Follow Us @soratemplates

Thursday, 21 July 2011

Please, Buat Aku Semangat!

Beberapa waktu lalu, saya terlibat obrolan seru dengan seorang kawan saya. Waktu itu sedang jam kosong jeda antar-praktikum. Kami duduk-duduk santai sambil ‘ngadem’ di perpustakaan. Beberapa teman menyicil membuat tugas kelompok, sedangkan saya dan teman saya hanya mengganggur saja. Waktu itu teman saya berkata, “Aku kok kayak nggak punya semangat buat hidup ya?”. Barangkali itu hanya ucapannya sambil lalu. Tapi itu justru menjadi sebuah obrolan seru.

Mungkin, ada di antara kita yang pernah mengalami keadaan seperti itu. Merasa bahwa hidup yang dialaminya datar saja, bahkan bisa jadi hampa. Rasanya tidak ada riak-riak kecil, letupan-letupan semangat, atau gejolak kehidupan yang lain. Mungkin akan muncul keluh kesah, “Kenapa kok hidupku membosankan sekali. Tidak ada gejolak semangat sama sekali.” Hm, benarkah begitu? Hidup kita yang memang tidak ada gejolak, atau kita yang tidak membuat gejolak untuk hidup kita?

Keadaan ini bisa muncul karena ada rasa bosan. Ya, bosan dengan rutinitas yang ada. Dari bangun tidur hingga tidur lagi di hari ini, tidak jauh berbeda dengan hari kemarin atau hari besok. Bisa saja, ini menimbulkan suatu kejenuhan. Mungkin memang demikianlah aktivitas kita. Mau bagaimana lagi. Tiap hari kan memang harus kuliah. Pasti agendanya begitu-begitu saja.

Siapa bilang? Kuliah di hari ini tentu saja berbeda dengan kuliah di hari sebelumnya atau keesokan harinya. Materi kuliah jelas beda, dosen yang menyampaikan bisa jadi juga beda. Sedikit perbedaan ini saja sebenarnya cukup untuk membuat hari-hari menjadi tidak membosankan. Kalau pun perbedaan ini masih terlalu kecil, kita bisa menciptakan suatu hal yang beda tersebut. Misalkan saja ketika berangkat ke kampus, kita memlih rute jalan yang berbeda. Ketika memilih tempat duduk, kita memilih bangku yang berbeda dengan teman di samping kita yang berbeda pula. Bisa juga ketika makan siang, kita meluangkan pergi ke luar kampus sejenak untuk mencari warung makan yang berbeda pula. Bukankah ada banyak cara untuk menciptakan perbedaan yang bisa mengusir kebosanan? Tapi, mau bagaimana lagi kalau memang masih tetap bosan?

Hm, kalau ternyata masih juga bosan, sekarang coba kita tengok tujuan kita. Orang akan merasa bosan dan tidak bersemangat ketika tidak memiliki tujuan. Karena tidak ada tujuan yang ingin benar-benar dicapai, hidup cukup dijalani dengan biasa-biasa saja. Begitu terbiasa dengan menjalani yang biasa-biasa, wajar saja jika akhirnya rasa bosan itu menyapa. Ujung-ujungnya jadi makin tidak bersemangat lagi. Tapi jika memiliki tujuan yang menggebu-gebu ingin dicapai, kita seakan-akan bersedia saja berkorban sampai titik darah penghabisan untuk meraihnya. Dengan adanya perjuangan kita untuk meraih tujuan itulah, hari-hari kita menjadi lebih berwarna. Otomatis, rasa bosan tak sempat untuk menyapa.

Masalahnya, menentukan tujuan hidup itu ternyata tidak mudah. Waktu saya bercakap-cakap dengan teman saya itu, teman saya juga bingung apa tujuan hidupnya. Barangkali, karena patokan tujuan yang ingin dicapai masih begitu diawang-awang. Contohnya ingin menjadi dokter spesialis misalnya. Itu jelas sebuah tujuan hidup yang bisa dijadikan penggerak untuk semangat. Tapi, tetap saja tidak mempan. Mengapa? Karena masih terlampau jauh. Dan mungkin menurut sudut pandang kita, apa yang kita lakukan saat ini tidak memberikan efek apapun pada tujuan itu.

So, solusinya adalah membedakan tujuan kita. Bedakan saja berdasarkan waktunya. Buat tujuan untuk jangka pendek dan tujuan untuk jangka panjang. Bahkan tujuan dalam jangka sependek mungkin. Tidak perlu terlalu rumit. Misalkan hari ini aku ingin menyelesaikan materi A, atau 1 jam ini aku harus menyelesaikan tugas laporan. Mungkin terasa sepele, tapi dengan target yang kita buat itu, secara tidak langsung waktu kita akan meletup-letup. Dalam satu jam ini, kita akan meletup-letup untuk mengerjakan laporan. Dalam satu hari ini, kita akan meletup-letup untuk menguasai materi A. Kalau sudah meletup-letup begini, berarti sudah bersemangat lagi kan?

Tapi mungkin masih saja ada yang tidak bersemangat. Aku tidak punya tugas laporan, aku tidak punya target harus memahami materi A. Hm, begitu ya? Walaupun rasanya sangat mustahil ada orang yang benar-benar menganggur dalam harinya, tapi tak masalah jika memang itu benar-benar terjadi. Bagaimana cara mengatasinya? Apa yang harus dilakukan? Kalau memang hanya bisa bengong karena kerjaan kosong, sekalian saja bengongnya. Merenunglah. Karena ternyata, kita masih belum bisa mengisi waktu kita dengan kegiatan berharga. Merenunglah, karena dengan jatah umur kita yang terbatas, kita masih saja sempat untuk menganggur dan tidak berbuat apa-apa. Merenunglah, karena dengan usia kita yang sudah terlewati, kita belum menemukan tujuan hidup yang kita cari. Ya, merenunglah. Agar tujuan hidup kita tergambar nyata dan semangat kita kembali menyala.



1 comment: