Follow Us @soratemplates

Monday, 22 August 2011

Wajah Baru vs Wajah Lama

Waaa…, hari ini sudah kuliah…! Hiks, hiks.., berasa masih ingin liburan. Tapi tak apalah. Tugas mahasiswa kan salah satunya kuliah. (hm, sok semangat…:D)

Seperti biasanya, awal masuk kuliah selalu membawa cerita baru. Mulai dari kangen-kangenan dengan teman, berusaha memompa semangat belajar yang terpendam selama liburan, sampai ngincar-ngincar adik tingkat yang baru saja masuk. Haha, aktivitas ketiga ini merupakan kegemaran saya dan teman saya. Ups, jangan salah. Mengincar di sini bukan berarti mau diapa-apakan lho. Cuma mau dipakai buat belajar saja. Belajar apa???

Belajar untuk bersemangat.

Yup, kita tahu mahasiswa baru memang identik dengan semangat yang meletup-letup. Apalagi ini di FK, bos. Terlihat jelas di wajah mereka rasa senang atau bangga. Wajah-wajah itu lah yang saya cari.

Ceritanya, selepas dhuhur tadi, seperti biasa saya iseng nyeletuk dengan teman saya, “Mana nih anak 2011?”. Teman saya pun menimpali, “Kayaknya ini deh, wajah-wajah yang masih bersinar bahagia.” Saya pun melanjutkan, “nah, kalo ini sih anak 2008. Wajah-wajah tua. Wajah suram yang hopeless ngurus skripsi”. Hehe…

Mahasiswa baru semangat baru, mahasiswa lama semangat lama. Begitu kah? Semoga saja tidak. Karena yang namanya semangat, bagaimanapun harus tetap diperbaharui. Tak ada salahnya mahasiswa lama memiliki semangat baru. Nah, inilah yang saya pelajari dari wajah-wajah mahasiswa baru 2011.

Ketika melihat wajah mereka yang masih bersinar, penuh harapan, dan idealisme, saya merasa ikut tertular semangat mereka. Sikap mereka yang begitu bersemangat secara langsung memberikan warna bagi mahasiswa lama. Mau tak mau kampus yang suram pun ikut lebih berwarna, dan bukan tak mungkin mahasiswa lama akan ikut terwanai pula. Contohnya diri saya sendiri. Saya akui, saya sangat merasa terwarnai dengan kehadiran mereka.

Selain itu, secara tidak langsung wajah-wajah penuh semangat itu mengingatkan kami pada awal masuk dulu. Ketika kami juga berjuang untuk bisa diterima kuliah, kemudian bahagia memulai kuliah untuk pertama kalinya. Setidaknya ini menyadarkan kami yang sudah tergerus rutinitas dan mengikis rasa juang yang meletup-letup itu untuk kembali bangkit dan bersemangat. Kembali mengejar idealisme masing-masing ketika menginjakkan kaki pertama kali di kampus.

Pentingkah itu?

Bagi saya, itu sangat penting. Mengapa? Karena semakin lama berada di kampus, berbaur dengan sistem yang ada, tak jarang banyak idealisme yang berubah. Banyak keinginan masa-masa awal yang terlalu banyak tertoleransi mengingat rutinitas yang padat. Misalkan, di awal begitu banyak orang menginginkan jadi mahasiswa berprestasi, tapi lama-lama keinginan itu terkikis. Banyak yang berkhayal kelak menjadi dokter ini, dokter itu, dokter yang begini, dokter yang begitu, tapi makin lama makin berubah juga.

Nah, dengan belajar dari mereka, setidaknya kita disadarkan untuk mengingat kembali mimpi kita masing-masing. Secara kasarnya begini, “Lihatlah, wajahnya bersinar dengan segudang mimpi yang akan dicapai di kampus ini.” Lalu, tanyakan pada diri sendiri, “Bukankah dirimu dulu juga berwajah begitu? Penuh suka cita berjuang meraih mimpi? Apakah mimpi itu sekarang masih ada?”

Nah, dengan begitu mau tak mau kita akan kembali mengorek mimpi kita. Kembali mengatur rencana untuk mewujudkan mimpi kita. Kembali mengawali tahun ajaran baru dengan semangat yang tak kalah baru.

Bukankah itu mengasyikkan? Menjadi mahasiswa lama, tapi semangat baru. Itukah kamu?




No comments:

Post a Comment