Follow Us @soratemplates

Wednesday 8 August 2012

Gampang Jual Mahal


Ketika bertemu dengan seseorang, tak jarang kita sudah menangkap kesan pertama. Ada yang memberikan kesan bahwa orang ini ramah, jutek, menarik, dan sebagainya. Demikian halnya dalam hal cinta. Ada yang bisa memberikan kesan bahwa seseorang itu gampangan, atau sebaliknya orang itu terlalu jual mahal.
Kasus ini kembali lagi pada statement bahwa seseorang sangat mungkin untuk disukai lebih dari satu orang. Dalam menyikapinya, orang tersebut bisa menunjukkan hal yang berbeda-beda. Di sinilah kesan pertama itu bermula.

Ada orang yang demikian baiknya hingga semua rasa kekaguman itu ditanggapi dengan sikap baik pula. Dia sama sekali tidak membedakan perhatian dari siapapun, entah itu orang yang benar-benar suka padanya atau bahkan hanya sekedar interaksi biasa saja. Dia pun menutup mata dan telinga ketika melihat semua perhatian atau kebutuhan itu. Yang ada dalam dirinya adalah bagaimana untuk tetap memperlakukan semua orang dengan sama baiknya. Untuk tipe ini, orang akan dikenal sebagai orang yang baik, bahkan terlalu baik sehingga orang yang suka padanya yang justru berhati-hati untuk tidak salah menafsirkannya.

Ada yang demikian jumawa dengan banyaknya perhatian yang diberikan orang lain padanya. Mungkin dia terlalu bersyukur dengan kebaikan hati para pengagumnya. Prinsipnya bisa dibilang adil sesuai dengan porsinya. Jika perhatian lebih maka balasan pun lebih. Jika tak ada perhatian, maka ia pun tak ada pengharapan. Untuk tipe ini, orang bisa jadi dikenal sebagai orang gampangan. Karena memberikan sesuatu sesuai porsinya, mungkin ia akan mudah memberi perhatian kepada beberapa orang lainnya.

Ada pula yang memberikan tembok tinggi kepada semua pengagumnya. Entah ia benar-benar dikagumi, dicintai, atau bahkan sekedar interaksi biasa, orang ini akan memasang jarak agar tidak mudah dijangkau. Dalam konotasi negatif, orang tipe ini dapat dianggap sebagai orang yang jual mahal.

Dilihat dari sudut pandang pengagum, mereka bisa mengambil langkah setelah kesan pertama itu. Ada yang makin gencar, ada yang memilih mundur. Semua memang tergantung pribadi masing-masing, tetapi dalam semua tipe tersebut, ada banyak kemungkinan bahwa sang pengagum akan mundur.

Pada tipe pertama, orang bisa mundur karena takut hanya diberi harapan palsu semata. Pada kasus kedua, orang mundur karena tak suka orang tersebut ternyata gampangan saja. Pada kasus ketiga, orang mundur karena merasa tak juga mampu meruntuhkan tembok tingginya.

Orang yang disukai ibarat target. Ketika target itu terlalu rendah alias gampang untuk diraih, orang tidak akan termotivasi. Sebaliknya, ketika target itu terlalu tinggi alias mengawang-awang di langit, orang pun bisa putus motivasi karena merasa tak sanggup meraihnya.

Demikian juga diri kita. Jika kita terlalu gampangan berpindah dari satu perhatian ke perhatian lagi, orang akan mundur karena tak termotivasi meraih kita. Jika terlalu jual mahal hingga menolak semua, orang pun akan mundur karena takut terjatuh dan sakit pula.

Ibarat teori kewirausahaan, pasang target tinggi tapi terjangkau karena jika terlalu tinggi akan jatuh saat sakit, maka demikian pula kita. Bagi sang pengagum, pilih saja target yang terjangkau karena tak semua orang dituntut untuk meraih apel tertinggi. Bagi yang dikagumi, jadilah orang pertengahan. Bukan orang gampangan karena kita juga punya harga diri. Bukan pula orang jual mahal karena hanya Allah lah yang pantas menyombongkan diri.


No comments:

Post a Comment