya biar satu kereta untuk Kak A, satu untuk Z, dan satu untuk saya, Hm, tanpa sadar di sini masuk konsep pembagian juga, dibagi sama rata biar masing-masing punya satu. Maka kami pun membuat satu kereta lagi di sebelahnya dan lagi-lagi kami menghitung jumlah gerbong.
Satu lagi, setelah ketiga kereta jadi, saya bertanya pada Kak A, "Mana kereta yang paling panjang? Mana kereta yang paling pendek?" Alhamdulillah Kak A dan Adik Z bisa menyebutkan.
Ya, dari bermain kereta begini saja ada banyak poin kecerdasan matematika dasar yang bisa distimulasi. Bahkan bisa menstimulasi kreativitas karena membuat kereta dari batu. Alhamdulillah, bintang lima untuk saya dan Kak A.
No comments:
Post a Comment