Banyak orang ingin dipahami atau merasa sudah memahami orang lain. Yakin? Seorang teman dekat saya mengatakan hal yang unik “Orang yang memahami kita adalah orang yang tidak paham dengan kita tapi tetap memahami kita.” Atau dalam bahasa percakapan yang lebih njlimet, kurang lebih begini “Aku tu ga bisa memahamimu, tapi aku paham.” Hm…, bingung?
Setiap orang tentu memiliki permasalahnnya sendiri, memiliki watak mereka sendiri. Acap kali hal-hal yang sangat karakteristik itu kurang sesuai dengan karakteristik orang lain. Misalkan kita suka naik gunung hingga tidak mandi berhari-hari. Orang lain mungkin berpikir “Ngapain sih tu anak naik gunung mulu. Ga mandi berhari-hari lagi. Aku ga paham deh dengan sikap mereka.” Nah, iniah orang-orang yang tidak paham dengan tingkah laku kita.
Apakah orang-orang itu adalah orang yang tidak memahami kita? Belum tentu. Kalau orang itu lantas meninggalkan kita karena merasa naik gunung itu aneh dan tidak sesuai dengan pribadi mereka, berarti orang-orang itu memang benar-benar tidak memahami kita. Tapi kalau orang itu enjoy-enjoy aja, tetap membiarkan kita naik gunung, dan tetap bertahan menjadi orang dekat kita walau tidak suka dengan aktivitas naik gunung, berarti dialah orang yang benar-benar memahami kita.
Contoh lain yang lebih simpel. Seorang istri yang tidak suka begadang tetap membiarkan suaminya nonton bola tengah malam. Bahkan bisa jadi dia rela menemani atau membuat camilan. Padahal dia tidak paham, apa serunya orang-orang mengejar bola dan setelah dapat bola malah ditendang jauh-jauh. See? Inilah orang yang tidak paham dengan kita tapi tetap memahami kita. Inilah orang yang benar-benar memahami kita karena mereka tidak akan mematikan karakter kita dan akan terus mendukung kita.
Mari kita menjadi orang yang memahami orang lain, yang tidak hanya bisa memarahi, menghujat, atau bahkan mematikan karakternya jika kita tak paham dengan dirinya.
PS: Buat Zahra, maaf ya kata-katamu tak jadiin ide buat ngeblog.
=) hhe,, kadang obrolan ato sms dari orla bisa jadi inspirasi nulis ya mb.. =)
ReplyDeleteiya dek, biar ga ada alasan ga punya ide untuk nulis. setiap yang kita lihat, dengar, baca, bayangkan, langsung aja dibuat tulisan.
ReplyDeletesebelum menguap dan hilang dari peredaran otak =)
ReplyDeletebetul..betul..betul... :)
ReplyDeletejoss tnan!
ReplyDeletejas jos jas jos..., ayo nit, mumpung libur nulis blog...
ReplyDelete