Ketika seseorang menyukai orang lain, bukan tidak mungkin
jantungnya akan berdebar hebat ketika bersinggungan dengan orang tersebut.
Seorang teman selalu menulis status ‘smile’ ketika ada tanda hijau melingkar di
profile picture fb orang yang disukainya. Teman yang lain buru-buru mengambil
stetoskop untuk mengecek detak jantungnya begitu tahu orang yang didamba
mengirimkan SMS padanya. Ada pula yang begitu berdegup jantungnya ketika
melihat atau mendengar orang yang dipuja sedang berbicara. Masih banyak lagi
contoh lainnya yang intinya menggambarkan bahwa jantung berdetak tak beraturan
dan lebih cepat daripada biasanya ketika berinteraksi dengan orang yang disuka.
Dalam istilah kedokteran, detak jantung yang tidak beraturan
disebut aritmia. Ya, tidak sesuai ritme. Detakan jantung seperti ini ternyata
memberi dampak yang tidak bisa dianggap sepele. Terbukti aritmia menjadi
penyebab terbesar terjadinya henti jantung atau istilah medisnya cardiac
arrest. Wajar saja, karena tidak berirama, maka kerja jantung pun tidak
beraturan. Karena tidak beraturan, maka matilah jantung itu.
Ketika jantung mati, kemungkinan besar akan mati pula organ
lainnya. Darah tak bisa mengalir. Otak kekurangan darah dan glukosa hingga tak
bisa bekerja, pun organ-organ vital lainnya. Maka, matilah jasad itu secara
nyata.
Demikian pula kaitannya dalam hal cinta. Ketika hati
berdegup tak karuan karena orang yang dicintai, bisa jadi ia pun akan mengalami
hati yang mati. Tentu bukan hati yang mati dipandang dari sisi medis, tapi dlihat
dengan pendekatan yang lain.
Seperti kata Titik Puspa, ketika setiap hari yang terbayang
hanya wajahnya, maka hati pun demikian pula. Ketika berinteraksi, perhatian pun
terfokus padanya. Bisa jadi, ia lantas melupakan hal lainnya. Apakah hal lain
yang terlupakan itu? Bisa jadi ia lupa makan, lupa tidur. Bukankah banyak orang
jatuh cinta dengan kasus demikian? Bahkan dalam contoh yang mungkin lebih ekstrem,
bisa jadi dia akan lupa Tuhannya, lupa kewajibannya.
Di sinilah kondisi di mana ia telah mengalami hati yang
mati. Kematian yang terjadi karena terlalu banyak debar-debar rasa tak karuan
yang diselinapkan ke dalam hati. Dan ketika hati sudah mati, bukan mustahil
organ lain pun ikut mati. Otak menjadi tumpul untuk berpikir lebih rasional.
Mata menjadi buta untuk memandang dengan senyata-nyatanya. Istilah orang, rasa
itu telah berubah menjadi cinta buta atau cinta mati.
Namanya saja cinta mati, bisa diartikan cinta yang membuat
diri ini mati. Persis seperti orang cardiac arrest yang meninggal dan akhirnya
dikubur. Apakah hati juga akan mati dan akhirnya terkubur? Naudzubillah..
Maka, hati-hati membawa hati..
Kalau dibalik gimana? Kalau tidak berdebar apakah itu artinya tidak cinta?
ReplyDeleteItu hanya salah satu tanda saja ukh. Belum tentu semua harus berdebar tak karuan.. :)
ReplyDelete