Ups, tidak bermaksud iklan salah satu produk shampoo, tapi begitulah yang pertama terpikir ketika mendengar kata 'ketombe'. Terbayang serpihan-serpihan putih yang ada di sekitar rambut, atau mungkin sudah jatuh menghiasi bahu yang kebetulan memakai pakaian hitam. Hm, bukan hitam di atas putih lagi jadinya, melainkan putih di atas hitam. Membuatnya makin kentara dipandang mata.
Sebenarnya, apa sih ketombe...?
Ketombe alias dandruff punya nama keren di kedokteran yaitu Ptiriasis sika. Ini merupakan suatu kelainan pada kulit kepala yang menyebabkan adanya sisik- sisik halus mulai dari bercak kecil hingga bercak kasar yang merata di seluruh kulit kepala (Indriyati, 2004). Ketombe ini termasuk ke dalam golongan penyakit dermatitis seborrheic yaitu suatu penyakit radang kulit kronis (Dorland, 2002).
Kenapa bisa ada ketombe?
Pernah dengar dan baca beberapa kali, katanya ketombe disebabkan oleh minyak berlebih di kulit kepala atau karena stress. Hm, sebenarnya ketombe ini belum diketahui sebabnya secara pasti. Minyak atau sebum pada kulit kepala memang bisa menjadi pemicu ketombe, tapi bukan berati dialah penyebab ketombe secara pastinya. Demikian juga untuk stress. Belum tentu juga setiap stress, jumlah ketombe di rambut akan bertambah. Namun, pada kondisi-kondisi di atas, memang sering dijumpai adanya ketombe.
Kaitannya dengan dermatitis seborrheic yang sudah disebutkan di atas, sebuah penelitian menemukan bahwa pada penderita ketombe ditemukan adanya bakteri Pityrosporum ovale (Indriyati, 2004). Bakteri ini termasuk dalam genus Malassezia (Rebora, 2009). Munculnya bakteri ini karena adanya minyak pada kulit kepala. Jika kadar minyak berlebih, bakteri akan tumbuh subur dan mengakibatkan adanya infeksi.
Minyak yang berlebihan juga bisa muncul saat kita stress. Ketika kita stress, kerja hormon androgen akan meningkat. Hormon ini menyebabkan minyak berlebih pada kulit kepala sehingga mempermudah terjadinya pengelupasan kulit kepala alias ketombe.
Ngomong-ngomong tentang kadar minyak itu tadi, banyak makan gorengan dan makanan berminyak, juga dapat meningkatkan kadar minyak dalam tubuh kita. Jadi, banyak kondisi yang menyebabkan minyak di kulit kepala itu meningkat sehingga bakteri datang dan menyebabkan infeksi.
What is the symptoms?
Tentu saja yang bisa diamati yaitu menemukan ketombenya itu sendiri. Ada juga gejala tambahan yaitu gatal-gatal pada kulit kepala.
Trus, bisakah disembuhkan?
Ketombe tidak dapat disembuhkan. Yup, terapi yang diberikan pada orang-orang yang berketombe hanyalah untuk mengurangi ketombe itu saja. Ada banyak cara yang bisa dilakukan antara lain keramas teratur dengan menggunakan shampoo anti dandruff khususnya yang mengandung selenium sulfida atau formula smart Zinc Pyrithione (smart ZPT). Formula ini akan efektif mengatasi penyebab ketombe dan menghilangkan efek samping dari ketombe (Indriyati, 2004).
Untuk fase preventifnya, cobalah untuk menghindari faktor pemicu seperti kurangi makanan berminyak dan berlemak, hindari stress dan kelelahan fisik serta emosi.
Kalo nggak sembuh juga, prognosisnya gimana...?
Tenang saja, ketombe bukanlah suatu penyakit yang berbahaya. Prognosisnya insya Allah baik. Tapi, ya itu tadi. Ketombe tidak sembuh 100%, tapi hanya berkurang saja.
Masalah yang biasa timbul karena ketombe bisa jadi berpengaruh pada kehidupan penderita masing-masing. Misalnya baru semangat-semangatnya presentasi, tiba-tiba kepala gatal. Hm, ga lucu tentunya kalo kita harus garuk-garuk kepala. Selain bisa dianggap orang bodoh karena dikira kita hanya bisa menggaruk-garuk kepala yang tak gatal, parahnya lagi jika kita justru dikira jorok karena kutuan. Hm...
Itulah sebabnya orang yang berketombe nggak gampang hilang ketombenya. Kondisi psikisnya yang terganggu dengan gatalnya ketombe menyebabkan ia justru menjadi stress. Jika stress berkelanjutan, ujung-ujungnya nambah ketombe juga. Waduh, kapan berkurangnya dong kalo gitu.
Oya, meskipun tidak berbahaya, pesan ini harus tetap disampaikan "Jika sakit berlanjut, hubungi dokter".
saya sudah berketombe terutama di bagian belakang kepala. Sudah tahunan, susah sekali hilang. Dan menurut pacar saya (saya tidak bisa liat bagian belakang kepala) bentuknya seperti sisik2 yang banyak. Saya sudah pakai bermacam shampo anti ketombe, semua merk hampir pernah saya coba. Tetapi tidak kunjung sembuh. Ditambah informasi yang saya baca di internet semakin menakutkan. Ada yang bilang kena jamur akut, atau bisa botak permanent dll. Untuk penderita seperti saya, apakah harus ke dokter?
ReplyDeletesebenarnya tidak menakutkan kok, cuma memang sangat mengganggu saja.
ReplyDeletemungkin lebih baik periksa ke dokter di salon-salon kecantikan. biasanya salon yang ada hair treatment-nya sudah biasa menangani rambut berkotembe. dicoba saja ke sana. biar dokter bisa mengecek kondisi rambut dan kulit kepala mbak. trus bisa menentukan shampoo apa yang cocok untuk kulit kepala mbak. meskipun harus keluar uang untuk membeli produk mereka juga sih. soalnya kadang kalau kita asal coba-coba shampoo yang ada justru ga cocok dan makin memperparah ketombenya.
jadi saran saya, dicoba ke salon hair treatment yang ada dokternya ya. soalnya ada juga salon-salon kecantikan yang ga ada dokternya, cuma asal bisa creambath dll aja.
mudah-mudahan segera berkurang ketombenya...
terima kasih sudah berkunjung ke blog saya ya...^^
saya sedang meneliti kesehatan kulit kepala terhadap zinc, dan selenium disulfid,
ReplyDeletemohon bantuan, tentang kepustakaan di atas
marlyn_sujutvxq@yahoo.co.id
trimakasih
Baik, Insya Allah..
ReplyDelete