Follow Us @soratemplates

Friday, 10 August 2012

Long Distance Relationship (LDR)


Semua orang yang belum menikah memiliki hubungan LDR. Entah LDR dalam dimensi ruang, atau LDR dalam dimensi waktu.
Statement di atas digelontarkan oleh seorang teman di twitter beberapa waktu lalu. Disadari atau tidak, perkara jodoh memang demikian adanya. Bisa saja kita berjarak dengannya dalam hitungan kilometer, tetapi bisa juga waktulah yang memisahkannya.

Kita tidak tahu di manakah jodoh kita saat ini. Mungkin jodoh itu sedang asyik belajar di Jerman, atau ia sedang sibuk bekerja di Kalimantan, sedangkan kita sedang santai membuka-buka internet di sini. Kita benar-benar berjarak dengannya dalam arti sesungguhnya. Maka, tidak salah kiranya jika kita disebut LDR dengannya. Ada sebuah hubungan jarak jauh yang kita sendiri tidak paham seberapa jauh jaraknya. Satu-satunya pertalian hanyalah janji Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah Dia tuliskan bersamaan dengan ditiupnya ruh kita.

Kita tidak tahu kapan jodoh itu akan datang. Mungkin jodoh itu ada di samping kita saat ini, atau ada di depan kita saat berinteraksi, tetapi kita tidak mengerti. Akhirnya kita pun tetap berjarak dengannya. Memang bukan jarak sesungguhnya yang diukur dengan satuan meter, tapi jarak waktu yang kita tidak tahu. Termasuk seberapa lama jarak kita dengannya. Maka, tak salah juga jika dikatakan LDR dengannya dalam dimensi waktu.

Jika dipikir dengan logika, mungkin kita tak paham dengan LDR macam ini, baik LDR jarak atau LDR waktu. Sering kita tidak menyangka, bagaimana mungkin kita bisa bertemu dengan Si Jerman yang asyik belajar atau Si Kalimantan yang asyik bekerja. Tetapi, itulah rahasia Allah, menjadikan kita terpisah oleh jarak.

Demikian halnya dengan LDR waktu. Kita juga tak menyangka, bagaimana mungkin kita berjodoh dengan sahabat yang ada di samping kita atau tetangga yang ada di depan rumah kita. Padahal mereka sudah ada di sekeliling kita sejak dulu. Mungkin, orang yang akhirnya melihat kita bersama akan berkomentar, “Kalau akhirnya cuma sama dia, kenapa ga dari dulu-dulu?”. Tetapi, memang itulah rahasia Allah, menjadikan kita terpisah oleh waktu.

Perkara jarak dan waktu, kuncinya adalah menunggu. Pada akhirnya nanti mereka yang jauh secara jarak atau waktu akan menjadi dekat pula. Kilometer demi kilometer akan tereliminasi, waktu demi waktu akan bersinergi, hingga akhirnya menjadi satu dalam dimensi jarak sekaligus waktu.

Tak perlu logika untuk menerka. Yang dibutuhkan hanyalah iman untuk percaya bahwa janji Allah itu pasti. Dan jika saat itu tiba, nikmatilah short distance relationship yang suci.


No comments:

Post a Comment