Apa definisi orang aneh menurut Anda? Apakah orang yang memakai baju serba luar biasa, jauh dari kebiasaan umumnya? Atau orang yang memiliki sifat yang tak umum juga bagi kalangannya? Atau definisi yang lain?
Saya sendiri pernah ‘mengatai’ teman saya aneh. Saya punya seorang kenalan. Waktu itu kami saling ngobrol. Ketika ngobrol topik A, saya berusaha menimpali. Tapi begitu saya baru ngobrol panjang lebar tentang A, dia tiba-tiba menyela tentang Z. Belum saya menanggapi tentang Z, dia sudah balik lagi tentang B. Benar-benar bingung saya dibuatnya. Dan saya pun angkat tangan, menyerah untuk berteman dengannya. Saya mencapnya aneh.
Lain waktu, ada sahabat saya yang juga begitu. Bagi orang lain, dia itu juga sering dicap aneh. Mulai dari gaya bahasanya, sifatnya, kegemarannya, pokoknya aneh. Misalkan ketika dia berbicara, orang lain tak bisa menangkap. Kebanyakan orang menganggapnya aneh. Persis seperti yang terjadi pada kasus saya dengan kenalan saya itu. Tapi anehnya, saya merasa cocok-cocok saja dengan sahabat saya yang sering dianggap aneh itu. Meski bahasanya aneh, tidak tahu mengapa saya bisa mengetahui maknanya. Dan bagi saya, sahabat saya itu tidak aneh.
Nah, kalo begitu apa definisi orang aneh?
Sebernanya definisi orang aneh ini sangat subjektif sekali. Buktinya sahabat saya yang aneh tetap tidak saya anggap aneh. Kenalan saya yang bagi saya aneh juga tetap bisa enjoy dengan sahabat-sahabat terdekatnya. Dalam hati saya bertanya-tanya, bagaimana ya kok mereka bisa memahaminya? Sebaliknya, orang lain juga bertanya. Bagaimana saya kok bisa memahami sahabat saya?
Yah, perkaranya adalah memahami. Mau tidak kita memahami orang lain. Kalau saja saya memahami topik pembicaraan kenalan saya yang loncat-loncat tadi, saya pasti tak menganggapnya aneh. Begitu juga dengan sahabat saya. Karena saya bisa memahami gaya bahasa sahabat saya, saya pun tidak menganggapnya aneh.
Masalahnya, memahami orang lain masih sering menjadi hal sulit. Orang cenderung menuntut dipahami daripada mencoba untuk memahami. Contohnya banyak. Misal kita ada masalah dengan orang lain, kebanyakan orang berkata, “Aku sudah memahami posisinya, tapi dia tidak mau memahami posisiku” demikian juga sebaliknya. Atau jika para pemuda ditanya tentang pasangan idamannya. Mungkin salah satunya adalah yang mau memahami dirinya. Nah lo…
Padahal ini hukum aksi reaksi. Pada dasarnya setiap orang itu berbeda. Saya dan sahabat saya berbeda. Saya dengan kenalan saya pun berbeda. Tetapi ketika ada saling memahami, maka bukan hal yang mustahil untuk mengukir persahabatan itu.
Sahabat saya dengan gaya bahasanya yang rumit, sedangkan saya dengan gaya bahasa lebih sederhana. Ternyata bisa nyambung juga. Saya anggap saja mendapat materi baru dari obrolannya yang setinggi langit itu. Di lain sisi, dia belajar pola pikir saya yang melihat sesuatu dengan cara sederhana. Saya memahami gaya bahasanya. Dia memahami gaya bahasa saya. Maka, berlanjutlah obrolan kami.
Sebaliknya, kasus saya dengan kenalan saya. Saya cenderung membahas sesuatu dengan mendetail, tapi kenalan saya hanya sekedar singkat-singkat saja. Asal tahu jawabannya, ya sudah. Kami tidak nyambung. Karena ketika saya masih mau menjelaskan, dia sudah ganti topik. Hasrat saya untuk menjelaskan pun kandas. Lama-lama saya jengkel juga. Sebaliknya, ketika saya mencoba sedikit menjelaskan, teman saya juga merasa jengkel. Baginya, ngapain sih dijelasin panjang lebar, yang penting udah tau apa jawabanya. Nah kan, saya tidak bisa memahaminya, tidak bisa menuruti keinginannya. Sebaliknya dia pun juga begitu. Tak bisa mengerti saya, dan lebih memilih untuk tidak melanjutkan ngobrol saja.
Yup, memang itulah kuncinya. Saling memahami. Ketika ada sikap saling memahami, meski orang lain tak bisa mengerti, obrolan kami tetap saja mengalir. Ketika kita mencoba memahami orang lain, pasti akan ada sikap memahami dari orang lain.
So, ayo saling memahami. Pahami orang lain, maka orang lain akan memahamimu. Dan tak perlu ada lagi kamus orang aneh dalam hidupmu.
No comments:
Post a Comment