Ada kupu-kupu yang menari-nari di dalam diri malam ini. Ada ombak yang tiba-tiba berdesir dalam hati. Ada bunga yang tiba-tiba bermekaran. Saya kasmaran? Tersebab apa? Sepele saja, suami menyalakan radio mobil yang sudah lama mati, lalu menggenggam tangan sepanjang perjalanan.
Gitu aja? Iya gitu aja.
Kok sepele amat? Emang.
Sangat sepele kan, dan dengan begitu aja ternyata trus jadi ada gejolak dalam dada. Apakah hati saya kering dan haus dengan cinta sampai-sampai dibegitukan saja langsung berdesir hatinya?
No, bukan begitu. Saya hanya mau bilang kalau ternyata semudah dan sesimpel itu untuk melakukan sesuatu dan menumbuhkan lagi rasa yang memang harus disiram dan dipupuk. Memangnya sebelumnya tidak ada rasa? Aih, tentu saja ada, tapi rasa yang berbeda ini seolah menjadi efek kejut dan meningkatkan kadar beberapa kali lipat sekaligus.
Ini persis seperti materi Matrikulasi Reborn HEbAT Community minggu ini tentang bagaimana merawat cinta dan menumbuhkan keqowwaman suami. Selain tentu saja berputar-putar tentang ajakan untuk kembali ke fitrah, salah satu cara untuk mewujudkannya yaitu dengan mengenali bahasa cinta.
Ah ya, materi tentang bahasa cinta sudah berkali-kali dibahas. Sudah bosan mungkin. Meski tidak benar-benar saya tes, tapi saya sudah paham apa bahasa cinta suami, physical touch. Tapi tetap saja, berhubung bahasa cinta kami berbeda, kadang ada rasa enggan atau sungkan untuk menampilkan bahasa cinta sesuai tipikal pasangan kita.
Yah, sejujurnya saya memang bukan sosok romantis yang akan menggandeng tangan sepanjang jalan. Bersalaman lalu cipika cipiki plus kening dan bibir pun lama-lama seakan menjadi rutinitas sebelum pergi atau selepas sholat. Padahal kalau dilihat, so sweet amat kan cium-cium segala. Tapi, ternyata jadi biasa aja. Gara-garanya sudah menjadi rutinitas lalu serasa tak berkualitas.
Maka, sesuatu yang spontanitas atau berbeda dari biasanya itulah yang akan memberi kesan lebih. Sesimpel tiba-tiba dipeluk dari belakang misalnya (Meski lama-lama jadi terasa biasa karena diulang berkali-kali juga hahaha) atau seperti tadi ketika selama di mobil kami saling bergenggaman tangan.
Ah, apapun itu, rawat selalu cintamu. Sekalipun harus memutar otak untuk menemukan hal baru. Bismillah, sehidup sesurga. Aamiin
No comments:
Post a Comment