Follow Us @soratemplates

Thursday, 10 September 2020

MasyaAllah... Keren




Hari ini luar biasa. Sejak pagi Kakak A dan Adik Z sudah 'rame'. Awalnya karena saya butuh cek hape, jadilah mereka terpancing. Alhamdulillah bisa segera dikondisikan sehingga masih tetap on the track manajemen gadget buat mereka.


Tragedi kedua terjadi ketika Kakak A ingin mengajak Adik Z main di kamar kos kosong. Si adik tidak mau, dia lebih memilih main pasir. Jadilah ramai lagi karena kakaknya ingin ngajak main bareng. Suasana makin tambah rame ketika bumer pun menimpali suara tangis mereka dengan nada tinggi.


Saya yang saat itu baru mandi untungnya masih bisa mengendalikan diri. Teori truk sampah beberapa waktu lalu masih terpegang, saya tersenyum saja di bawah guyuran air mendengar suara bumer di luar sana. Plus suasana melankolis seharian kemarin masih membekas di hati. Ajaibnya saya menikmati keramaian Kakak A dan Adik Z kali ini. 


Selepas mandi, kondisi saya ambil alih. Keduanya saya ajak ke kamar dan terkuasai. Tapi saya memilih jeda terlebih dahulu alih-alih memberi insight pada mereka.


Ketika akan berangkat, barulah saya mengambil moment. Saya bilang pada Kakak A, "Adik jangan dibuat nangis, ya. Kan Mami mau berangkat kerja. Nanti kalau adik nangis gimana dong, ga bisa nen."


Kakak A sepertinya menangkap. Dia menimpali sambil berkata, "Adik nanti jangan nangis ya!" 


Sepulang kerja, saya menyapa mereka dan bertanya, "Adik tadi nangis ndak?" 

Adik Z pun menjawab, "Ndak"

"MasyaAllah... keren sekali. Mami suka kalau Dek Zabran ga nangis gitu. Keren!" kata saya dengan nada antusias.

"Kak Abrar tadi ga bikin adik nangis ya?" tanya saya ke Kakak A.

"Ndak!" jawab Kakak A cepat.

"Trus, Kak Abrar ngapain sama Adik?"

"Ya mainan bareng-bareng sama Dek Zabran"

"MasyaAllah.. Kak Abrar juga keren. Itu keren banget lho Kak main bareng sama adik ga ada yang nangis." Saya menimpali dengan lebih antusias.

"Besok main bareng-bareng lagi ya. Ga boleh nangis-nangis semua. Adik pinter ga nangis. Kak Abrar juga pinter ga bikin adik nangis."


Mereka pun diam saja. Saya tidak tahu apakah komunikasi produktif kali ini akan efektif atau tidak. Tapi setidaknya saya sudah menapakkan langkah pertama untuk pencegahan tantrum keduanya.


Setidaknya saya merasa bahwa hari ini saya menang dengan tetap tersenyum menghadapi situasi yang cukup panas tadi pagi. Pun saya bisa tetap bernada baik dan intonasi ramah ketika menghadapi mereka. Konsep jeda terealisasi. Poin fokus pada solusi juga tercapai dibandingkan hanya berfokus pada masalah. Termasuk juga tips memberikan pujian dari sesuatu yang disukai dan fokus pada masa depan agar lebih baik lagi.


MasyaAllah... Alhamdulillah... Hari ini benar-benar keren.....

No comments:

Post a Comment