Robbi adkhilni mudkhala shidqin wa akhrijni mukhraja shidqin waj’alli milladunka sultanannashira.
Ya Allah masukkanlah aku dengan masukan yang benar dan keluarkanlah aku dengan keluaran yang benar dan berilah aku kekuatan yang menolong (Q.S. Al-Isra’: 80).
Kali ini, inilah sambutan yang sesungguhnya ketika memasuki belantara Moewardi kemarin. Kalimat doa ini meluncur sebagai petuah dari dekan saya, Prof. Zainal.
Beliau mengajarkan agar kami berdoa supaya bisa masuk dengan cara yang baik. Namun tidak hanya masuk saja. Bukan hal baru jika ada koas yang bisa masuk namun tak bisa keluar. Maka, beliau melanjutkan petuahnya dengan doa agar kami bisa keluar dengan cara yang benar. Lagi-lagi untuk menghadapi belantara Moewardi dengan masuk dan keluar benar perlu proses yang benar pula. Maka, lanjutkan doanya dengan harapan agar selalu diberikan kekuatan yang menolong.
Petuah doa di atas seakan menjadi penyejuk yang menyambut jiwa-jiwa kami. Ya, jika sudah berdoa, untuk apa takut lagi? Mau sebelantara apapun Moewardi di hadapan kami, asal ada kekuatan yang menolong maka habis sudah semua perkara. Mau sesulit apapun semak belukar yang harus kami terjang dan masuki, asal kami dimasukkan dengan cara yang benar maka tak ada lagi kendala. Mau sebuas apapun rintangan untuk bisa keluar, asal kami dikeluarkan dengan cara yang benar maka tak ada lagi kekhawatiran.
Orang sering sulit untuk masuk ke lingkungan tertentu. Begitu sudah berhasil susah payah masuk, dia mungkin bernafas dengan lega. Ternyata, masih ada saja rintangan yang harus dia lalui selama prosesnya. Hingga akhirnya ia pun kembali bersusah payah untuk bisa keluar. Alhamdulillah jika dia keluar dalam keadaan layak dan selamat. Bisa jadi dia harus keluar dalam keadaan cacat atau malah dikeluarkan secara paksa. Na’udzubiillah.
Maka, alurnya memang benar demikian. Masuk benar lalu keluar benar, dan tentunya dengan pertolongan yang benar pula selama prosesnya. Bahkan Allah telah menuliskan doa ini dalam firman-Nya. Artinya Allah telah memberikan kunci agar kita tak perlu khawatir untuk masuk, berproses, dan keluar dari dunia tertentu.
Doa di atas juga mengingatkan saya bahwa berdoa itu sepanjang masa. Berdoa bukan hanya agar bisa masuk koas, bukan pula agar segera lulus koas, melainkan agar masuk dengan cara benar, keluar dengan benar, dan diberi kekuatan pertolongan. Artinya, doa ini berlaku sepanjang masa. Bahkan selesai koas sekalipun, doa ini masih terus berlaku. Bukankah masih ada episode kehidupan selanjutnya? Masih ada permohonan agar dimudahkan untuk masuk ke dunia yang lain, dikeluarkan dari kehidupan tertentu, dan selalu mendapat limpahan kekuatan pertolongan.
Maka, lafadzkan terus doa ini tanpa jemu. Jika kita percaya janji Allah itu pasti, tagih saja janji-Nya lewat doa. Bukankah Allah menyukai hamba-Nya yang selalu meminta? Semakin banyak kita meminta, semakin Allah akan suka. Semakin Allah suka, makin besar pula peluang Allah mengabulkan doa kita. Jika doa kita terkabul, adakah sesuatu yang perlu ditakutkan lagi?
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
No comments:
Post a Comment