Follow Us @soratemplates

Thursday 14 July 2011

Kapan Indonesia Maju Kalau Ditinggal Pergi Melulu?

Sebagian besar rakyat Indonesia sering skeptis bertanya, “Kapan Indonesia akan maju?”. Dalam hal A Indonesia tertinggal, di urusan B Indonesia mengekor. Rasanya puisi Taufiq Ismail benar adanya, malu (aku) jadi orang Indonesia. Ah, jangan begitu. Maklum lah, Indonesia memang negara berkembang. Beri Indonesia kesempatan untuk terus berkembang. Tapi, sampai kapankah julukan berkembang itu? Dan mengapa tak segera ganti menjadi maju? Hm, sebenarnya kapan pun bisa. Masalahnya, siapa yang akan membuat Indonesia maju?

Saya sering merasa aneh dengan orang Indonesia. Beberapa teman saya sering mengucapakan impian mereka. “Nanti aku ingin melanjutkan sekolah di luar negeri. Aku ingin kerja di sini (suatu tempat di luar negeri)” Hm…, mimpi yang indah kawan. Saya sangat mendukungnya. Cuma, kenapa harus bekerja di sana?

Sungguh sayang. Saya rasa, Indonesia terlalu berbaik hati, terlalu mengorbankan diri. Indonesia terlalu banyak mengirim TKI, baik secara konotasi atau denotasi. Ya, TKI. Tenaga Kerja Indonesia. Orang Indonesia yang dimanfaatkan kerjanya oleh negara lain. Bukankah banyak mahasiswa Indonesia yang akhirnya menjadi TKI? Ilmu-ilmu yang sudah susah payah ditempuh di negeri orang, tetap saja diaplikasikan untuk kemajuan negeri orang. Sedang kapan Indonesia bisa menikmati ilmu mereka?

Saya cenderung sependapat dengan impian sahabat saya, “Kita sekolah yang tinggi sampai luar negeri. Tapi, kita akan pulang dan mengabdikan diri untuk negeri.” Bukankah ini bagus? Ilmu yang sudah susah payah kita cari, dapat kita aplikasikan untuk negeri sendiri. Harapan untuk menjadi berguna bagi nusa dan bangsa juga lebih nyata. Bahkan bisa jadi di tangan kita lah Indonesia akan jaya.

Saya yakin orang-orang Indonesia itu orang yang hebat. Bagaimana tidak? Keahlian mereka diterima oleh negara asing. Terkadang yang membuat miris, orang itu bangga bisa bekerja di luar negeri. Menduduki posisi hingga tinggi di negeri orang. Masyarakat Indonesia yang lain juga aneh. Justru mengelu-elukan mereka dengan berkata “Ini lho si A, orang Indonesia yang punya posisi penting di Negara X” Wow, aneh. Keahlian kita dibeli asing, kenapa suka?

Sedangkan coba lihat Indonesia. Keahlian terasa carut marut tidak karuan. Seorang ahli mesin bisa saja menjadi pegawai bank. Seorang sarjana pertanian, bisa saja menjadi guru sekolah dasar. Nah, kalau begini, kapan Indonesia akan maju? Orang yang ahli lebih memilih meninggalkan Indonesia. Orang yang sekiranya ahli, tidak bekerja dalam bidang keahliannya.

Mungkin memang tidak semata-mata begitu. Beberapa mengaku, karena di negeri orang mereka diperhatikan. Sedangkan di negeri sendiri, mereka diacuhkan. Hm, bisa jadi begitu. Tapi bisa juga karena mengejar nafsu semata, ingin mengeruk dollar sebanyak-banyaknya.

Semoga saja tidak begitu. Semoga saja mereka di sana hanya berlatih bekerja, sekedar mengeruk cara kerja negara orang. Semoga mereka tidak pergi melulu, bersedia untuk pulang dan membuat Indonesia benar-benar maju. Semoga…, semoga….



3 comments:

  1. Anonymous15 July, 2011

    brain drain ya?
    lagi-lagi seperti biasa banyak solusi tapi minim pengaplikasiannya, karena belum dianggap sesuatu yang mendesak di negara ini. padahal mungkin bisa jadi solusi untuk membangkitkan lagi si 'macan asia'.
    aahhhhhh...::aku cinta indonesia::

    ReplyDelete
  2. siiiiiiiiiip...aku udah kepikiran sama yang ini tapi blm sempat tersalurkan lewat tulisan...hha.Satu kata, as always...joss!

    ReplyDelete
  3. mulane nit, ayo lek nulis. ben ga kedhisikan. hehe..

    ReplyDelete