Follow Us @soratemplates

Saturday, 27 February 2021

Siapa Pencuri Hatimu




Selamat pagi. Bagaimana kabarmu hari ini? Yuk menulis diary!


Pertanyaan itu menyapa saya kemarin pagi. Dari siapa? Kok perhatian amat menyapa saya sejak pagi. Hm, bukan siapa-siapa padahal. Itu pertanyaan yang muncul dari salah satu aplikasi diary di handphone. Iya, tumben-tumbennya muncul notifikasi begitu, padahal biasanya ga pernah. Eh, entah ga pernah atau saya yang ga notice aja.


Jujur, ketika kemarin saya membaca notif itu, saya merasa terharu. Beuh, gampang amat trenyuh sih Mak... Iya, ya gimana, pertanyaan itu datang di saat yang tepat. Rasanya seperti, duh aplikasi kok kamu sungguh sangat memahamiku.


Pasalnya sejak dua hari yang lalu, suasana hati memang sedang bergejolak. Bukan gejolak bahagia penuh cinta seperti postingan sebelumnya, ini adalah gejolak dengan sedikit kekhawatiran karena tiba-tiba muncul tantangan yang harus dihadapi. Karena timing yang tepat itulah, saya pun merasa terharu.


Dari sekelumit kejadian ini, saya tiba-tiba merasa mendapat poin tersendiri. Saya mendadak merasa khawatir, "Gimana ya kalau pertanyaan tadi bukan muncul dari notifikasi aplikasi tapi dari orang lain?" Oh, kalau orangnya perempuan sih ga masalah. Asal bukan lgbt ya, hehe. Tapi kalau misal yang bertanya adalah lawan jenis dan yang ditanya ternyata memang sedang ada kendala lantas merasa terharu, duh bisa jadi bahaya nih. Dari yang semula merasa diperhatikan, lama-lama bisa keterusan.


Yah, manusia memang makhluk lemah. Dengan perhatian kecil begitu saja, dia sudah bisa klepek-klepek tak karuan. Hingga tanpa sadar bisa membuka pintu kemaksiatan yang berikutnya. Coba saja dicek, ada berapa kasus penyelewengan yang dimulai dari sekedar curhat basa-basi. Hm, cukup klasik kan modusnya.


Bersyukurlah kalau yang bertanya adalah sosok yang tepat. Suami misalnya. Tentu akan menjadi bonding

 yang memperkuat ikatan cinta. Sang istri akan merasa lega karena biaa melampiaskan uneg-unegnya. Problematika pun tersampaikan dan bisa jadi terselesaikan. Di sisi suami, hal ini bisa menjadi salah satu metode menunjukkan keqawwaman suami, yaitu mengaku bahwa suami memang pemimpin bagi istri sehingga bisa merengkuh jiwanya.


Beruntungnya, dalam kasus saya yang bertanya adalah aplikasi. Setidaknya tidak membuka celah untuk salah kaprah. Yah PR di saya sih, bagaimana agar bisa menyampaikan ke suami meski tidak ditanya bagaimana kabar hari ini. Semoga bisa. Hehe


No comments:

Post a Comment