Saya menemukan alasan itu di sebuah novel yang berjudul Mutiara Bumi Saba’. Seorang laki-laki menyatakan cintanya kepada seorang wanita. Dengan segudang kekurangannya, wanita itu menyerahkan keputusan pada sang laki-laki. Tapi laki-laki itu menjawab, “Tidak apa-apa, karena kamu wanita pembaca.” Wah, menarik. Seorang pembaca saja ternyata cukup untuk menutup semua kekurangan yang ada.
Saya jadi teringat celoteh teman saya. “Dia itu kalau sedang serius membaca keliatan cantik sekali.” Hm, ada-ada saja. Tapi, mungkin benar juga adanya. Beberapa adegan di sinetron atau film juga banyak yang menge-shoot adegan cinta yang bersemi di perpustakaan. Mungkin karena membaca buku memang menambah kecantikan seseorang. Bahkan ada seorang teman lagi yang berkata, “Beruntunglah jika memiliki pasangan hidup yang gemar membaca.”
Apa pasal? Karena seseorang yang gemar membaca menandakan bahwa dia tidak lelah untuk belajar. Dengan membaca, kita akan mendapatkan sebuah ilmu. Atau paling tidak memiliki sebuah cara pandang baru. Seandainya suatu ketika dalam mengarungi bahtera cinta mereka mengalami suatu kendala, wanita pembaca akan berusaha mencari jawabnya melalui buku. Sehingga apa yang dia lakukan bukanlah asal-asalan dan tidak memiliki dasar ilmu. Tapi benar-benar tindakan yang sekiranya benar dan diharapkan mengatasi masalah yang ada. Bukankah itu luar biasa?
Membaca buku yang dimaksud di sini tak semata-mata buku yang memang ditulis dengan tujuan menyebar ilmu. Ketika ingin mengetahui tentang cara mengasuh anak, tak hanya bisa didapatkan dengan membeli buku non fiksi berjudul ‘cara mengasuh anak’. Bisa jadi, sebuah novel pun bisa memberikan contoh nyata cara mengasuh anak lewat sebuah cerita. Atau buku tentang tentara atau militer yang memimpin anak buahnya, juga bisa diadopsi untuk mencari cara terbaik bagaimana memimpin anak-anak dalam sebuah keluarga. Nah, bukankah banyak peluang ilmu yang bisa didapat melalui membaca?
Mungkin benar juga adanya kalau membaca buku membuat seseorang menjadi lebih cantik. Memang bukan cantik rupa secara langsung, tapi kecantikan seseorang secara menyeluruh. Kecantikan otak sehingga dia terlihat cerdas, tingkah lakunya tidak asal-asalan, omongannya penting dan berisi, dan sifat-sifat lain yang itu tercipta karena dia memiliki ilmu dari membaca buku. Bahkan bisa jadi, rupa pun akan menjadi cantik secara tidak langsung, karena kecerdasan berpikirnya, keluhuran tingkah lakunya, sehingga aura cantik pun memancar dari wajahnya. Dan itu semua semata-mata karena dia memiliki ilmu dari buku.
Hm, siapa yang tidak ingin cantik karena membaca buku? Sudah cantik, dapat ilmu lagi. So, buat para wanita (pria juga ding), mari kita membaca buku. Karena buku juga bisa menjadi kosmetik nomor satu.
No comments:
Post a Comment